Fashion

TETAP STYLISH DENGAN ‘SUSTAINABLE FASHION’, EMANG BISA?

Sering belanja untuk tetap tampil ‘up-to-date’ dengan fashion trends terkini? Jangan ragu untuk terapkan 'sustainable fashion' seperti ulasan berikut!

title

FROYONION.COM - Selain karena fear of missing out (FOMO), sebagian besar dari kita pasti ‘up-to-date’ dengan tren fashion terkini agar tampil lebih nyaman dan percaya diri. 

Mulai dari Y2K fashion, gaya tahun 80'an, sampai old money vibes style, akhir-akhir ini sedang menjadi tren fashion yang marak digunakan, khususnya oleh anak-anak muda. 

Beda jenis event, tentunya beda juga style berpakaian yang kita ekspresikan. Sekali dipakai di akun Instagram, cari baju baru karena takut dikatain ‘ketinggalan zaman’, atau “baju lo kok itu-itu aja sih”. 

Beragamnya perkembangan tren fashion yang sangat cepat ini, membuat banyak sekali fashion brands yang memproduksi jenis pakaian tertentu dengan cepat dan dalam jumlah banyak. 

Tak hanya itu, ketika terjadi pergeseran tren fashion sedikit saja, mereka pasti akan segera mengganti stok dan display pakaian dalam waktu cepat sesuai dengan demand pasar. 

Hal inilah yang kita kenal sebagai, ‘fast fashion’. Istilah produksi fashion ini lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas untuk memenuhi selera pasar yang terus berubah. 

Namun sayang, adanya fenomena fast fashion ternyata memberikan ancaman luar biasa bagi lingkungan. 

Warna-warna cerah, motif, dan tekstur kain yang menjadi daya tarik industri fashion, didapatkan dari bahan kimia beracun yang menyumbang peranan besar dalam pencemaran air dan gas. 

Cepatnya pergantian selera pasar, juga menyumbang kuantitas yang besar bagi limbah tekstil ke lingkungan. 

Bukan berarti kita tidak bisa mengikuti fashion trends di luar sana, tetapi fashion trends satu ini nampaknya wajib untuk kita ikuti, yaitu ‘sustainable fashion’. 

Sustainable fashion menerapkan aspek produksi ‘slow fashion’. 

Sederhananya, slow fashion merupakan produksi fashion yang lambat dan mengutamakan masa pakai yang lama untuk suatu produk sehingga tercapailah sustainable fashion

Oleh karena itu, produk slow fashion harus menggunakan kualitas bahan dengan daya tahan tinggi serta proses produksi yang cukup lama. 

Lalu akan muncul berbagai pertanyaan dan kekhawatiran, apakah kita masih bisa tampil stylish dan percaya diri dengan ‘sustainable fashion’ ini? Jangan khawatir, yuk simak beberapa tips berikut untuk tetap tampil percaya diri dengan sustainable fashion.

KENALI GAYA BERPAKAIAN

Pernah melihat iklan pakaian yang lagi tren di marketplace dan tertarik untuk membeli, tetapi setelah kita coba ternyata bajunya tidak nyaman dan tidak sebagus saat dipakai oleh model iklan tersebut? 

Inilah pentingnya kita kenali gaya berpaikaian kita. Mulai dari bentuk atau cutting-an bahan yang sesuai dengan bentuk tubuh kita, warna yang cocok, bahkan aksen pakaian seperti apa yang bisa mencerminkan siapa diri kita, penting untuk kita tentukan dari sekarang sehingga pilihan pakaian kita akan selalu nyaman, terarah, dan terhindar dari ‘impulsive buying’. 

MIX AND MATCH ISI LEMARI 

Permasalahan sebagian besar dari kita adalah kita tidak sadar bahwa sebenarnya kita punya banyak baju yang menumpuk di lemari pakaian. Oleh karena itu, seringkali kita bingung harus memakai baju apa untuk pergi. Tak jarang juga, kita berakhir dengan keputusan membeli baju baru. 

Luangkan waktu untuk membongkar isi lemari kamu dan lakukan mix & match pakaian kamu yang masih layak sehingga tidak terbengkalai sia-sia di dalam lemari. Siapa tahu, kita juga lupa kalau ternyata kita punya baju bagus yang jarang kita gunakan. 

UPCYCLING 

Bosan dengan style baju kamu yang sudah dipakai berulang kali atau mungkin banyak pakaian lamamu yang sudah tidak layak pakai? Mungkin upcycling bisa menjadi pilihan yang tepat untuk tetap mempertahankan pakaian lamamu agar tidak menjadi sampah. 

Mulai dari menggabungkan pakaian, mengubah model, sampai menambahkan hiasan ke pakaian lamamu bisa menjadi langkah yang tepat untuk tetap tampil menarik tanpa menghasilkan banyak sampah. 

