Food

KENAPA RESEP MASAKAN DI INTERNET NGGAK SESUAI EKSPEKTASI?

Kenapa bisa gitu ya? Padahal nggak ada resep makanan yang kelewat? Mari kita bahas bersama!

title

FROYONION.COM - Zaman semakin maju dan internet telah menjadi andalan umat manusia. Apapun yang kita butuhkan semuanya sudah ada di internet, termasuk dalam urusan dapur yang menjadi kebutuhan primer manusia.

Sekarang kita nggak perlu repot-repot nyari resep makanan dari majalah, buku, maupun sampai ikut cooking class. Lewat internet, kalian bisa cari resep sesuka hati dengan bahan dan teknik masakan yang mudah banget buat dilakuin. Sangat praktis karena nggak perlu keluar duit lebih banyak.

Masalahnya, kita sering terjebak antara dunia maya dan kenyataan. Sering banget saya temui keluhan warganet dengan hasil masakannya berdasarkan resep di internet. Banyak yang menyesal karena nggak sesuai sama ekspektasi, padahal panduan resepnya diikuti dengan benar. Pertanyaannya, kenapa ya masakan yang ngambil resep dari internet hasilnya sering nggak memuaskan? Jawaban ini sekaligus menyarankan kalian agar tidak menelan mentah-mentah informasi di internet

1. NGGAK JUJUR

Kalian diminta menyiapkan bahan masakan sesuai instruksi di internet. Sayangnya, ada kebohongan yang harus dirahasiakan ke kalian. Apa saja itu?

Jika kalian punya hobi memasak, seharusnya kalian tahu bahwa ada yang membedakan masakan satu dengan lainnya. Contoh misalnya membandingkan ayam goreng milik restoran amerika dengan abang-abang PKL. Dari aroma dan rasa, orang awam sekalipun juga lebih suka ayam goreng buatan restoran. Kok bisa kayak gitu padahal sama-sama jual ayam? Jawabannya cuma satu: bumbu rahasia!

Nggak semua bahan masakan adalah bumbu rahasia, tetapi yang namanya bumbu rahasia sudah termasuk bagian masakan. Bumbu-bumbu dasar dari ayam goreng di atas sudah pasti sama kayak tepung dan telur. Yang membedakannya adalah bumbu lain yang nggak semua orang tau. Mereka melakukannya demi kepentingan bisnis agar bisa bersaing. Sekarang coba pikirin deh orang mana yang mau usahanya dicontek orang lain? Jatuhnya malah rugi kan?

Perumpamaan di atas juga berlaku yang sedang kita bahas sekarang. Orang mungkin ikhlas ngasih resep dengan cuma-cuma, tetapi nggak ikhlas ngasih bumbu rahasia sembarangan. Membuat bumbu rahasia itu sudah kayak kita belajar rumus kimia waktu sekolah. Ceroboh sekali saja hasilnya sudah beda. Maka dari itu, tarif buat belajar di sekolah masak sampai bikin dompet tipis supaya menghasilkan koki yang berkualitas.

Bisa nggak kita dapetin resep rahasianya? Bisa banget kok! Kalau mau masak dengan nyata, kalian bisa mengikuti program cooking class dengan tarif mulai dari ratusan hingga jutaan rupiah. Kemahalan? Tenang, guys. Pengguna Quora di sini juga merekomendasikan membaca buku masak jadul yang jauh lebih jujur dari bahan sampai teknik memasak. Dengan membeli buku tersebut, kalian secara tidak langsung membeli resep rahasianya sesuai tarif yang ditetapkan.

2. KEJAR TAYANG

Konten kreator di internet juga sedang bersaing satu sama lain. Bukan karena resepnya, melainkan buat SEO dan FYP

Buat SEO dulu nih. Pernah kepikiran nggak kenapa waktu kita nulis ‘resep’ di mesin pencari keluarnya banyak? Dan kenapa website resep A ada di tingkat teratas dibanding sing B? Itulah yang dinamakan SEO

Singkat saja, SEO merupakan kepanjangan dari Search Engine Optimization yang mengupayakan sebuah website berada di posisi teratas saat pengguna mengetik kata kunci. Karena kreator website lebih mengutamakan SEO dibanding kualitas resep, maka hasil yang diberikan sering dikeluhkan konsumen. 

Contoh kayak masakan yang sedang viral seperti ayam goreng bawang putih. Mumpung momennya masih rame, semua website masak saling bikin resep menu tersebut. Masalahnya nih, mereka nggak mentingin kualitas melainkan kuantitas supaya dapat iklan lebih banyak dan menjadi pilihan teratas. Justru resep yang diberikan mayoritas nggak ada bedanya dengan yang lain. Masalah kayak gini juga dikeluhkan sama pengguna Reddit. Mereka merasa kesulitan mencari resep di internet akibat sistem SEO sekarang. 

Bukan hanya SEO, masalah ini juga merambah sampai FYP. Konten kreator sekarang juga sedang mengejar kontennya supaya FYP agar bisa di-endorse. Sayangnya, mereka nggak melakukan proofing resep sebelum dibuat konten. Kalau hasilnya gagal, mereka cukup beli hasil jadi (bisa beli via online maupun offline) dengan teknik plating yang meyakinkan. Nggak heran kita ketipu. Mereka juga nggak coba ngecek dulu kan?

Jadi sekarang kita sudah tahu kenapa resep masakan di internet hasilnya kurang memuaskan. Yang pertama karena nggak jujur dan kedua karena kejar tayang. Banyak sekali konten kreator memberikan resep gratis tanpa memberikan bumbu rahasia. Padahal seperti yang kita tahu, bumbu rahasia merupakan komponen penting dalam masakan. Menguranginya akan membuat lidah terasa aneh serta rasanya tidak otentik seperti aslinya.   

Desakan konten juga berpengaruh pada kualitas resep. Bagi konten kreator, FYP dan SEO adalah kewajiban yang nggak boleh ditinggal. Sehari saja mereka absen akan membuat mereka ketinggalan dengan pesaing. Di sisi lain, tidak mungkin mereka membuktikan resep terlebih dahulu karena dikejar waktu. Oleh karena itu, nggak heran jika resep yang mereka tunjukkan merupakan resep umum di mana orang awam sekalipun juga tahu. Kalaupun waktu take video masakannya gagal, masih bisa diakali dengan membeli hasil jadi kemudian di-plating supaya hasilnya menarik. 

Itulah dua alasan mengapa resep masakan di internet hasilnya sering nggak memuaskan. Saya nggak punya saran terbaik buat kalian selain yang telah tertulis di atas. Atau dari kalian di sini punya rekomendasi website resep masakan yang kualitasnya nggak perlu diragukan? Silahkan komen di bawah ya! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Haekal Ali

Mahasiswa yang gabut nulis sesuai jurusannya.