In Depth

MEMBANTAH PERNYATAAN 'COWOK SELALU TIDAK PEKA'

Cowok selalu tidak peka menjadi pernyataan yang lemah dan bisa dibantah dengan banyak argumen.

title

FROYONION.COM - Perdebatan tentang kepekaan antara gender sering kali menjadi topik yang hangat. Salah satu pernyataan yang sering terdengar adalah "Cowok selalu tidak peka". Pernyataan ini menunjukkan anggapan umum bahwa pria cenderung kurang peka dalam mengenali perasaan dan kebutuhan orang di sekitar mereka. 

Namun, hal itu bukan seluruhnya bisa dibenarkan karena ada beberapa sisi yang yang menunjukkan bahwa anggapan tersebut terlalu generalisasi dan tidak mempertimbangkan perbedaan individualitas.

Alasan yang sering wanita gunakan ketika mengatakan “cowok selalu tidak peka” adalah ketidaktahuan pasangan pria mereka terhadap apa yang sedang mereka butuhkan. Dalam beberapa kasus wanita menjadi sosok yang ingin selalu diperhatikan. Sehingga tuntutan untuk pasangan mereka mengerti setiap apa yang wanita butuhkan menjadi hal yang harus dilakukan.

Maka ketika satu momen, pria tidak mampu memahami keinginan wanita, justifikasi “cowok selalu tidak peka” akan terucap. Dan pria akan disalahkan akan satu hal yang mereka tidak mengerti. 

Padahal dalam kenyataan yang sebenarnya, pria tidak sepenuhnya salah atas kondisi yang demikian. Disini penulis akan merancang beberapa argumen yang membantah pernyataan bahwa “cowok selalu tidak peka”. 

PERBEDAAN INDIVIDUALITAS

Penting untuk diingat bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks dan unik. Setiap individu, baik pria maupun wanita, memiliki perbedaan dalam kepribadian, latar belakang, dan pengalaman hidup. Oleh karena itu, menyimpulkan bahwa semua cowok tidak peka hanya berdasarkan gender mereka adalah generalisasi yang tidak adil.

Sebagai contoh, banyak cowok yang sangat peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang di sekitar mereka. Mereka mungkin telah tumbuh dengan peran model yang memprioritaskan empati dan komunikasi yang baik. Selain itu, sifat kepekaan dapat dipelajari dan dikembangkan oleh siapa saja, terlepas dari jenis kelamin. Jadi, melabeli semua cowok sebagai tidak peka secara tidak adil mengabaikan variasi yang ada dalam kepribadian dan karakter individu.

PERKEMBANGAN SOSIAL DAN BUDAYA

Selain perbedaan individualitas, pernyataan "cowok selalu tidak peka" juga gagal mempertimbangkan peran sosial dan budaya dalam pembentukan kepribadian. Budaya dan norma sosial dapat mempengaruhi cara orang belajar berperilaku dan mengekspresikan empati. Di banyak masyarakat, cowok sering kali didorong untuk menunjukkan sikap "maskulinitas" yang kuat dan tidak menunjukkan emosi secara terbuka.

Hal ini bukan berarti bahwa cowok tidak memiliki kemampuan untuk menjadi peka. Sebaliknya, seringkali mereka dipaksa untuk menekan ekspresi emosi mereka untuk sesuai dengan norma sosial yang ada. Oleh karena itu, alih-alih menyimpulkan bahwa cowok selalu tidak peka, kita seharusnya mempertimbangkan pengaruh budaya dan sosial yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk menunjukkan kepekaan.

KESALAHPAHAMAN KOMUNIKASI

Ketidakpekaan yang mungkin terlihat pada sebagian cowok juga bisa disebabkan oleh kesalahpahaman komunikasi antara individu. Komunikasi yang efektif membutuhkan kemampuan untuk mendengarkan dan memahami perasaan orang lain dengan baik. Namun, komunikasi yang tidak efektif dapat menghasilkan ketidakpekaan yang mungkin terlihat pada cowok.