Tak hanya itu, dengan melakukan upcycling kita juga bisa mengisi waktu luang dan melatih kreativitas kita. Bahkan, upcycling bisa menjadi salah satu pilihan aktivitas untuk self-healing

SWAPPING 

Swapping clothes dengan teman atau kerabat bisa menjadi opsi untuk memperbarui isi lemari kita. Alih-alih membeli yang baru, barter atau menukar baju, sepatu, bahkan perhiasan dengan milik orang lain membuat kita mendapatkan new cute stuffs tanpa harus mengeluarkan uang. Barang-barang lama yang sudah enggan kita gunakan kembali pun, bisa kembali berguna di tangan orang baru. 

PRELOVED AND DONATE 

Selayaknya swapping clothes, kita bisa menjual pakaian lama kita sehingga akan berguna kembali. Sebagai imbalannya, kita akan mendapatkan uang yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan barang baru atau kebutuhan yang lain. 

Kalau kalian merasa preloving barang kalian terlalu rumit dan kalian melihat banyak sekitar kalian yang membutuhkan barang yang kalian punya, kalian bisa memberikan atau menyumbangkan pakaian kalian yang masih layak kepada teman-teman yang lebih membutuhkan.

Baju, sepatu, tas, atau perhiasan lain yang awalnya hanya menumpuk di ruang penyimpanan tentu akan berguna dan bernilai kembali bagi orang yang tepat. 

THRIFT

Beberapa tahun terakhir, thrift shop barang impor menjamur di berbagai tempat dan digandrungi oleh banyak penikmat fashion dari berbagai kiblat. Namun, pada kenyataannya thrift shop yang menjual barang impor tidak semuanya dalam kondisi yang baik dan belum tentu semuanya laku. 

Pada akhirnya, impor baju bekas akan sama saja dengan kita menerima sampah dari luar negeri dan menambah jumlah limbah pakaian di dalam negeri sehingga dilarang oleh pemerintah.

Namun tak perlu khawatir, kini banyak sekali thrift shop lokal yang menjual pakaian dengan kualitas bagus dan tak kalah trendy. Dengan thrifting, kita bisa mendapatkan barang baru tanpa meningkatkan jumlah produksi dan limbah tekstil. 

MINDFUL SHOPPING 

Bolehkah kita berbelanja menurut sustainable fashion? Tentu saja boleh, sebagai investasi produk yang lebih berkualitas dari yang kita punya sebelumnya. 

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan sehingga kita bisa melakukan ‘mindful shopping’ dan tetap menerapkan sustainable fashion.

Mengutip Orsola De Castro, “It isn’t enough just looking for the quality in the products we buy, we must ensure that there is quality in the lives of the people who make them”.

Dalam melakukan mindful shopping, kita perlu mempertimbangkan segala aspek yang berdampak pada keputusan kita saat berbelanja. Mulai dari kualitas bahan produk yang kita pilih, jenis pakaian, cutting-an bahan, dan banyak aspek lainnya yang perlu menjadi pertimbangan kita sebelum kita membeli pakaian tersebut. 

Kembali ke tips pertama, ‘kenali gaya berpakaianmu’, akan sangat membantu untuk kita berbelanja kedepannya sehingga tidak ada penyesalan di kemudian hari dan pakaian dapat digunakan berulang kali. 

Lebih dari itu, mengenali produsen, cara mereka mengolah limbah sisa produksi, pihak yang mereka rugikan dan untungkan dari proses produksi, akan menjadi aspek penting pula yang akan mempengaruhi keputusan dan dampak jangka panjang dari produk yang kita beli.  

Sedikit tips tambahan bagi kita yang imannya gampang tergoyahkan untuk membeli benda berdasarkan keinginan kita semata. 

Buat kita yang suka ‘laper mata’, mulai sekarang kita bisa mulai untuk unfollow akun online shops yang sering mencuri perhatian kita. Mendiskusikan tentang sustainable fashion yang merupakan bagian dari sustainable living dengan orang lain, juga akan sangat membantu kita untuk menyadarkan diri betapa pentingnya kesehatan lingkungan dari setiap aktivitas yang kita lakukan, termasuk berbelanja.  

Itulah beberapa tips yang bisa diikuti untuk tetap tampil stylish dengan menerapkan sustainable fashion sebagai salah satu tren lifestyle yang berdampak positif bagi lingkungan. 

Tak hanya itu, rupanya kita akan menjadi lebih hemat pengeluaran dan punya beberapa pilihan aktivitas baru yang menarik untuk dilakukan saat waktu luang dengan sustainable fashion. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Nadya Hiranyo

Sehari-hari hobi mikir dan nulis, penyuka hal-hal vintage.