Esensi

SERING MAIN SMARTPHONE BIKIN LO JADI MUDAH MENGINGAT, KOK BISA?

Katanya sering main smartphone bikin lo jadi demensia digital alias menurunnya kemampuan kognitif. Namun, studi terbaru bilang kalo main smartphone malah bikin lo jadi mudah mengingat, kok bisa?

title

FROYONION.COM - Smartphone ini seperti pedang bermata dua, bisa bermanfaat, tapi bisa juga enggak baik buat lo. Sebelumnya banyak yang bilang kalau penggunaan smartphone bisa bikin demensia digital. Namun, studi terbaru bilang kalau penggunaan smartphone malah bikin lo jadi mudah mengingat.

Studi tersebut menemukan bahwa, menyimpan informasi penting dalam smartphone bisa membebaskan pikiran lo untuk mengingat detail lain yang kurang penting, yang kalau tidak, pikiran lo akan dipenuhi oleh hal-hal penting.

Ini menunjukkan bahwa teknologi mungkin meningkatkan ingatan kita. Gagasan ini bertentangan dengan gagasan populer sebelumnya yang bilang bahwa teknologi bikin lo demensia digital. 

Kalau kata Freethink, beberapa ahli percaya bahwa ketergantungan kita pada teknologi—bukan pada ingatan—bikin lo mengalami demensia digital, alias penurunan kemampuan kognitif.

Kalau lo ingin ingin mengingat sesuatu, lo mungkin bakal menyimpannya di smartphone. Hal tersebut bikin lo punya daya dan memori untuk mengingat hal lain selain yang lo simpen di smartphone.

Demensia digital bisa terjadi di masa sekarang karena pengguna smartphone tidak menggunakan pikiran atau ingatan terlalu banyak. Hal itu bisa bikin keterampilan menghafal lo hilang dan mengalami penurunan terhadap kemampuan kognitif lo.

Sebelum smartphone menjadi kebutuhan, orang-orang sebelumnya kerap memaksimalkan ingatan mereka sehingga mereka tidak mengalami yang namanya demensia digital. 

Demensia digital berarti bukan bergantung pada lo sering atau enggaknya main smartphone, tapi pada kebiasaan lo dalam menggunakan ingatan atau pikiran.

BACA JUGA: IPHONE 14 BAKAL DIRILIS, HARUSKAH BELI SMARTPHONE BARU?

“Hubungan antara fungsi otak dan perilaku dengan penggunaan [teknologi] masih berkembang,” kata Marc Potenza, profesor psikiatri di Yale School of Medicine kepada Discover Magazine pada 2021.

“Studi yang lebih besar, studi longitudinal, akan sangat membantu dalam memahami lebih spesifik mengenai bagaimana jenis dan pola penggunaan internet tertentu dapat mempengaruhi orang dan fungsi otak,” lanjutnya.

Para peneliti di University College London (UCL) telah menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa menyimpan informasi dalam perangkat sebenarnya dapat meningkatkan kemampuan memori kita, hal ini bertentangan dengan konsep demensia digital.

Dengan kata lain, menyimpan beberapa informasi secara digital bahkan membantu lo mengingat hal-hal yang enggak lo simpan di sana.

Dalam studi tersebut, 158 responden dewasa diperlihatkan hingga 12 angka yang dilingkari pada layar sentuh. Mereka kemudian harus ingat untuk memindahkan nomor tertentu ke kiri dan yang lainnya ke kanan.

Peserta menerima uang untuk setiap gerakan benar yang mereka lakukan selama percobaan. Terdapat angka-angka dengan “nilai tinggi” yang kalau responden menebak dengan benar, mereka bakal mendapatkan hadiah berupa uang.

Setiap orang menyelesaikan tugas 16 kali. Selama setengah dari upaya, mereka diizinkan untuk mengatur pengingat pada perangkat digital, tetapi mereka hanya mengandalkan ingatan mereka untuk putaran lainnya.

Tidak mengherankan, orang cenderung mengatur pengingat untuk angka bernilai tinggi, yang meningkatkan kemampuan mereka untuk mengingatnya (sebesar 18%). Namun, orang-orang juga menjadi lebih baik dalam mengingat angka-angka bernilai rendah (sebesar 27%), bahkan ketika mereka tidak menyetel pengingat tentang angka-angka tersebut.

Menurut Gilbert dari UCL, dengan menyimpan informasi paling penting di perangkat, peserta membebaskan kapasitas memori mereka sendiri untuk informasi yang kurang penting.

Eksperimen ini juga mengkonfirmasi satu potensi untuk tidak bergantung pada teknologi: Ketika pengingat diambil dari peserta, mereka mengingat lingkaran bernilai rendah lebih baik daripada lingkaran bernilai tinggi.

Perlu lo ingat bahwa gagasan “cogito ergo sum” oleh Rene Descartes, yang berarti “aku berpikir maka aku ada” ternyata baik juga buat kesehatan otak lo. Smartphone sebagai pedang bermata dua juga tetap bisa membuat lo mengalami demensia digital kalau lo salah menggunakannya. Tetap bijak dalam menggunakan teknologi ya, Civs!

BACA JUGA: POCO C40: APA YANG ISTIMEWA DARI SMARTPHONE HARGA 1 JUTAAN?

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Fadhil

Content writer Froyonion, suka pameran seni dan museum, sesekali naik gunung