Kreatif

INILAH KEKUATAN MAGIS LAGU KOPLO, BIKIN LAGU GALAU MALAH JADI LAGU YANG BIKIN BAHAGIA

Akhir-akhir ini lagu koplo jadi makin hits aja. Padahal dulunya penikmat lagu koplo malah diejek kampungan dan lagu koplo itu sendiri disebut sebagai perusak musik dangdut. Padahal, lagu koplo punya kekuatan magisnya sendiri untuk bikin orang hepi.

title

FROYONION.COM - Project Pop pernah bilang, “Dangdut is a musical of my country.”

Tapi di awal tahun 2000-an, orang-orang Indonesia mulai bosen sama lagu dangdut yang terkesan gitu-gitu aja. 

Jadilah para penikmat dangdut di pesisir Jawa Timur khususnya Pantura bikin musik dangdut mereka sendiri. Iramanya lebih cepat, lebih rame, ditambah dengan goyangan-goyangan aduhai yang dilakukan oleh para biduanitanya. Tak terkecuali pemilik bisnis karaoke Inul Vista yang terkenal sama goyang ngebornya. 

Lagu dangdut baru ini kemudian dikenal sebagai ‘koplo’. Dinamakan begitu karena musiknya yang up beat sehingga bisa bikin orang joget, kayak abis menenggak pil koplo (jenis antidepresan). 

Kehadiran musik koplo di tanah air ternyata nggak serta merta menuai respon positif. 

Raja dangdut Indonesia, Rhoma Irama, pernah protes sama penyebutan ‘dangdut koplo’. Menurutnya musik dangdut ya dangdut, koplo ya koplo. Koplo itu nggak bisa disebut dangdut karena goyangannya yang nggak sesuai sama nilai-nilai estetika koreografis katanya. 

Karena ini juga, Inul pernah diceramahin sampe nangis-nangis sama Rhoma Irama. Menurut raja dangdut ini, goyangan ngebor Inul nggak sesuai sama moral bangsa. 

Tapi seiring perkembangan zaman, musik koplo malah makin diterima sama masyarakat luas. Nggak anak kecil, anak muda, sampe orang tua juga demen sama musik koplo. Apalagi setelah momen Farel Prayoga membawakan lagu Ojo Dibandingke di Istana Negara pada 17 Agustus 2022 lalu. 

BACA JUGA: CUMA FAREL PRAYOGA, PENYANYI CILIK ASAL BANYUWANGI YANG  BUAT PAK JOKOWI DAN PARA MENTERI ‘AMBYAR’

Sebutan ‘sobat ambyar’ juga kerap dipakai oleh kalangan anak muda Indonesia yang menikmati musik-musik koplo. Musik yang dulunya dihujat ini malah jadi pemersatu bangsa. Kira-kira, apa ya alasannya? 

Nggak lain karena musik koplo bisa mengubah lagu tergalau sedunia sekalipun, jadi joget-able. 

Banyak lagu koplo yang liriknya menceritakan tentang patah hati. Misal kayak lagu Ojo Dibandingke tadi yang nyeritain seseorang yang ditinggal kekasihnya karena milih orang lain. 

Dari liriknya sih sedih, tapi musiknya tetep dung-tak-des-dung-tak-des-ser, alias bikin pengen joget. 

Cara musik koplo membawakan lagu bertema apapun menjadi ‘joget-able’ ini adalah salah satu alesan kenapa lagu koplo banyak diminati sama beragam kalangan. Apalagi dengan kehadiran media sosial seperti TikTok yang banyak menggunakan lagu-lagu koplo untuk dibikin gerakan dance sampe jadi audio viral. 

Kalo kita lihat penampilan langsung OM New Pallapa, para penontonnya sangat beragam. Mulai dari warga lokal, sampe anak Jaksel yang katanya kekinian banget juga bisa menikmati musik koplo. Nggak heran kalo perkembangan musik koplo juga didukung sama anak muda kreatif yang bikin band ber-genre koplo, kayak NDX A.K.A dan Feel Koplo. 

Malah, sekarang muncul penyanyi dangdut fiksi yang berupa metahuman bernama Laverda Salsabila. Perkembangan ini juga merupakan cerminan positif dari pengaruh musik koplo terhadap industri kreatif Indonesia loh. 

BACA JUGA: LAVERDA SALSABILA, PIONIR ‘METAHUMAN’ DANGDUT YANG MEMBAWA MIMPI BESAR BAGI INDONESIA

Bisa dibilang, musik koplo merupakan evolusi tertinggi musik dangdut Indonesia sampe sekarang. Bahkan sang raja dangdut pun nggak bisa menghentikan selera masyarakat yang kini lebih menikmati dangdut koplo kan? Jadi apakah stigma kampungan di musik koplo masih relevan?

Menurut gue, image musik koplo yang kampungan udah bukan hal yang perlu dipusingin sih. Wong Pak Jokowi aja menikmati musik koplo sampe ‘ambyar’. Masa rakyatnya nggak boleh ikutan? (*/) 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Sehari-hari menulis dan mengajukan pertanyaan random ke orang-orang. Di akhir pekan sibuk menyelami seni tarik suara dan keliling Jakarta.