Stories

RENALDI AZHAR MEMBAWA MISI BESAR BAGI PARIWISATA INDONESIA LEWAT ‘YOURNEY’

Renaldi Azhar, mahasiswa Teknik Komputer Telkom University bersama timnya mengembangkan aplikasi mobile demi mendukung pemulihan sektor pariwisata di Indonesia.

title

FROYONION.COMZaman sekarang, keberadaan mobile apps yang bisa diunduh kapanpun dan di manapun tentunya membantu kehidupan kita. Nggak cuma kehidupan personal aja, banyak pengembangan sektor-sektor bisnis, sosial, serta sektor vital lainnya dalam suatu negara yang didukung oleh pemanfaatan teknologi mobile ini. Yang dulunya serba ribet dan manual, sekarang jadi lebih ringkas dan praktis dengan kehadiran mobile apps

Cukup dengan gadget yang lo pegang sehari-hari, lo bisa melakukan banyak hal dan mengetahui banyak hal juga. Oleh karena itu, rasanya makin banyak individu-individu dari seluruh dunia yang berlomba-lomba dalam menciptakan aplikasi mobile, Civs.

Salah satu contoh dari pemanfaatan teknologi mobile apps ini adalah penciptaan apps bertema pariwisata yang bertajuk “Yourney”

Aplikasi mobile yang satu ini bisa memberikan informasi kepada wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk menentukan pilihan destinasi wisata apa yang harus dikunjungi dan dilakukan di suatu daerah di Indonesia berdasarkan minat user-nya.

Aplikasi ini dikembangkan oleh tim yang dikepalai Renaldi Azhar, seorang mahasiswa asal Telkom University dengan jurusan Teknik Komputer.

Program Bangkit 2022 yang diinisiasi oleh Google. (Sumber: Image Dynamics)
Program Bangkit 2022 yang diinisiasi oleh Google. (Sumber: Image Dynamics)

Tim besutan Renaldi ini berhasil terpilih menjadi salah satu dari Top 15 proyek yang memperoleh mentor industri dan dana inkubasi sebesar Rp140 juta dari Google dan DRTPM Ditjen Diktiristek, Civs. Keren banget ya?

Renaldi adalah salah satu dari sekian banyak mahasiswa yang ikut program Bangkit 2022. Dengan perkembangan teknologi yang cepat dan masif, tentunya lo juga penasaran kan, gimana cara Renaldi membuat sebuah tim dan menciptakan aplikasi yang nggak cuma keren, tapi juga punya misi yang besar bagi kemajuan industri pariwisata di Indonesia?

KETERTARIKAN RENALDI DENGAN PROGRAM BANGKIT 2022

Awalnya, lewat program Kampus Merdeka, Renaldi bergabung dengan Bangkit 2022 yang diinisiasi oleh Google.

Bangkit 2022 ini jadi salah satu pilihan studi Kampus Merdeka yang paling banyak diminati mahasiswa, Civs. Pada tahun perkuliahan genap 2022 ini, program Bangkit membuka dua jenis tugas akhir yang bisa lo pilih. 

Pertama, ada Product-Based Capstone Project, yang mengharuskan lo untuk berinovasi dalam membuat solusi produk untuk permasalahan di ranah publik, kayak lingkungan, kesehatan, ketahanan, dan ekonomi. Terus, untuk yang kedua, ada Company-Based Capstone Project, yang mengharuskan lo untuk mengasah kemampuan problem solving guna menjawab tantangan riil dari industri yang ada di Indonesia.

Nah, dua jenis tugas akhir itu bisa lo pilih dan tempuh berdasarkan learning path yang disediakan sama Google sebelumnya. Ada 3 learning paths yang tersedia, yaitu Machine Learning, Mobile Development, dan terakhir adalah learning path yang dipilih oleh Renaldi, yaitu Cloud Computing.

“Selain belajar Cloud Computing, kita juga belajar basic, kayak ngoding secara basic, terus soft-skill dan hard-skill lainnya, terus ada online lab juga,” jelas Renaldi.

Kebetulan, ada beberapa mata kuliah dalam prodi Teknik Komputer yang memperkuat alasan Renaldi untuk ikutan Bangkit, yaitu Kewirausahaan dan Project Management. Renaldi jadi makin tertantang untuk mengaplikasikan ilmu yang dipelajarinya di kampus dalam menciptakan Yourney sebagai tugas akhirnya di Bangkit 2022.

PENGEMBANGAN APLIKASI YOURNEY

Terus, muncul pertanyaan: “Kenapa app ini bertema pariwisata?” 

“Saya melihat di bulan Juni–Juli, di mana PPKM udah mulai dilonggarkan. Gimana caranya saya bisa ningkatin [pariwisata] lagi. Tertantang banget untuk menyelesaikan permasalahan di sektor pariwisata ini,” jawabnya.

Yourney memanfaatkan teknologi machine learning demi mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia. (Sumber: Renaldi Azhar)
Yourney memanfaatkan teknologi machine learning demi mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia. (Sumber: Renaldi Azhar)

Setelah dari masa inkubasi di pertengahan tahun 2022 kemarin, Renaldi dan timnya melakukan proses Research & Development (R&D). Mereka turun ke lapangan, melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada ‘calon’ wisatawan, bertanya perihal apa yang diharapkan wisatawan ketika sedang traveling, sembari mengkomparasi aplikasi yang dikembangkan mereka dengan aplikasi yang dimiliki kompetitor, Civs.

