
Banyak aturan sosial tidak tertulis yang bisa didapatkan dari ilmu nunchi.
FROYONION.COM - Semua pasti setuju sebagai makhluk sosial pastinya kita sangat butuh bersosialisasi apalagi untuk anak muda yang merupakan usia emas untuk mencari banyak relasi dan koneksi. Ilmu maupun tips-tips cara bersosialisasi memang sudah sangat banyak dan mudah ditemukan, akan tetapi bersosialisasi juga bagaimana kita membuat hubungan sosial yang telah dibangun bisa mencapai keserasian, kepercayaan, dan keharmonisan.
Untuk mencapai itu semua memanglah tidak mudah apalagi seperti yang kita tahu tidak ada hubungan yang selalu berjalan mulus tanpa konflik. Jika kebanyakan orang hanya berfokus bagaimana untuk mengatasinya dengan kedewasaan tetapi jarang sekali yang berfokus untuk meminimalisir hal yang tidak ingin terjadi.
Jika kalian sering terjebak pada situasi yang tidak mengenakan, kecanggungan akibat suatu perkataan dan tindakan, atau parahnya kalian lah yang menyebabkan itu dalam hubungan pertemanan maka sudah waktunya kalian berkenalan dengan nunchi.
Nunchi adalah seni membaca pikiran dan perasaan untuk menciptakan kehidupan yang serasi. Nunchi dianggap sebagai sebuah rahasia kesaktian dan hidup sukses orang Korea. Dalam penerapan nunchi, yang dimaksud membaca pikiran bukanlah kemampuan spiritual seperti cenayang ataupun dukun, tetapi bagaimana kita bisa membaca yang tidak tersirat, yang dibutuhkan ialah dua mata, dua telinga, dan satu mulut untuk memperhatikan orang lain bukan menonjolkan diri sendiri.
Bagi orang Korea, hidup tanpa menerapkan nunchi sama saja merupakan cara kehilangan teman dan mengucilkan orang lain. Setelah memahami dan mempelajari nunchi, rasanya ilmu ini sangat penting untuk siapapun bahkan semua kalangan.
Nunchi memiliki beberapa aturan. Namun, akan dibuat ringkas pada artikel ini terlebih untuk poin-poin beserta contoh situasi yang rasanya sering dialami pada hubungan sosial anak muda.
Ada sebuah quotes dari Bruce Lee yang mengatakan “Kosongkan cangkirmu supaya bisa diisi”. Jika kita ibaratkan pada hubungan sosial anak muda, sering kali kita sudah mendengar banyak asumsi dan desas-desus dari orang sekitar mengenai seseorang walau kita sendiri belum mengenal dan bertemu langsung.
Anggaplah diri kita sendiri sebuah cangkir dan orang lain yang akan berkenalan dengan kita adalah sebuah air, bagaimana kita bisa membedakan suhu dan rasa air (Kepribadian dan sifat yang sebenarnya) jika cangkirnya sudah dipenuhi air (Asumsi yang belum tentu benar).
Apabila pikiran kalian sudah dipenuhi asumsi dari sekitar maka sulit bagi kalian untuk melihat yang sebenarnya dan berperilaku secara santun dan pantas. Praktikan ini pada fase awal bersosialisasi kalian. Mengosongkan pikiran adalah aturan nunchi yang pertama.
“Kita dianugerahi dua telinga dan satu mulut supaya kita menyimak dua kali lebih banyak daripada kita bicara” -Epictetus
Orang tua Korea sudah mengajarkan anak-anak mereka nunchi sejak anak-anak tersebut bisa berkomunikasi, orangtua mengajarkan pentingnya “diam” untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang dilakukan orang lain.
Dua pelajaran berharga yang bisa didapatkan dari aturan nunchi ini ialah: 1). Jika kita sabar menunggu cukup lama, kebanyakan pertanyaan kita akan terjawab. 2). Kita lebih banyak belajar dengan menyimak ketimbang dengan berbicara.
Lalu, bagaimana mempraktikan ini ke kehidupan sosial anak muda? Kita ambil contoh beberapa situasi.
Jika teman kalian sedang bercerita atau sedang berbicara lalu kalian memotong pembicaraan dan memberinya banyak pertanyaan kemungkinan besar kalian akan dianggap menyebalkan, atau kebanyakan dari kalian pasti punya teman seperti itu.
Kembali ke poin nunchi di atas, sabarlah menunggu karena kebanyakan pertanyaan kita akan terjawab dan belajarlah lebih banyak menyimak daripada berbicara. Selain itu, pentingnya diam dan menyimak juga menunjukkan kita menghargai pembicaraan lawan bicara kita dan siapa yang tidak senang berteman dengan seseorang yang bisa mendengarkan dengan baik?
Di situasi lain, anggap saja ada seorang mahasiswa ambisius yang terus saja bertanya kepada dosen padahal waktu sudah sangat mendekati jam istirahat, dari zaman kita masih bersekolah teman seperti ini memang selalu dianggap menyebalkan.
Orang dengan nunchi yang baik bisa membaca situasi dan memperhatikan sekitar, mungkin ia akan melihat dan bisa memahami bahwa banyak temannya yang sudah lelah, kelaparan, dan membutuhkan istirahat sehingga ia memilih diam dan bertanya di lain waktu.
Apabila sebaliknya teman tersebut tetap melanjutkan aktivitas bertanyanya mungkin akan menimbulkan ekspresi yang tidak enak dari teman sekelasnya atau banyak yang saling lirik memikirkan antrian kantin sudah semakin panjang setiap detiknya bahkan seringnya dianggap hanya mencari perhatian dan mengulur waktu. Pentingnya membaca ruangan untuk melatih nunchi yang baik.
Sebanyak 90% dari kalian pasti pernah mengalami situasi canggung yang tidak mengenakan dalam suatu perkumpulan yang biasanya berawal dari topik dan pertanyaan yang dihindari. Anggaplah kalian sedang berkumpul entah nongkrong, atau acara keluarga sekalipun dan salah satu orang pada ruangan tersebut mulai membahas topik dan pertanyaan yang agaknya cukup sensitif bagi yang lainnya.
Lalu, orang yang dituju tersebut mulai menunjukkan ekspresi canggung dan tidak nyaman. Apa yang akan kalian lakukan pada situasi tersebut? Ikut kepo dan menyerangnya dengan pertanyaan tersebut atau mengalihkan perhatian semua orang dengan topik lain? Jika kalian memilih opsi kedua kabar baiknya kalian sudah memiliki nunchi yang cukup baik.
Dengan nunchi kita belajar untuk membaca apa yang tersirat baik secara verbal maupun non verbal tanpa orang tersebut harus berterus terang. Bila kita kembali pada contoh di atas, mempunyai nunchi yang baik akan menjaga kualitas hubungan sosial bahkan bisa saja kalian dianggap pahlawan yang peka karena mampu menyelamatkan teman dari situasi yang tidak mengenakan sekaligus bisa menghargai perasaan dan privasi teman kita. Bayangkan seseorang tidak nyaman berteman dengan kita hanya karena kita tidak bisa membaca situasi
Itulah sedikit dari beberapa aturan nunchi lainnya yang tidak kalah penting. Perlu diingat, nunchi tidak berlaku dalam hubungan pertemanan saja, tetapi berlaku ke semua hubungan sosial seperti keluarga, pekerjaan, bahkan orang asing sekalipun. Dengan mempelajari nunchi dapat membantu siapapun menjadi peran yang baik dalam lingkungannya. (*/)