
Secara penampilan hampir sama, namun nyatanya terdapat beberapa perbedaan di dalamnya, baca disini ya, Civs.
FROYONION.COM - Mulai memasuki bulan Desember, semarak Natal dan Tahun Baru semakin terlihat. Beberapa mall, tempat bersantai maupun tempat lainnya sudah mulai dihiasi dengan pernak-pernik berbau tentang natal.
Mulai dari banyaknya kreativitas dari anak-anak muda jaman sekarang, seperti menghias pohon natal supaya dekorasinya terlihat unik dan enak dipandang, hingga membuat pohon natal dari bahan-bahan yang seadanya, sehingga yang tadinya bukan apa-apa, sekarang barang tersebut menjadi lebih bernilai.
Selain pohon natal, suasana natal juga tidak lepas dari sesosok peran berambut dan berjenggot putih, siapa lagi kalau bukan sinterklas. Ya, sinterklas memang sosok yang sangat ditunggu-tunggu, apalagi bagi anak-anak. Ia membawakan hadiah/kado yang dibungkusnya pada sebuah karung, lalu dibagikan kepada orang-orang di sekitanya.
Sinterklas juga selalu dipenuhi dengan senyum serta tawanya yang khas. Dengan tawa khasnya “Ho ho ho” yang sering sekali terdengar sebelum mengucapkan kata “Merry Christmas”, membuktikan bahwa sinterklas ini memang sosok yang periang dan selalu menghibur untuk orang-orang disekitarnya, apalagi saat menjelang Natal.
BACA JUGA: LUKULOKAL KELUARKAN MENU BARU EDISI NATAL: PADUKAN SENSASI HANGAT DAN DINGIN DALAM SATU GIGITAN
Selain sinterklas, ada juga sebagian orang yang menyebutnya Santa Claus. Mengapa dalam penyebutannya berbeda ya Civs? Padahal secara pakaian serta tujuannya juga sama. Mungkin juga beberapa dari kalian juga ada yang menganggap bahwa Sinterklas dan Santa Claus hanya berbeda pada pengucapannya saja.
Namun, nyatanya hal tersebut bisa dibilang kurang tepat. Rupanya, Sinterklas dan Santa Claus memiliki asal-usul yang berbeda.
Sinterklas berasal dari bahasa Belanda yaitu “Sinterklaas”. Adanya Sinterklas rupanya terinspirasi dari sosok Saint Nicholas, beliau merupakan seorang uskup asal Myra (Demre di Provinsi Antalya, Turki) yang hidup sekitar abad ke-3 Masehi. Pernyataan tersebut telah dijelaskan oleh Rodenberg dan Wagenaar pada jurnalnya yang telah dipublikasikan, yaitu Journal of Heritage Studies.
Nicholas merupakan orang yang mempunyai sikap dermawan, Ia suka berbagi kepada orang-orang yang kurang mampu pada saat itu. Dari sinilah, maka muncul suatu inspirasi lahirnya sosok Sinterklas di Belanda.
Karena terinspirasi dari seorang uskup, maka sinterklas juga digambarkan layaknya uskup, lengkap dengan jubah keuskupan, topi keuskupan yang disebut juga mitre, serta tongkat gembala uskup yang bentuknya melingkar.
Walaupun dikenal dari negeri Kincir Angin Belanda, masyarakat Belanda menceritakan bahwa Sinterklas itu berasal dari Spanyol. Mengapa demikian? Karena dari fisiknya, sinterklas memiliki rambut yang panjang, dan janggut berwarna putih (mungkin mirip orang-orang dari Spanyol saat itu ya Civs ho ho ho). Lalu, setiap menjelang natal, sinterklas akan berkeliling mengunjungi rumah satu ke rumah yang lain untuk membagikan hadiahnya.
Apabila Sinterklas berasal dari Belanda, beda halnya dengan Santa Claus. Santa Claus merupakan sosok yang populer dalam cerita masyarakat di Amerika Serikat. Tetapi, kabarnya cerita-cerita tersebut juga dipengaruhi oleh cerita sinterklas Belanda.