Hasilnya, banyak dari responden yang punya concern tentang ketidaktersediaan akses transportasi menuju destinasi wisata tertentu, yang bisa berujung batalnya rencana wisata, atau nggak berkembangnya spot wisata di suatu daerah tertentu.

Masalah ini rupanya juga punya kaitan dengan bagaimana hubungan yang terjalin antara Renaldi sebagai pengembang aplikasi pariwisata dengan key partners yang dimiliki, Civs. Karena semakin banyak partner yang ikut ‘bergotong-royong’, maka bakal semakin mudah juga masalah itu bisa terselesaikan.

Dan guna menggaet lebih banyak key partners dalam kesuksesan aplikasi serta misi besar yang dibawanya, Renaldi membeberkan langkah-langkah networking yang doi dan timnya jalani.

“Yang pertama, siapin dokumen penting kayak business planpreview perusahaan, dan sebagainya (penting banget! Supaya key partners tahu bahwa perusahaan / proyek yang lo kembangkan itu real dan nggak dianggap main-main). Lalu, kita juga menghubungi potential key partners (travel agent, penyedia akomodasi, dan semacamnya), membeberkan pembagian hasil dan hal-hal seperti itu,” jelas Renaldi lebih lanjut.

Lalu, apa sih yang membedakan Yourney dengan aplikasi wisata lainnya?

Aplikasi wisata pada umumnya merekomendasikan destinasi tertentu berdasarkan recent activity dari user di dalam aplikasi itu sendiri. Sedangkan Yourney punya approach yang beda, Civs.

Dengan pengembangan machine learning yang diinisiasi oleh Renaldi dan timnya, Yourney bisa ‘menebak’ dan merekomendasikan destinasi wisata berdasarkan user interest yang didapatkan dari media sosial yang dimiliki oleh user, terutama dari Twitter

Lebih lanjut, dalam masa R&D, Renaldi dan timnya nggak hanya mengembangkan machine learning yang bisa membaca user interest berdasarkan isi tweet, tetapi juga berdasarkan foto atau video yang di-upload di linimasa Twitter dengan menggunakan teknologi Computer Vision.

Pengembangan machine learning ini juga nggak mudah, Civs. Kata Renaldi, salah satu tantangan dalam pengembangan aplikasi Yourney adalah faktor internal, yaitu anggota tim yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Renaldi Azhar dan tim pengembang Yourney. (Sumber: Renaldi Azhar)
Renaldi Azhar dan tim pengembang Yourney. (Sumber: Renaldi Azhar)

Renaldi mengakui, chemistry agak sulit dibangun kalau ngobrolnya cuma lewat online chat atau online meeting. Akhirnya, Renaldi dan tim memutuskan untuk melangsungkan meeting secara langsung setiap bulannya di Bandung.

“Memang sudah jadi ketentuan dari Bangkit, di mana 6 anggota tim memang harus berbeda universitas. Komunikasi jadi lumayan [sulit],” tambah Renaldi, yang memang menganggap kendala ini jadi sebuah tantangan yang harus ia dan tim lalui.

ANAK MUDA KREATIF HARUS PENASARAN DAN MAU ‘NGULIK’

Dari pengalaman Renaldi sebelumnya, ia berpesan buat anak-anak muda kreatif yang mau mengembangkan sebuah bisnis digital untuk mau mencari tahu sebuah masalah yang mau diselesaikan. Nggak perlu masalah yang terlalu besar yang rasanya agak sulit untuk dipecahkan, yang penting masih terasa realistis untuk dicari solusinya dan diusahakan bersama dengan partner kerja dengan visi serupa.

“Kita juga harus tahu target market. Kalau kita ngasal target-nya, nanti bakal miss dan nggak tepat manfaat terciptanya aplikasi kita,” ujar Renaldi.

Ia juga menambahkan, bahwa risk management adalah salah satu hal yang penting dipelajari, terutama kalau lo mau mengembangkan bisnis atau proyek tertentu.

Time management juga penting. Misalnya setiap ada tugas lebih baik dicicil dari jauh hari, jangan pernah kerjakan dekat deadline. Jangan lupa juga untuk memanfaatkan tools kayak Trello, atau Slack, jadi bisa tracking progress kita,” pungkas Renaldi.

Sebagai penutup, Renaldi dan timnya juga membuka peluang kerja sama buat lo ataupun para pengusaha travel agent di Indonesia yang mau bersama-sama mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia. Kalau lo penasaran dan merasa tertarik, lo bisa cek langsung di Instagram ataupun LinkedIn mereka, ya.

Semoga ke depannya, aplikasi Yourney bisa jadi jawaban tentang masalah pemulihan sektor pariwisata di Indonesia, Civs. 

Nggak lupa juga, buat lo yang punya minat untuk mengembangkan bisnis digital, jangan pernah malu buat sering-sering diskusi dengan orang yang punya ketertarikan yang sama, dan pertahankan rasa penasaran yang tinggi, supaya informasi serta ilmu lo semakin berkembang dan nggak stuck di situ-situ aja, Civs! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Garry

Content writer Froyonion, suka belajar hal-hal baru, gaming, dunia kreatif lah pokoknya.