Esensi

MEMBICARAKAN ADU NASIB ANTARA MILENIAL DENGAN GEN Z YANG TIADA HABISNYA

Kalau bisa, jangan menjadi Gen Z. Memangnya kalian siap menghadapi keluhan dari generasi di atasnya? Karena menjadi Gen Z artinya siap menjadi musuh Milenial, katanya.

title

FROYONION.COM - Kalau dilihat dari tahun lahirnya, Gen Z itu dari tahun 1997-2012, sedangkan Gen Milenial itu dari 1981-1996. Kalian jangan sampai krisis generasi ya. 

Selain itu, jika diperhatikan akhir-akhir ini banyak berseliweran ulasan dan keluhan dari Gen Milenial untuk para Gen Z, terutama di bidang pekerjaan. 

Namun, sebenarnya apa yang salah dengan para Gen Z?

STEREOTIP GEN Z MANJA DAN SERING MENGELUH

Pada dunia kerja, setiap orang pasti memiliki tuntutan dan tupoksi kerjanya sendiri, tergantung posisi yang ditempati. Tidak sedikit juga yang mengeluh dengan pekerjaannya, biasanya hal ini dilakukan oleh Gen Z yang sering membuat kesal para senior. 

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan mengeluh atas pekerjaan, tapi terkadang Gen Z seperti meromantisasi bobot pekerjaannya yang mengharuskan mereka mementingkan kesehatan mental ketimbang pekerjaan. Mental health matters! 

BACA JUGA: APA YANG DISUKAI GEN Z DI MEDIA SOSIAL?

Menjalani nasib menjadi seorang Gen Z sepertinya tidak semudah yang dibayangkan. Kemajuan teknologi dan kemudahan akses informasi tidak cukup membantu mereka lantaran bisa-bisa, malah menjadi jebakan kemanjaan. 

Hal ini terkadang menjadi ajang kompetisi adu nasib lintas generasi sehingga akan terasa sekali senioritas di dunia kerja yang dibalut kekeluargaan.

Kalau dilihat dari kacamata Gen Z, sebenarnya bukan bermaksud manja dan seenaknya mengeluh, tapi beban pekerjaan yang tidak sesuai: Mengerjakan sesuatu di luar job desc, jam kerja yang melebihi batas, dan lainnya memang betul melelahkan. Sungguh palugada! 

Jadi tetap ada alasan mengapa Gen Z terlihat manja dan selalu mengeluh. Meskipun begitu, para atasan seakan memiliki parameter kapan seharusnya mengeluh dan memberi protes untuk pekerjaan jika tidak mau adu nasib lintas generasi terjadi. 

BACA JUGA: APA SIH YANG DIKEJAR GEN Z DI DUNIA KERJA?

Banyak cuitan orang-orang pada platform X yang saling membandingkan nasib mereka:

“Pfttttt. Ngatain Gen Z dikit-dikit mental health, padahal gak semua anak Gen Z begitu. Milenial justru lebih manja wkwk.”

“Tapi emang cengeng, kan? Buktinya ada yang menggeneralisir aja lu [Gen Z] tantrum.”

“Soalnya generasi zaman dulu belum ada medsos kayak sekarang. Kalo zaman dulu udah ada medsos, paling juga sama aja; banyak mengeluh.”

SEGALA KEUNIKAN GEN Z

Padahal kalau dipikir-pikir, tidak usah saling mengadu atau membandingkan. Memang seberapa penting sih validasi generasi mana yang paling oke? 

Apalagi ketika menjadi seorang Gen Z dengan status fresh graduate. Mereka seharusnya mendapat kepercayaan dari generasi sebelumnya untuk bisa melanjutkan hidup dalam jenjang dunia kerja. Bukannya malah diberi stereotip yang cukup membebankan. 

Gen Z itu unik, mereka adaptif dan sebenarnya mampu lho melebihi kemampuan para Gen Milenial. Namun, Gen Z kerap diniali nihil lantaran menyandang status fresh graduate

BACA JUGA: T-SHAPED PERSON: KEBUTUHAN DUNIA KERJA DI MASA DEPAN

Padahal Gen Z memiliki beragam keunikan. Mulai dari mampu menghasilkan uang lewat media sosial, sampai mencari keuntungan dari segala celah dunia maya. 

Uniknya, Gen Z seperti mengetahui setiap kesempatan dan bagaimana cara beradaptasi dengan cepat. Hal ini bisa mereka lakukan karena mendapat tuntutan dengan banyaknya harapan yang diberikan oleh generasi sebelumnya.

Seperti yang dirasakan oleh Nadya Rizqi, seorang social media specialist sebuah ahensi di Yogyakarta.

Kalau di kantorku mereka gak kontra dengan kebiasaan para Gen Z, tapi mereka memberikan validasi. Cuma memang rasanya ada tuntutan dan ekspektasi yang lebih dari mereka.” 

Jadi, dari sini kita masih bisa saling membandingkan dan berkompetisi dengan kata “Kamu meding, dulu waktu jaman saya..”, awas nanti jadi kaum mendang-mending, lho! Karena semua generasi punya keresahan, jadi jangan terus disamakan.

SETIAP GENERASI PUNYA KERESAHAN

Keresahan tiap generasi pasti selalu ada dan terjadi. Pada generasi Milenial, mereka akan berpikir secara realistis. 

Hal ini dibentuk oleh cara didik para generasi X yang saat itu lebih memikirkan bagaimana caranya tetap hidup dengan keadaan tidak kondusif, seperti yang terjadi pada masa generasi mereka.

Lalu, di zaman yang modern—yang mana banyak tersedia hal instan—apa yang menjadi keresahan Generasi Z?

BACA JUGA: GENERASI MILENIAL DAN GENERASI Z, MANA YANG LEBIH BAHAGIA?

Generasi Z selalu membawa narasi kesehatan mental dalam banyak hal. Entah itu di dunia pendidikan ataupun pekerjaan. Ya, memang itu yang menjadi keresahan mereka, tentang kesehatan mental yang membuat mereka berpikir secara idealis supaya tetap waras. 

Keresahan mereka tentang “menil” (baca: mental illness, menurut bahasa Gen Z) sebenarnya menjadi perhatian yang penting. Namun, sekarang maknanya mulai bergeser karena sering dipakai sebagai kedok.

Kesehatan mental memang harus dijaga, tapi tidak perlu lah sedikit-sedikit mengeluh dan menjadikan kesehatan mental sebagai alasan. Jadi, seperlunya saja.

Itulah dia, lika-liku nasib Gen Z berstatus fresh graduate. Kalian harus siap-siap dengan kejutan ketika memasuki dunia kerja. Kalian para Gen Z yang sudah kerja, pernah mengalami hal-hal di atas atau belum? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Dinar Nur Zaky

Mahasiswa Ilmu Komunikas yang sedang iseng-iseng nulis dan nyobain media musik, senang juga melakukan liputan-liputan independent.