Esensi

MENELAAH LEBIH DALAM LIRIK LAGU 'GLIMPSE OF US' YANG ‘MERESAHKAN’

Kok bisa sih sedalem itu? Hayo siapa yang akhir-akhir ini dibikin galau dan overthinking sama lagunya bang Joji? Atau mungkin ada yang heran kenapa sih lagu ini ada dimana-mana? Dan emang lagu ini tuh kenapa sih?

title

FROYONION.COM - “Joji melawan depresi dengan depresi.” Begitu yang dikatakan banyak orang. Official video-nya, Glimpse of Us, dalam 14 hari sampai pertengahan tahun ini mencapai kurang lebih 14 juta penonton. 

Video tersebut menampilkan kerusakan demi kerusakan yang dilakukan para perusuh. Di tengah masyarakat, mereka tak ubahnya binatang. Coba kita bedah dari visualnya dulu.

Kamera amatir, ledakan, darah, kata-kata kasar, decit mobil yang kemudian terbakar, pecahan kaca, kembang api, air seni, rambut berjatuhan, percekcokan, keputusasaan, berlari dari masalah ke tengah masalah, berupaya jadi pusat atensi. Kacau sekali, bukan? 

Begitulah perasaan saat kita tidak bisa move on. Bukan kesepian yang menyakitkan kita. Tapi, saat dilupakan seseorang yang sulit kita lupakan.

Musiknya yang mengalun tenang dan suara Joji yang sesekali memudar divisualkan di video lain dengan mata reptil yang lamat-lamat kabur.

When you’re out of sight in my mind..

Joji seakan ingin memberitahu kita bahwa ia, dalam lagunya sedang berusaha keras untuk fokus pada apa yang ia jalani sekarang. Tapi semakin mencoba fokus pada apa yang ia jalani sekarang, semakin ia kalah dengan racun rasa bersalah dan pengkhianatan. Wah, dilema ya? Coba kita simak liriknya untuk memahami ini.

She’d take the world off my shoulders 

If it was ever hard to move 

She’d turn the rain to a rainbow 

When I was livin’ in the blue

Tulus sekali, Joji menyanjung seorang perempuan yang mampu melepas beban seberat sebongkah dunia dari pundaknya. Saat Joji sedang bersedih atau sedang dalam masa sulit, perempuan itu seperti langit yang mengubah hujan menjadi Pelangi.

Feeling blues alias membiru adalah idiom untuk aura sedih. Istilah ini pertama kali dipakai Geoffrey Chaucer dalam kumpulan puisinya “The Complaint of Mars” pada tahun 1385.

Why then, if she is so perfect? 

Do I still wish that it was you?

Perfect don’t mean that it’s workin’

So what can I do?

When  you’re out of sight 

In my mind,

Dalam statement jujur ini, ada protes yang lembut. Kehadiran sang mantan tak bisa digantikan. Kekasih baru Joji memang sempurna. Tapi sempurna tak berarti berhasil membuat Joji berpindah hati. Joji berharap bahwa kekasihnya adalah mantannya. Dia bilang tak sanggup melakukan apa-apa saat mantannya menghilang dari pikirannya. Ini adalah bentuk sinisme. Pernyataan yang berkebalikan.

‘Cause sometimes I look in her eyes

And that’s where I find, a glimpse of us

And I try to fall for her touch

But I’m thinkin’ of the way it was

Terkadang (mungkin selalu), saat Joji menatap bola mata kekasih barunya itu, dia menemukan apa yang membuat tenggorokannya tercekat. Seperti ada sekilas pemutaran film tentang kenangannya bersama sang mantan. Dia mencoba untuk jatuh cinta pada tiap sentuhan kekasih barunya itu. Tapi yang terjadi adalah dia disibukkan oleh bayangan bagaimana sang mantan pernah menyentuhnya.

Said I’m fine and said I move on

I’m only here passin’ time in her arms

Hopin’ I find, a glimpse of us

Joji bersikukuh mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Dia sudah move on. Tapi kenyataannya, dalam pelukan sang kekasih, dia hanya membunuh waktu. Dan malah, lama kelamaan ia semakin berharap untuk terus menemukan sekilas kenangan tentang mereka; ia dan mantannya. Ia lepas dari raganya, tatapannya kosong. Sebab ia hidup bersama fantasinya di dunia yang berbeda.

Tell me he savors your glory

Does he laugh the way I did?

Is this a part of your story?

One that I had never lived

Joji merasakan insecure yang teramat sangat saat mengingat sang mantan sudah punya pasangan baru. Mulanya, ia menantang, “Katakan padaku dia menikmati kemuliaanmu.” Namun, dia bertanya lemah setelahnya seperti tak percaya diri, “Apa dia tertawa seperti aku? Apakah ini bagian dari cerita yang kamu inginkan dan belum pernah kujalani?” Kata-kata ini melambangkan keputusasaan, bahwa Joji tak diinginkan dan tak diberi kesempatan berjuang memilikinya lagi.

Maybe one day you’ll feel lonely

And in his eyes, you’ll get a glimpse

Maybe you’ll start slippin’ slowly

And find me again

Ini sih bagian paling pahitnya. Ada rasa tak terima. Ada kesan berontak yang halus. Joji menenangkan diri dengan dendam, harapan palsu, dan keyakinan yang dipaksakan bahwa sang mantan pun (pasti) membiru dengan kesedihan yang sama, merasakan kesepian yang sama, dan di mata lelaki barunya, ada bayangan yang sama; sekilas tentang mereka. Dan dia akan tergelincir ke dalam jebakan: merindukan Joji lagi.

Duh, Joji, lagumu bikin overthinking aja! (*/)

BACA JUGA: CARA BIAR HUBUNGAN LO NGGAK GOYAH CUMA GARA-GARA LAGU ‘GLIMPSE OF US’-NYA JOJI

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wiluda Hilya

Assistant Laboratory of Plant Clinic, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada