In Depth

E-COMMERCE TINGGAL MASA LALU? KINI ERANYA SOCIAL COMMERCE

Banyak survei dan data yang mengungkapkan kalau era belanja via digital sudah mulai bergeser. Kini lo harus kenal sama yang namanya social commerce, TikTok Shop juga jadi platform yang paling menjanjikan.

title

FROYONION.COM - Zaman tuh sekarang sudah bergeser Civs dengan sangat cepat Civs. Nah, hal itu tentunya bisa banget dimanfaatin buat jadi peluang atau ngembangin bisnis yang lagi lo rintis melalui internet sekarang ini. 

Dalam hal ini, penting buat lo buat aware dengan perkembangan zaman itu. Apalagi kalau bisnis lo itu berkaitan dengan online shop atau penjualan via daring yang tanpa toko fisik. 

Kalau 5 tahun terakhir mungkin lo kenal platform e-commerce kayak Tokopedia, Shopee atau Lazada dan lainnya. Tapi ternyata, sekarang cara berbisnis via e-commerce itu sudah nggak jadi sumber utama yang digunakan lho. Lo harus tahu yang namanya Social Commerce sekarang nih. 

Dengan model bisnis ini, lo bisa manfaatin sosial media buat melakukan praktek jual beli selazimnya dilakukan via aplikasi daring lainnya. Dengan begitu, sekarang ini sosmed jauh berkembang melebihi fungsi awalnya dan berpotensi buat lo ngeramein bisnis yang lagi dikembangin. 

BACA JUGA: MODAL PEDE DAN ENERJIK, KENAPA GAK JADI HOST LIVE TIKTOK?

Berkembangnya fenomena belanja via sosmed ini pun bisa jadi pangsa pasar yang besar buat lo manfaatin. Penting juga buat lo menyadari tren apa yang berkembang di sosmed tersebut supaya penjualan bisa maksimal. 

Melansir survei Populix pada September 2022, 86% responden mereka pernah berbelanja via social media platforms. Secara keseluruhan artinya, 4 dari 5 responden yang pernah melakukan hal itu. Tentunya angka dalam survei tersebut cukup mendominasi pasar. 

Masih merujuk ke survei itu nih, lo mesti tahu salah satu platform sosmed yang menguasai pasar ini, yakni TikTok Shop. Pasti lo pada tahu kalau aplikasi TikTok sekarang ini punya banyak pengguna dan sangat populer di kalangan anak muda. 

Selaras dengan itu ternyata pengguna TikTok Shop juga mendominasi. Tercatat 46% dari keseluruhan responden mereka menggunakan TikTok Shop untuk berbelanja. Jumlah itu jauh lebih banyak dibandingkan WhatsApp (21%), Facebook Shop (10%), dan Instagram Shop (10%). 

Fyi aja nih, data terbaru sepanjang 2022 dari ByteDance (perusahaan induk TikTok) juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dari unit bisnis TikTok Shop selama ada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 

BACA JUGA: FROM PARUNG TO FROYONION: INI PENGALAMAN GUE JADI TIKTOK INTERN

TIKTOK SHOP MERAJAI PASAR

Kalau merujuk dari laporan The Information, nilai transaksi via TikTok Shop itu sangat mencengangkan. Melonjak hingga empat kali lipat sepanjang 2022, TikTok Shop mencatatkan pembelian nilai barang alias Gross Merchandise Value (GMV) di Asia Tenggara hingga US$4,4 miliar atau Rp68 triliun. 

Buat lo yang nggak tahu, sekarang ini banyak pesohor yang juga memanfaatkan platform TikTok ini buat berjualan. Fitur live streaming yang mereka sediakan nampaknya sangat membantu para pemilik toko buat berinteraksi dengan calon pembelinya dan melakukan serangkaian promosi. 

Kata-kata 'klik keranjang kuning' jadi hal yang populer dan pasti lo tahu maknanya kan cuy? Fitur tersebut memungkinkan penonton TikTok buat belanja barang yang dipromosikan secara instan hanya dengan mengklik gambar keranjang kuning yang tertera di video ataupun live streaming mereka. 

