In Depth

BELI CRYPTO LALU KAYA. TERUS MO APA?

Demam crypto boleh tapi jangan lupa tujuan hidup lo ya.

title

FROYONION.COM - Pandemi gini, pertumbuhan ekonomi dunia lagi turun, dan ngaruh banget ke ekonomi banyak orang. Lo mungkin termasuk di antaranya.

Crypto lantas digadang-gadang bak dewa penyelamat. Mata uang digital yang digagas pertama kali oleh Wei Dai ini selain dipakai sebagai alat transaksi keuangan online akhir-akhir ini naik pamor karena dianggap sebagai alat investasi yang datengin untung banyak dalam sekejap.

Di negara kita sendiri, crypto yang sudah ada sejak 1998 ini mulai dikenal setelah para social media influencer rame-rame bahas soal crypto di konten-konten mereka selama pandemi ini. 

Meski sudah ada sejak 1998, baru pada taun 2009 Satoshi Nakamoto ngeluncurin cryptocurrency ini sebagai alat pembayaran digital. Dan di banyak negara termasuk di Indonesia, crypto masih dianggap sesuatu yang sangat baru dan aneh.

Karena itulah, crypto masih harus berjuang supaya bisa diterima para pelaku ekonomi termasuk regulator di banyak negara. Misalnya di China, pemerintahnya memblokir semua akun media sosial yang berkaitan dengan crypto. 

Hal yang sama terjadi di negara kita tercinta Indonesia ini. Crypto belum mendapat tempat di sistem ekonomi kita setelah bu menkeu Sri Mulyani masih mencap crypto sebagai ancaman bagi rupiah. Padahal potensi dari crypto ini juga sebetulnya nggak kecil lho.

Salah satu orang Indonesia yang beruntung bisa nikmatin keuntungan dari punya crypto adalah Fajar Widi yang menikah 2017 lalu dan pake crypto sebagai mas kawinnya. Ia mengaku membeli sekeping bitcoin seharga 30 juta dan sebulan kemudian harganya melejit jadi Rp 90 juta. Tiga kali lipat naiknya! Sekarang meski sudah turun akibat twit Elon Musk, tetep aja harga sekeping bitcoin nggak bisa dianggep murah. Jadi gimana nggak dikira punya tuyul coba?

Saking tergiurnya dengan keuntungan yang bisa direguk dari crypto ini, sebagian orang juga sempet nekat ngabisin tabungan duit yang nggak seberapa. Diberitakan secara viral di media sosial, seorang cowok pake uang modal nikah buat beli crypto. Maunya untung, malah buntung. Endingnya dia jadi stres berat karena modal nikah ilang, calon istri ninggalin. Tragis beut!

Kedua cowok tadi termasuk kamu yang baca juga pastinya pengenlah jadi tajir melintir. Hasrat pengen kaya emang manusiawi. Nggak ada manusia terlahir dan bercita-cita buat jadi ‘kismin’, banyak utang, dan kudu kerja cuma buat makan dan kebutuhan sehari-hari.

Punya duit yang banyak banget itu membebaskan, kata penulis terkenal J.K. Rowling. Bener banget emang. Bayangin lo bisa terbebas dari kejaran deadline, nggak lagi mikir cicilan motor, cara ngelunasin cicilan hape, ketakutan bakal jatuh miskin di masa tua nanti, rasa khawatir kalau nggak bakal bisa cover biaya rumah sakit pas jatuh sakit dan mesti dirawat di rumah sakit.

 

DUIT MEMBEBASKAN

Sebelum kita repot cari utang buat beli crypto, gue ajak lo kenalan ama Daniel Maegaard (30). 

Cowok Australia ini juga kayak lo semua, masih muda dan tertarik punya duit banyak dengan cara yang nggak ribet.

Bulan Februari 2013 pas masih jadi mahasiswa jurusan psikologi di University of Sunshine Coast, Maegaard iseng aja beli cryptocurrency abis baca artikel soal bitcoin di BBC.