Namun, terdapat perbedaan pada segi penggambaran antara Sinterklas dan Santa Claus. Jika Sinterklas digambarkan seperti uskup karena terinspirasi dari seorang uskup. Berbeda dengan Santa Claus yang digambarkan oleh seorang kakek dari Kutub Utara,
Ia mempunyai perawakan yang gemuk, dengan rambut dan janggut yang berwarna putih. Selain itu, Santa Claus juga mengenakan jaket musim dingin yang tebal, topi musim dingin supaya hangat, dan membawa kantong yang berisi banyak hadiah.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1931, branding Santa Claus semakin dikenal oleh masyarakat luas. Dengan mengubah penampilannya menjadi sosok yang berpakaian dengan pakaian dominan berwarna merah.
Hal ini karena adanya keterlibatan Santa Claus dengan kampanye salah satu produk minuman bersoda di Amerika Serikat. Pada saat itu produk minuman bersoda tersebut menggunakan tokoh Santa untuk mengkampanyekan produk minumannya dengan menggunakan pakaian musim dingin yang berwarna merah-putih.
Mulai dari situlah, Santa Claus lebih dikenal dengan pakaiannya yang berwarna merah-putih hingga sekarang.
Secara penampilan antara Sinterklas dan Santa Claus juga terdapat beberapa perbedaan. Selain jubahnya atau jaket yang merah, Sinterklas memakai cincin ruby serta membawa tongkat yang melingkar. Sedangkan penampilan dari Santa Claus, selain menggunakan pakaian yang dominan dengan warna merah, Ia juga mengenakan ikat pinggang hitam yang tebal, serta menggunakan sepatu boot berwarna hitam.
Melihat kendaraan dari Sinterklas dan Santa Claus, ternyata terdapat sebuah perbedaan juga lho, Civs. Apalagi perbedaan ini cukup mencolok dan sangat terlihat. Jika Sinterklas menggunakan kendaraan menaiki kuda putih, berbeda dengan Santa Claus yang menaiki kereta salju serta ditarik oleh sembilan ekor rusa kutub.
Dalam cerita tersebut, awalnya rusa yang menarik kereta Santa Claus ini hanya berjumlah delapan ekor saja, kedelapan ekor rusa tersebut bernama Dasher, Dancer, Prancer, Vixen, Blitzen, Comet, Cupid, dan Donner. Namun terdapat satu ekor rusa yang datang sebagai additional yaitu Rudolph, seekor rusa yang mempunyai hidung berwarna merah dalam bentuk buku cerita pada tahun 1939.
Hingga saat ini, tahun 2022 sudah semakin banyak dan tak terhitung jumlah buku, merchandise, mainan, bahkan film sekalipun yang membawa nama Sinterklas maupun Santa Claus ini.
Dengan kreativitas anak-anak muda sekarang, maka semakin unik juga karya yang akan dikembangkan lagi di masa mendatang oleh Gen-Z. Bisa saja dengan kreativitas anak muda di Indonesia, perkembangan dunia kreatif di Indonesia semakin terlihat, mungkin dengan membuat animasi Santa, patung, maupun hal-hal yang lainnya ya Civs.
Apalagi di Indonesia sendiri juga banyak pusat perbelanjaan, toko mainan, maupun toko-toko lainnya yang (mungkin) mendapatkan untung dari event Christmas, dan tak lepas dari karakter Santa itu sendiri.
Hingga terkadang banyak anak-anak yang berkhayal untuk menjadi Santa Claus maupun Sinterklas suatu saat. Karena dengan perbuatan baiknya yang membagikan hadiah kepada setiap orang di sekitarnya.
Namun, terlepas dari semua itu. Karakter Sinterklas maupun Santa Claus bisa dibilang sama saja, jika dilihat dari tujuannya membagi-bagikan hadiah. Selain itu, sosok mereka juga dapat mengajarkan diri kita supaya kita bisa selalu berpikir positif dan membagikan kebaikan kepada semua orang, tentunya juga bukan saat Natal saja ya Civs.
Selamat Natal dan menyongsong Tahun Baru Civilions! HO HO HOO!!!! (*/)