Dari sisi ini, mungkin lo kenal banyak figur baru yang kini jadi jagoan social commerce dengan tingkat penjualan yang fantastis. Sebut aja misalnya, Melinda Rohita alias Meyden yang merupakan brand ambassador dari BTR. Seolah menyihir para penontonnya buat beli barang dagangan, nama Meyden juga jadi makin populer dan banyak brand yang mungkin menyukai report penjualan dari artis ini gara-gara laku keras. 

Bahkan, Meyden yang mengaku nggak paham banyak-banyak cara berjualan aja sampai diundang ngonten bareng penulis sekaligus komika Raditya Dika buat ngomongin tips & trik berjualan di TikTok Shop itu. Cek aja videonya ini cuy. 

Dari fenomena itu, bisa sedikit diidentifikasi gimana caranya supaya laku keras berjualan di TikTok. Satu yang perlu lo manfaatin adalah sikap interaktif dengan penonton dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan mereka secara 'on air'. 

TikTok sendiri mempopulerkan cara berbelanja ini sebagai community commerce. Mereka mengkombinasikan experience seru dari belanja, hiburan dan komunitas sehingga suatu konten meski berisi tentang produk dan jualan tapi tetap bisa diminati secara global. 

Awalnya, dipakai tagar #AsSeenOnTikTok hingga #TikTokMadeMeBuyIt buat mempopulerkan gaya hidup ini. Walhasil, lebih 30 miliar konten menayangkan hal-hal bernuansa tagar tersebut sehingga membawa gaya hidup baru berbelanja di sosmed. 

CARA PRAKTIS

Konsep belanja via sosmed ini sebenarnya nggak jauh beda dari apa yang kita kenal zaman dulu sebagai 'TV Home Shopping'. Di mana ada satu presenter atau host yang menawarkan penjualan produknya secara visual di depan televisi. Kala itu, cara tersebut sangat efektif buat memikat minat para pembeli karena mendapat experience langsung penggunaan produk yang mereka minati tanpa harus repot-repot melihatnya ke toko. 

Nah, dengan adanya sosmed sekarang jadi lebih ringkes lagi cara buat memajangkan produk yang lo punya. Berbeda dengan konsep home shopping yang perlu medium ketiga buat berbelanja --misalnya telepon--, social commerce hanya butuh jaringan internet yang terkoneksi di gadget milik lo buat melakukan pemesanan produk.

Etalase barang pun juga makin ramping dan mudah buat diakses oleh semua orang, sehingga mereka nggak bakal ketinggalan produk-produk terbaru yang diluncurkan dan siap buat dibeli. Hal ini tentunya beda banget dari cara home shopping dulu. 

Mungkin alasan-alasan kenapa home shopping nggak begitu populer lagi sekarang ini sudah ditambal dari fitur-fitur terbaru dalam konsep social commerce. Dengan harapan gaya hidup ini bisa bertahan lebih lama daripada e-commerce ataupun cara pemasaran produk lain di dunia digital.

Dengan perkembangan teknologi digital itu, sekarang semua orang bisa punya peluang buat jadi besar lewat pemasaran sosial media. Jangan lupa, lo bisa manfaatin beberapa sifat dasar dari sosmed itu sendiri buat jadi populer. 

Misalnya, unsur kreativitas dari konten-konten yang lo buat supaya menarik minat banyak orang buat mengikuti toko lo di social commerce. Selain itu, siapa tau konten-konten yang lo buat itu nantinya bakal jadi viral dan dikenal banyak orang. Soalnya sekarang ini kita nggak bisa dengan gampang buat prediksi fenomena atau konten apa yang bakal tiba-tiba meledak dan diminati banyak orang secara mendadak.

Siapa aja bisa jadi bintang di sosmed, tapi buat jaga keberadaan lo di atas popularitas itu lain cerita. Makanya, pikirin juga karya orisinil yang mau lo kembangin buat jadi brand image yang kuat pada etalase bisnis lo di social commerce itu sendiri. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Michael Josua

Cuma mantan wartawan yang sekarang hijrah jadi pekerja kantoran, suka motret sama nulis. Udah itu aja, sih!