Fashion

KOLEKSI ‘MASA RANI’ JADI ANDALAN TOBATENUN UNTUK TAMPIL DALAM JFW 2024

“Masa Rani” dalam bahasa Batak Karo artinya adalah Masa Panen. Sejumlah 16 mode dalam koleksi Masa Rani oleh Tobatenun hadir pada Jakarta Fashion Week 2024.

title

FROYONION.COM - Jakarta Fashion Week (JFW) merupakan acara fashion tahunan yang bergengsi. Pada acara tersebut, Tobatenun hadirkan koleksi terbarunya yang berjudul “Masa Rani: A Season of Bounty” di panggung JFW di Pondok Indah Mall 3, pada Selasa (24/10).

Koleksi ini terinspirasi dari motif tradisional khas Batak Karo, Sumatera Utara. Sebagaimana produk fashion rilisan Tobatenun lainnya, koleksi Masa Rani turut mengusung konsep sustainable fashion dengan memerhatikan lingkungan dalam pembuatannya. 

Tobatenun adalah brand tekstil yang berkomitmen dalam melestarikan warisan budaya dan memajukan seni kain tenun. Brand ini pun turut membangun dan mengembangkan komunitas pengrajin yang menjadi akar dari filosofi perusahaan fashion ini. 

DEBUT TOBATENUN DALAM JFW 2024

Menjadi bagian dalam JFW 2024 merupakan momen bersejarah bagi brand Sumatera Utara ini dengan debutnya di panggung prestisius tersebut. Momen ini sekaligus menjadi sebuah penghargaan bagi para partonun atau pengrajin yang merupakan bagian dari Tobatenun.

“Kehadiran perdana Tobatenun di Jakarta Fashion Week adalah langkah berarti bagi kami dalam menghadirkan koleksi ready to wear yang berkelanjutan,” ujar Kerri na Basaria, founder & CEO Tobatenun. 

“Komitmen Tobatenun untuk melestarikan budaya, khususnya kain tenun Batak, tidak akan terwujud tanpa kontribusi berharga dari berbagai mitra kami, para partonun, dan komunitas yang terus kami kembangkan, yaitu Jabu Borna dan Jabu Bonang,” tambahnya. 

BACA JUGA: APA SIH BEDANYA 'STYLE' DAN 'LOOK' DALAM FASHION?

Tobatenun dalam Jakarta Fashion Week 2024
Deretan koleksi “Masa Rani” oleh Tobatenun dalam Jakarta Fashion Week 2024. (Foto: JWF 2024)

“Masa Rani” dalam bahasa Karo berarti “Masa Panen”. Koleksi ini merupakan cerminan keragaman budaya dan kekayaan hasil bumi Kabupaten dan Puak Karo. 

Daerah Karo terkenal sebagai produsen padi, buah-buahan, dan bunga-bungaan. Produk pertanian asal Karo turut diekspor ke luar negeri, misalnya Malaysia. 

Tobatenun mengambil inspirasi dari kekayaan alamnya untuk menciptakan koleksi 'Masa Rani' dengan beragam warna seperti fir green yang mencerminkan tanaman padi, dan sun kissed coral yang menggambarkan berbagai hasil bumi, seperti bunga dan buah. 

Koleksi ini menampilkan motif kontemporer yang terinspirasi oleh Uis Beka Buluh, sebuah motif tradisional dari kelompok masyarakat Batak Karo. Motif ini biasanya digunakan dalam berbagai acara suka cita maupun duka cita, dan dikenakan oleh laki-laki dengan cara melipat kain menjadi segitiga di pundak. 

BACA JUGA: LAPO RAMPAK: KENALKAN PRODUK KULINER KHAS BATAK DENGAN SEMANGAT KEBERSAMAAN

Pada koleksi “'Masa Rani”, terdapat motif-motif kontemporer yang merupakan gabungan dari unsur tradisional dengan kontemporer yang ciptakan sebuah harmoni visual dalam bentuk fashion.

Motif-motif yang terinspirasi dari tradisi agrikultur Puak Karo adalah cerminan dari bagaimana Tobatenun terus berinovasi dalam memadukan kekayaan warisan budaya dengan tren fashion. Penggabungan tersebut membuat kain tenun menjadi tetap relevan terhadap dunia fashion masa kini.