Tahun segitu, bitcoin masih asing banget bahkan buat masyarakat di Eropa, Amerika dan Australia sana. Nggak heran harganya cuma sekitar 15 dollar AS aja sekeping. Naik pun masih 30 dollar-an aja. Bandingin dengan harganya sekarang.

Maegaard yang saat itu baru berumur 22 tahun langsung tertarik dengan alasan kelangkaan bitcoin sebagai salah satu jenis cryptocurrency saat itu. Apapun yang langka bakalan berharga tinggi, pikir dia.

Maegaard juga yakin banget ama teknologi blockchain yang jadi fondasi bitcoin itu. Ditambah dengan berita krisis keuangan di Siprus yang menunjukkan kesewenang-wenangan pemerintah yang nyedot duit dari rekening bank lokal buat nangkal krisis, dia makin ragu ama sistem mata uang konvensional yang mendominasi dunia sekarang ini. Nggak bener nih, batin dia.

Apa yang dilakuin Maegaard buat bisa mulai investasi di bitcoin?

Pertama, dia gabung ama Bitcointalk, sebuah forum online buat mereka yang antusias banget ama potensi masa depan bitcoin. 

Setelah banyak belajar soal bitcoin dalam beberapa minggu itu, Maegaard mulai pede buat investasi.

Nah, dia nggak secara instan nyemplungin duit tabungan buat beli bitcoin. Dia investasi dengan sistem nyicil. 

Tiap minggu pas gajian Maegaard nyisihin duit buat dibeliin bitcoin. Oh ya, Maegaard ini nyambi jadi petugas di POM bensin di luar waktu kuliah. Jadi dia nggak cuma belajar terus rebahan nonton Netflix (ehemmm).

Abis itu, kalau ditotal tuh duit tabungan yang dia sisihkan buat investasi bictoin mencapai 4000 dollar. Jumlah yang nggak dikit buat mahasiswa yang baru mencicipi dunia kerja lah.

Cowok ini mengaku dicengin ama orang-orang di sekitar dia begitu dia cerita kalo dia investasi di bitcoin. “Orang-orang pada nganggep gue gila,” kata dia lewat thehustle.co.

“Tapi filosofi gue adalah inilah saat yang tepat buat gue untuk ambil risiko -- pas gue masih muda dan belom ada tanggungan kayak cicilan, anak, dan tagihan kebutuhan sehari-hari,” tambah Maegaard.

Terbukti pemikiran dia bener banget.

Dari hari ke hari, Maegaard ngeliat sendiri harga bitcoin makin merangkak naik. Sampai suatu ketika di akhir tahun 2013 harganya hampir 10 kali lipat dari pas Maegaard beli. 

Temen-temennya langsung pada nukerin bitcoin mereka ama duit tunai buat kebutuhan konsumtif. Tapi Maegaard ini beda. Dia mau menunda. Nggak mau secepet itu cairin bitcoin tabungannya.

Dalam benaknya, Maegaard udah punya rencana besar ternyata. Dia mau menunda kesenangan buat keuntungan yang lebih gede.

Keuntungan di bitcoin itu ia nggak belanjakan tapi dibeliin mata uang digital lain yang namanya altcoins. Karena risikonya emang tinggi, tingkat volatilitas alias fluktuasi harganya pun lebih dramatis dari bitcoin. Dan Maegaard rela mantengin tren, forum serta pasang surut harga di pasaran. Otomatis dia mesti online tiap hari.

Trik Maegaard bisa ngumpulin profit ialah pake trik ‘double dip”. Dia pake bitcoin untuk beli koin-koin lain daripada beli pake tunai. Untungnya berlipat-lipat deh.

Satu trik investasi lain dari Maegaard ialah saat masyarakat umum udah tau cryptocurrency dan potensi keuntungannya, saat itulah dia mesti segera ‘exit’, alias cairin cryptocurrency yang ditabungnya. 

Kenapa? Karena itu artinya nilainya biasanya bakal turun.

