Esensi

MEMAHAMI ‘FETISH’ DENGAN LEBIH BIJAK

Di kolom yang tayang tiap Senin ini, siapa aja bisa nanya dan bakal dijawab langsung oleh Bang Roy sendiri. Kamu bisa nanya segala macem tema pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan muda-mudi zaman sekarang. Untuk kirim pertanyaan kamu, bisa kirim DM langsung via Instagram @froyonion.

title

Pertanyaan: “Bang Roy, kenapa fetish orang kadang bisa sampe nggak masuk akal?” - @oldenario_


Jawaban

Jujur, kadang gue juga sering bertanya hal yang sama sama lo. Tapi, setelah gue ngobrol banyak sama Sisil, gue jadi paham kalo fetish itu nggak semuanya aneh-aneh. 

Fetish itu ketertarikan pada objek non-seksual. Artinya bisa jadi benda, bisa jadi juga perilaku. 

Makanya, lo bisa bilang fetish itu nggak masuk akal karena justru yang bikin mereka berhasrat secara seksual adalah objek-objek non-seksual. Sebutlah urat-urat di tangan, leher yang bersih, keringet, dan sebagainya. 

Kata Sisil, semua orang pada dasarnya pasti punya fetish. Masalah normal atau enggak, kan sebenernya balik lagi ke norma-norma yang ada di masyarakat karena batasan ‘normal’ cenderung abu-abu. 

Gue juga pernah bahas sejauh mana fetish itu bisa dibilang nggak wajar. 

BACA JUGA: FETISH YANG NGGAK ETIS

Fetish bisa dibilang nggak wajar kalo lo udah terobsesi banget sama dia. Kecanduan deh istilahnya. Kecanduan micin aja kan ada efek sampingnya ya, apalagi fetish. 

Tapi selama dalam batas wajar, punya fetish sah-sah aja kok. Yang paling penting adalah, ketika lo tahu lo punya fetish, lo harus menyalurkan fetish itu dengan cara yang benar dan ke orang yang tepat.

Maksudnya?

Ya lo nggak memaksakan fetish lo ke orang lain. Mungkin gue cerita dikit kali ye.

Dulu, gue punya temen. Awalnya dia keliatan normal-normal aja. Tapi, berbulan-bulan temen sama ni orang, dia makin nunjukin gelagat yang aneh. 

Nggak perlu gue jelasin deh ya gelagatnya. Yang jelas, singkat cerita ternyata ‘gelagat’ itu adalah fetish-nya. 

Gue sebagai ‘korban’ dari kepuasan dia menyalurkan fetish-nya, jelas ngerasa dilecehin dong. Karena, gue nggak ngasih consent untuk memperbolehkan dia menyalurkan fetish itu ke gue. 

Makanya, lakukanlah fetish lo itu dengan orang yang tepat. Lebih baik sih ke pasangan sendiri ye. Jangan ke pasangan orang lain!

Terus, tanya ke orang tersebut apakah boleh lo menyalurkan fetish lo itu ke dia. Kalo boleh, ya sudah lakukan. Kalo enggak, ya jangan maksa. 

Contohnya, eksibisionis dan voyeur. Eksibisionis kan orang yang fetish-nya adalah memamerkan alat vitalnya di depan orang lain. Sedangkan voyeur adalah orang yang fetish-nya suka ngeliatin orang yang kayak eksibisionis ini. 

Kalo mereka saling share fetish-nya, ya sah-sah aja selama kedua pihak ngasih consent

Dah, begitu pokoknya. Semoga bisa ngasih pencerahan ye buat lo. (*/Phot credit: Deon Black via Unsplash.com)

BACA JUGA: KAITAN HORMON SEKS DAN PILIHAN KARIER

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Bang Roy

Bang Roy