Tips

CARA BERTAHAN DARI KEHIDUPAN KAMPUS YANG PENUH UNSUR POLITIK

Di kolom yang tayang tiap Senin ini, siapa aja bisa nanya dan bakal dijawab langsung oleh Bang Roy sendiri. Kamu bisa nanya segala macem tema pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan muda-mudi zaman sekarang. Untuk kirim pertanyaan kamu, bisa kirim DM langsung via Instagram @froyonion.

title

Pertanyaan: “Bang Roy, bisa gak sih kita survive di kampus tanpa terpapar doktrin unsur politik ketika gabung organisasi kampus atau himpunan?” -@al*****

Jawaban:

Kehidupan kampus (di kampus mana aja) emang kental unsur politiknya. Jangankan mahasiswa, rektor pun biasanya juga ikutan politik kampus. Misalnya di kampus gue dulu, rektornya tuh berafiliasi ke partai politik dan organisasi mahasiswa eksternal tertentu.

Hal itu udah gak bisa dipungkiri. Bahkan sangat mungkin, kalau dia menjadi rektor atas dukungan partai politik, lewat civitas akademika lainnya yang merupakan seorang partisan. Lalu bagaimana dengan unsur politik di organisasi kampus atau himpunan?

Unsur politik ini emang banyak banget. Mulai dari pemilihan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), pemilihan ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), hingga pemilihan ketua himpunan. Namun, hal semacam ini adalah hal yang lumrah.

BACA JUGA: 5 KEGIATAN BERFAEDAH UNTUK UPGRADE DIRI LO SELAMA LIBUR SEMESTER

Seiring waktu lo bakal menyadari kalau BEM, UKM dan himpunan berafiliasi pada golongan atau kelompok tertentu. Hal kayak begitu bakal terlihat dengan sendirinya. Dengan menyadari tujuan mereka, lo pun bisa menghindar atau menjauhkan diri lo dari paparan doktrin mereka.

Padahal sebagai mahasiswa, lo bisa memaksimalkan kemampuan dan cara pandang berpikir lo terhadap segala sesuatu yang terjadi. Mahasiswa yang terpapar doktrin cenderung nurut dan pola berpikirnya terkurung dalam sangkar.

Gue menemukan mereka hanya mau membaca atau mengikuti forum yang sesuai dengan golongan mereka. Bahkan hanya berteman dengan kawan yang satu golongan. Namun, tidak semua yang menelan gagasan doktrin menjadi seperti itu. Sebagian yang lain juga tetap asyik dan mau berteman dengan banyak orang.

Cara pertama bertahan ialah dengan membuka pikiran seluas-luasnya bisa jadi menjauhkan lo dari doktrin yang beracun. Lo harus berpikir kritis, skeptis alias tidak mudah percaya, sekaligus mencoba untuk berprasangka baik atau tidak mudah melakukan labelling.

Cara kedua ialah sebagai mahasiswa, lo juga perlu mengetahui persepsi atau pendapat orang dari selain golongan lo. Dengan begitu, wawasan lo semakin terbuka, serta lo bisa lebih memahami dan menghargai pendapat orang lain.

Mahasiswa yang terpapar doktrin politik sangat mungkin memandang hidup ini hanya ada ‘hitam dan putih’ alias benar dan salah. Padahal salah dan benar pun kebanyakan bersifat relatif.

Cara ketiga, lo sebagai mahasiswa (khususnya anak FISIP) perlu untuk menghadiri berbagai forum dan diskusi guna mengasah kerangka berpikir yang lo punya. Dengan mengikuti berbagai forum dan diskusi, lo bisa bertemu dengan banyak orang dari latar belakang yang berbeda, membuka wawasan lo, sekaligus menambah teman.

BACA JUGA: ORGANISASI KAMPUS VS PENGALAMAN KERJA: LEBIH PENTING YANG MANA?

Mungkin lo iri dengan mereka yang bergabung dengan organisasi tertentu dan memiliki banyak teman. Lo pun bisa mencari dan mendapatkan teman dengan berbagai cara, tidak harus mengikuti pandangan politik mereka dulu baru berteman.

Lo bisa bergabung dengan komunitas hobi atau berteman dengan tetangga kos yang bebas dari unsur politik. Tiap orang memiliki anggapan benar versi pendapatnya masing-masing, tapi bukan berarti mereka atau lo harus memaksakan anggapan tersebut kepada orang lain.

Tiap orang bebas untuk berpendapat dan berekspresi, begitu juga dengan lo, Civs. Pilihlah pandangan politik atau cara hidup yang sesuai dengan diri lo—atau nyaman untuk lo anut. Yang terpenting adalah lo tidak memaksakan pandangan lo ke orang lain, apalagi sampai menyakiti. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Bang Roy

Bang Roy