Esensi

MELACAK SEJARAH OBSESI TERHADAP KULIT PUTIH YANG PICU 'MENJAMURNYA' PRODUK SKINCARE ABAL-ABAL

Tahukah kamu obsesi terhadap kulit yang terang itu sudah ada dari zaman dahulu di bumi nusantara? Dan hal ini menjadi ceruk laba bagi banyak pengusaha skincare yang tak bertanggung jawab.

title

FROYONION.COM – Skincare menjadi kebutuhan pokok untuk kaum hawa, obsesi wanita khususnya wanita Indonesia yang dengan kulit putih agar tampil lebih cantik inilah yang menjadi faktor semakin menjamurnya berbagai jenis dan merek skincare

Dalam salah satu survey yang dilakukan pada beberapa responden yang sebagian besar mengatakan bahwa cantik adalah mereka yang memiliki kulit putih dan glowing. Dua kata ini tentu saja sering kita temukan pada berbagai macam merek produk kecantikan dalam promosinya.

Lalu sebenarnya dari manakah obsesi memiliki kulit putih ini berawal? 

Jika mengutip dari salah satu buku karya L. Ayu Saraswati yang bertajuk 'Putih Warna Kulit, Ras dan Kecantikan Indonesia Transnasional' ideologi warna kulit Indonesia sudah ada dari zaman Jawa pra kolonial, konsep warna yang cenderung terang dan putih digambarkan sebagai hal baik yang hadir di Indonesia lewat cerita rakyat Ramayana yang dibawa dari negara India.

Namun sebaliknya, tokoh-tokoh antagonis digambarkan memiliki warna kulit yang cenderung gelap dan hitam, sehingga mempunyai makna yang tidak baik, hina dan perlu dimusnahkan. 

BACA JUGA: TAK PERLU BELI SKINCARE, CUKUP GUNAKAN 5 BAHAN ALAMI INI UNTUK PERCANTIK KULITMU

Kulit putih yang menjadi standar kecantikan Indonesia semakin kuat pada masa era kolonial Belanda dan Jepang. Misalnya saja pada zaman pemerintahan Belanda yang menganggap wanita Kaukasia atau orang kulit putih melambangkan kecantikan, pada era ini pula lah warna kulit menjadi pembanding status sosial.

Maka tidak heran jika ideologi ini masih melekat dalam masyarakat hingga sekarang. Selain itu hal ini juga diperkuat dengan informasi yang berkembang di masyarakat lewat media yang kebanyakan disimbolkan dengan kulit putih.

Semakin berjalannya waktu obsesi mempunyai kulit putih ini juga dimanfaatkan oleh oknum-oknum nakal yang memperjual belikan produk ilegal. Pada tahun 2018 saja BPOM menemukan banyak merek Skincare ilegal yang berbahaya senilai 112 Miliyar Rupiah. Faktanya skincare ilegal ini didominasi oleh kandungan merkuri, hidrokuinon dan asam retinoat.  

 

Keinginan kaum hawa yang ingin tampil cantik, instan dan murah sangat cocok dengan skincare abal-abal yang dilabeli dengan harga murah namun memberi hasil yang instan. Kulit yang seharusnya mendapat asupan nutrisi dari Skincare malah harus teracuni dengan kandungan yang tidak jelas. Selain itu, kurangnya pengetahuan ikut menjadi faktor tingginya daya beli masyarakat.

Kandungan Skincare berbahaya yang digunakan dalam jangka panjang tentu saja dapat menjadi momok yang menakutkan, seperti kulit yang mudah iritasi, rusaknya skin barrier karena terkikisnya epidermis kulit dan kanker kulit. 

Bahkan kandungan ini dapat masuk lewat pori-pori kulit sehingga masuk ke aliran darah yang mengalir ke seluruh tubuh, hal ini tentu saja dapat memberikan dampak yang lebih serius yaitu kerusakan syaraf, kerusakan otak, kerusakan pembuluh darah, gagal ginjal bahkan jika digunakan oleh ibu hamil atau menyusui dapat mengakibatkan kecacatan pada bayi hingga kematian. 

Maka bijak dalam memilih Skincare adalah langkah awal yang tepat, karena kunci dalam perawatan kecantikan adalah ketika kita mampu memahami apa kandungan di dalamnya. 

Yuk ubah mindset bahwa 'cantik itu harus putih', karena semua wanita bisa cantik apapun jenis dan warna kulitnya. Stop insecure yah! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Mastilah

Pemudi hijrah yang suka nulis yang hobi banget nyemil tapi ga pernah gemuk