Dalam koleksi berisi 16 tampilan ini, Tobatenun menggunakan pewarna berbahan alami. Hal ini turut menjadikannya langkah konkret dalam mendukung keberlanjutan alam seluruh proses produksi produk mode dengan dampak lingkungan yang minimal.

"Perjalanan kami dimulai pada tahun 2018 dengan tekad dan harapan sederhana, yaitu melestarikan kain tradisional Batak. Hadir di panggung Jakarta Fashion Week 2024 adalah sebuah pencapaian penting bagi Tobatenun, dan ini tidak terwujud tanpa dukungan yang tulus dari para partonun,” ujar Kerri.

KOMUNITAS PENGRAJIN TOBATENUN

Berdiri sejak 2018, Tobatenun merilis berbagai koleksi yang mencakup koleksi ready to wear, kain tenun tradisional, kain tenun kreasi yang modern, hingga beragam aksesoris. Semua koleksi tersebut dapat dilihat langsung di studio Tobatenun, Sopo Del Office Tower & Lifestyle, Kuningan, Jakarta. 

Dalam hal ini, pengembangan komunitas yang ada oleh Tobatenun merupakan aspek penting untuk mendorong keberlanjutan dalam ekosistem yang sudah dibangun. Komunitas ini turut melibatkan banyak pengrajin dan seniman di berbagai wilayah, mencakup kreator tradisional dan kontemporer. 

Komitmen ini terus dijaga dan hingga kini telah menjalin kerja sama dengan sejumlah 226 pengrajin di Sumatera Utara, menjangkau dua kota (Siantar dan Medan) dan sejumlah kabupaten (Tapanuli Utara, Samosir, Toba, Dairi, Simalungun, Humbang Hasundutan, dan Labuhan Batu Utara). 

Jaringan kemitraan yang luas ini turut memberdayakan pengrajin dan seniman, mendukung usaha kecil dan menengah, serta melestarikan kekayaan budaya dan adat istiadat setempat. 

BACA JUGA: TETAP STYLISH DENGAN ‘SUSTAINABLE FASHION’, EMANG BISA?

Tobatenun terus berupaya dalam pemberdayaan perempuan di Sumatera Utara untuk dapat memberikan kontribusi positif bagi industri mode dan kreatif di Indonesia. 

Tidak hanya berperan dalam keterampilan menenun, tetapi juga dalam aspek mental sebagai perempuan dengan memberikan pengetahuan yang holistik. 

Tobatenun berkomitmen untuk menegakkan prinsip kompensasi yang adil kepada para pengrajin, yang sebagian besarnya adalah perempuan. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. 

Sustainable fashion yang diusung oleh Tobatenun membuatnya terus menjadi kreatif dalam memanfaatkan kain sisa produksi untuk meminimalkan limbah. 

Dari kain sisa tersebut, Tobatenun menciptakan berbagai produk daur ulang, termasuk pakaian siap pakai, tas, dekorasi rumah, aksesori, dan karya seni. 

Lalu dari limbah cair sisa produksi, Tobatenun melakukan penyaringan terlebih dahulu sehingga tidak mencemari air dan tanah di wilayah tersebut.

“Kami percaya bahwa melalui pendekatan berkelanjutan, kita dapat menciptakan perubahan yang signifikan dalam kehidupan para pengrajin di Sumatera Utara,” ujar Melvi Tampubolon, Partner & COO Tobatenun. “Kami berusaha keras untuk memastikan bahwa kepercayaan ini tidak hanya ada dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan.” 

Tobatenun berkomitmen untuk terus memperluas cakupan inisiatif pengembangan komunitanya dengan harapan, bahwa lebih banyak perempuan di wilayah Sumatera Utara akan merasakan manfaat dari pendidikan dan pelatihan yang ditawarkan Tobatenun. 

“Kami berharap bahwa para pengrajin [Tobatenun] akan meraih potensi mereka secara maksimal. Tidak hanya dalam bidang seni kain tenun, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memberikan alat-alat dan pengetahuan yang diperlukan, kami membantu mereka membangun masa depan yang lebih baik," tambahnya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung