Esensi

THANKS TO KOLABORASI KPU, BAWASLU, GOOGLE INDONESIA, DAN BIJAK MEMILIH, PESTA PEMILU 2024 JADI SERU

Perlu diakui, pesta pemilu 2024 memang jadi seru karena mereka.

title

FROYONION.COM - “Bijak memilih akan jadi contoh yang baik, harapannya bisa ditiru oleh negara-negara lain untuk pemilihan umum mereka juga,” cetus Ronald Manoach, Tenaga Ahli Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia. 

Pernyataan tersebut dilontarkan di acara #YukBijakMemilih yang diadakan di kantor Google Indonesia pada Rabu (31/1), dimana perwakilan dari Google Indonesia, Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), membuka ruang diskusi tentang pentingnya memerangi misinformasi menjelang Pemilu 2024. 

Tema ini menjadi perlu digaris bawahi karena rupanya, menyadur penelitian Moonshot, terdapat 3 taktik manipulasi informasi yang marak terjadi menjelang Pemilu 2024. Tiga taktik tersebut adalah merusak reputasi, memancing emosi, dan memanipulasi gambar atau video. 

Hal ini dapat berpengaruh buruk bagi keberlangsungan demokrasi yang seharusnya berjalan dengan jujur. Pasalnya, tak jarang kita menemui hoaks seputar Pemilu 2024 yang memberikan informasi keliru–yang sayangnya menyelewengkan asumsi masyarakat dalam berdemokrasi. 

BACA JUGA: MUSIKAL POLARISASI JADI MUSIKAL ORIGINAL INDONESIA PERTAMA YANG BERANI ANGKAT TEMA POLITIK DI TAHUN POLITIK

(Dari kiri) Ronald Manoach, Reni Rinjani, dan Muriel Makarim memberikan edukasi tentang pentingnya memerangi misinformasi digital menjelang Pemilu 2024. (Foto: Froyonion/Grace Angel)
(Dari kiri) Ronald Manoach, Reni Rinjani, dan Muriel Makarim memberikan edukasi tentang pentingnya memerangi misinformasi digital menjelang Pemilu 2024. (Foto: Froyonion/Grace Angel)

FOKUSKAN PENINGKATAN LITERASI DIGITAL PADA GEN Z DAN MILENIAL

Menurut data yang dihimpun oleh KPU, pemilu tahun ini didominasi oleh Gen Z (46.800.161 jiwa) dan Milenial (68.822.389 jiwa). Jika ditotal, maka sebanyak 56,45% pemilih tahun ini didominasi oleh generasi muda. 

Maka sudah menjadi strategi yang dinilai efektif untuk memfokuskan literasi digital pada kedua generasi ini. Baik dari Google Indonesia, KPU, dan Bawaslu, memiliki cara mereka masing-masing untuk terlibat aktif dalam kampanye ini.

Seperti kampanye #RecheckSebelumKeGocek yang diadakan Google Indonesia. Tak lain, kampanye ini bertujuan untuk membantu masyarakat Indonesia mengidentifikasi macam-macam taktik memanipulasi informasi yang tadi disebutkan. 

“Video #RecheckSebelumKeGocek telah menjangkau lebih dari 57 juta masyarakat Indonesia, yang 76% diantaranya adalah Gen Z dan Milenial. Fakta uniknya, Gen Z yang menonton video ini rupanya sudah lebih pintar untuk mengolah mana informasi yang benar dan yang palsu,” jelas Muriel Makarim, Country Marketing Manager, Google Indonesia. 

Di sisi lain, KPU dan Bawaslu juga terlibat aktif untuk memerangi misinformasi menjelang Pemilu 2024 dengan berkolaborasi dengan masyarakat sipil. Salah satunya dengan bekerja sama dengan Bijak Memilih. 

BACA JUGA: PLATFORM ‘BIJAK MEMILIH’ KAWAL ANAK MUDA MEMILIH PEMIMPIN YANG TEPAT DI PEMILU 2024

Packaging dan cara Bijak Memilih menyajikan data memang membuat informasi yang tadinya rumit, jadi bisa diterima dengan lebih mudah. Tentu ini adalah langkah yang baik untuk meningkatkan literasi digital, terutama perihal Pemilu tahun ini. KPU pun secara konsisten bekerja sama dengan mereka, baik di platform Bijak Memilih, maupun di platform KPU,” jelas Reni Rinjani, selaku Kepala Bagian Humas KPU. 

Apresiasi pada Bijak Memilih yang dapat meningkatkan keseruan pesta demokrasi tahun ini juga disampaikan oleh Ronald Manoach. Baginya, kerja sama dengan Bijak Memilih sangat membantu Bawaslu untuk meningkatkan literasi digital di kalangan anak muda. Bahkan harapannya, inisiatif Bijak Memilih dapat diadopsi oleh negara-negara lain dalam Pemilu mereka masing-masing. 

TAK LUPAKAN GEN X DAN BOOMER

Betul generasi muda mendominasi jumlah pemilih tahun ini, namun senior voters di dalam Gen X dan Boomer pun tidak dikesampingkan. 

BACA JUGA: BINGUNG MILIH SIAPA DI PEMILU 2024? INTIP PROFIL KETIGA CAPRES DI BIJAK MEMILIH!

“Menarik sekali bahwa kenyataannya di lapangan, opini para senior voters masih menjadi yang paling diperhitungkan oleh masyarakat. Oleh sebab itu KPU juga secara konsisten memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang mungkin tidak terlalu terpapar digital lewat panitia ad hoc kami yaitu Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) di tingkat desa,” jelas Reni.

Pendekatan kreatif yang merakyat juga diadaptasi oleh Bawaslu. 

“Saya paham betul bahwa masyarakat di daerah blind spot butuh upaya lain dalam hal memerangi misinformasi. Maka salah satu langkah nyata yang kami lakukan adalah memutar video #RecheckSebelumKegocek seperti layar tancap untuk mengedukasi mereka,” tutur Ronald. 

Segala upaya ini diperuntukan untuk meningkatkan literasi politik masyarakat agar dapat terlibat pesta Pemilu 2024 dengan semangat demokrasi yang benar. Bagaimana pelaksanaannya, kita tunggu tanggal 14 Februari 2024 nanti. (*/) 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Sehari-hari menulis dan mengajukan pertanyaan random ke orang-orang. Di akhir pekan sibuk menyelami seni tarik suara dan keliling Jakarta.