Esensi

INI ALASAN LO MESTI BERHENTI JADI PERFEKSIONIS

Sifat perfeksionis memiliki perasaan takut ditolak dan dikritik. Nggak heran, keinginan untuk menjadi sempurna tanpa ada cacat dapat membuat seseorang merasa cemas dan stres jika gagal tercapai.

title

FROYONION.COMNggak ada yang salah punya keinginan untuk berusaha tampil sempurna. Bisa jadi, sifat perfeksionis yang lo miliki mendongkrak kesuksesan lo di tengah masyarakat yang serba kompetitif.

Memiliki sifat perfeksionis memang menguntungkan beberapa orang dan membantu dalam beberapa hal. Apalagi di era saat ini, budaya anak muda Indonesia sedang berjuang keras untuk meraih kesempurnaan.

Namun, di balik kenikmatan untuk menjadi sempurna, perfeksionis juga memiliki dampak buruk yang cukup membuat hidup lo berubah Civs.

KAUM MUDA MENDERITA PERFEKSIONIS

Sebuah studi dilakukan oleh seorang psikolog di Departemen Psikologi dan Ilmu Saraf di Dalhousie University, Kanada dan beberapa dosen di York St John University, Inggris terhadap 25.000 peserta. Usia peserta berkisar antara 15 hingga 49 tahun.

Mereka menemukan bahwa sifat perfeksionis telah meningkat secara substansial sejak tahun 1990. Artinya, anak muda saat ini lebih perfeksionis dibanding generasi sebelumnya.

Dan mesti tau Civs kalo penyebab perfeksionisme sangat kompleks. Biasanya, meningkat akibat semakin kompetitifnya dunia, di mana peringkat dan kinerja diperhitungkan secara berlebihan lalu keberhasilan individu sangat diutamakan.

Mereka juga menemukan bahwa, ketika orang-orang perfeksionis bertambah tua, mereka semakin nggak terkendali. Kepribadian mereka menjadi lebih rentan terhadap emosi negatif seperti rasa bersalah, cemas dan kurang teliti.

Maka itu, perfeksionis bisa memberikan pengaruh buruk. Nah ada tiga alasan agar lo berhenti menjadi perfeksionis.

ALASAN BERHENTI MENJADI PERFEKSIONIS

1. BIKIN CEPAT DEPRESI

Dilansir dari Bustle, Dr. Helen Odessky, psikolog sekaligus penulis Stop Anxiety from Stopping You bilang sifat perfeksionis dapat memicu munculnya kecemasan atau anxiety, yakni respon alami tubuh terhadap stress.

Ketika lo mendapatkan hasil yang nggak sesuai dengan standar yang tinggi, lo akan merasa cemas. Orang yang mengalami kecemasan biasanya akan merasa takut, khawatir, dan nggak nyaman terhadap sesuatu. Kecemasan inilah yang berujung pada depresi.

2. BIKIN LO KESEPIAN

Orang-orang yang memiliki sifat perfeksionis pasti memiliki tujuannya masing-masing dan cara menunjukkannya. Ada yang sengaja menunjukkan kesempurnaannya untuk mengesankan orang, seperti mereka yang narsis.

Ada juga yang terlihat mengindari sebuah kegiatan yang bisa menunjukkan kekurangannya hingga menghindar dari obrolan tentang kesalahan seseorang. Maka dari itu, seorang yang perfeksionis cenderung melakukan isolasi sosial saat ngerasa nggak sempurna.

Mungkin lo mencoba untuk memenuhi harapan dari realitas yang sebenarnya sulit diwujudkan, sehingga mengasingkan diri dari orang lain. Kadang ada juga ada yang memilih menjauhi lo karena memiliki sifat perfeksionis.

BACA JUGA: FENOMENA RENTAL BOYFRIEND DI KALANGAN ANAK MUDA UNTUK MENGATASI KESEPIAN

3. BISA TURUN KE ANAK LO NANTI

Dalam studi terbaru, psikolog Martin Smith dan Simon Sherry menemukan bahwa orang yang memiliki orang tua dan terus-terusan mendorong anaknya untuk menjadi lebih baik cenderung memiliki sifat perfeksionis.

Mereka menuntut dan membesarkan secara kritis dengan sifat perfeksionis yang dimiliki, sehingga sang anak juga ikut terbiasa dan terdampak dari cara orang tua yang membesarkan. Lo harus bisa mengendalikan sifat tersebut biar nggak terbawa jauh dan mendapatkan dampak buruknya.

4. NGGAK MENIKMATI HIDUP

Nah bahaya perfeksionis juga membuat penderitanya nggak bisa menikmati hidup. Mereka selalu mengkhawatirkan atau mengkritik apa saja yang terjadi di sekitar mereka. Mereka juga resah akan masa depan atau menyesali sesuatu yang telah terjadi pada hari ini.

Nah ada baiknya mulai saat ini lo mengurangi sifat perfeksionis, kalo pun belum bisa, lo mungkin bisa secara perlahan menguranginya ya Civs! (*/)

BACA JUGA: BIBLIOTHERAPY: KETIKA BUKU JADI OBAT UNTUK MENGATASI KEKHAWATIRAN DALAM HIDUP

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Abdurrahman Rabbani

Cuma buruh tinta yang banyak cita-cita.