Dalam hal ini, penting bagi kita untuk menghindari kesalahan generalisasi. Sebagai contoh, jika seorang cowok tidak mampu mengenali perasaan atau kebutuhan seseorang, itu tidak berarti bahwa semua cowok tidak peka. Bisa jadi, ada masalah dalam komunikasi atau kesalahpahaman yang menyebabkan situasi tersebut.

STEREOTIP GENDER

Stereotip gender yang ada dalam masyarakat dapat mempengaruhi persepsi terhadap kepekaan. Dalam banyak budaya, wanita sering kali dianggap lebih peka dan berempati daripada pria. Hal ini dapat menciptakan harapan bahwa pria seharusnya memiliki tingkat kepekaan yang sama dengan wanita. Ketika harapan ini tidak terpenuhi, beberapa wanita mungkin merasa frustrasi dan menyalahkan cowok secara umum.

Padahal dalam beberapa kasus, pria memiliki inisiatif yang lebih pada permasalahan yang ada. Pria memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Penelitian oleh Eagly dan Carli (2007) mengungkapkan jika pria memiliki jiwa kepemimpinan yang lebih kuat dalam hubungan rumah tangga. Sehingga pria cenderung memikul tanggung jawab yang lebih dalam menyelesaikan permasalahan. 

Dengan tanggung jawab sebesar itu, maka ekspektasi wanita pada pasangannya seharusnya diturunkan sehingga mereka tidak merasa kecewa. Akan sangat kesulitan jika pria harus memahami setiap gerik yang dilakukan oleh pasangannya, di lain sisi dirinya harus memikul tanggung jawab yang besar. Dan sangat disarankan untuk mengubah stereotip gender yang melekat dalam masyarakat, sehingga kesan “cowok selalu tidak peka” bisa dihilangkan. 

PENGALAMAN PRIBADI

Beberapa wanita mungkin memiliki pengalaman pribadi di mana mereka merasa bahwa pria di sekitar mereka kurang peka terhadap perasaan mereka atau kurang memahami kebutuhan mereka. Pengalaman ini dapat membuat mereka cenderung menyalahkan cowok secara umum. Secara umum, mereka akan mempersepsikan semua pria itu sama. 

Padahal dalam beberapa kondisi, ada beberapa pria yang bisa selalu mengerti keinginan wanita. Tidak semua pria berlaku sama, maka sangat tidak adil jika mencap semua cowok itu sama. Sedangkan ada beberapa pria yang berlaku peka dan mengerti apa yang dibutuhkan oleh wanita. Penting untuk melakukan pemeriksaan lebih detail tanpa melibatkan emosi dan menggantungkan pada masa lalu yang telah dijalani sebelumnya.

Maka bisa dipahami jika pernyataan "cowok selalu tidak peka" adalah generalisasi yang tidak adil dan tidak mempertimbangkan perbedaan individualitas, pengaruh sosial dan budaya, serta kesalahpahaman dalam komunikasi. Mempertahankan anggapan ini hanya akan memperkuat stereotip gender yang sempit dan mengabaikan keberagaman manusia.

Sebagai masyarakat yang semakin maju, penting bagi kita untuk melihat dan menghormati individu sebagai manusia yang unik. Mengabaikan kemampuan kepekaan cowok hanya berdasarkan jenis kelamin mereka hanya akan membatasi kemajuan kita sebagai masyarakat yang inklusif dan adil. Mari kita hargai perbedaan individualitas dan berusaha untuk mengatasi stereotip gender yang tidak relevan di era modern ini. (*/)

BACA JUGA: NUNCHI SEBAGAI TIPS SOCIAL LIFE GEN Z YANG NGGAK PEKAAN

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Muhammad Nur Faizi

Reporter LPM Metamorfosa dan menjadi Junior editor di Berita Sleman.