“Orang awam kayak nenek gue mulai nanya-nanya soal bitcoin. Pas itulah gue tau ini udah mencapai titik jenuh dan gue tau udah saatnya keluar.”

Jadi, kalau sekarang ‘demam’ cryptocurrency melanda dunia dan kita semua merasa pasti bisa dapet cuan segede Maegaard dan Fajar Widi, tunggu dulu gan! Nggak segampang itu lagi karena pasarnya udah jenuh dan penuh.


KEBEBASAN FINANSIAL TANPA TUJUAN HIDUP

Maegaard beruntung banget karena sebelum bitcoin mencapai puncaknya, ia udah bisa dapet 10 juta dollar AS! Tunai!

Begitu jadi jutawan dan bisa berenang di kolam duit bak Paman Gober, cowok Australia ini bisa bernapas lega. 

Gimana nggak? Di saat temen-temen dia masih berkutat dengan dunia kerja dan kembang kempis ngelunasin utang buat kuliah dan cari kerjaan pertama, dia udah bisa beli apa aja yang dia mau.

Gaya hidup mewah pun sekarang bisa dia jangkau. Maegaard nggak lagi kudu mantengin tren dan pergerakan harga crypto dari subuh sampe subuh lagi. 

Dia hidup sesantai-santainya. Jalan-jalan, foya-foya, traveling seenak jidat ke lebih dari 40 negara tanpa mesti mikirin cara hemat bajet ala sobat backpacker dan begpacker (versi lebih proletarnya, alias jalan-jalan sambil ngemis buat modal).

Kalau kita jadi Maegaard, pasti kita udah mikir: “Duhhh, impian gue banget tuhhh. Enak banget nggak usah kerja lagi. Duit banyak ngga abis abis. Bisa jalan-jalan mevvah bak selebgram, nginep di hotel bintang enam, sarapan estetik di resto standar Michellin, semua buat konten medsos.”

Setoppp! Sebelum mikir hidup kayak gitu enak, mari kita simak kata Maegaard yang udah ngalamin sendiri.

Begini kata dia: “Suatu hari gue sadar kalau hidup kayak gitu nggak menyenangkan lagi. Gue nggak punya kepuasan dalam hidup, sebuah tujuan, alias ‘sense of purpose’.”

Menohok banget nggak sih?

Sehabis dari bitcoin, Maegaard mencoba peruntungan lagi di teknologi baru bernama NFT atau Non-Fungible Tokens.

Bingung apa itu? Sama. Tapi sederhananya gini: NFT itu barisan kode di blockchain yang membuktikan keaslian kepemilikan aset digital seperti sebuah karya seni, file suara, video klip, dan lain-lain. Dengan kata lain, dia mirip sebuah sertifikat keaslian.

Kenapa NFT menurut Maegaard berpotensi melejit kayak bitcoin? Karena siapa aja yang bergerak di bidang digital pastinya bakal butuh NFT sebagai alat pencegah scam atau penipuan. 

Ibaratkan dunia ini adalah area yang masih liar kayak Wild West di Amrik dulu. Belum ada sheriff dan aturan hukum, jadi semuanya masih pakai hukum rimba. Kalau kena tipu, nggak bisa kita lapor polisi karena pemerintah dan polisi juga belum paham juga soal ginian.


DUIT + TUJUAN HIDUP = HEPI

Sekarang Maegaard udah nemuin jalur kariernya yang memang nggak mainstream. Dia nggak lagi cuma jalan-jalan keliling dunia ngabisin duit tapi udah punya rencana kehidupan yang mateng. 

Maegaard sadar kalau dunia cryptocurrency itu risikonya tinggi banget. Makanya dia pakai banyak strategi buat ngamanin aset yang udah ia punya.

Caranya dengan beli properti komersial dan nabung dalam bentuk aset lainnya. Nggak cuma crypto.

Dia juga nggak cuma mikir aset tapi mulai menggunakan pengalamannya di dunia cryptocurrency untuk membantu mereka yang mau belajar seperti dia.

Maegaard kini sibuk membantu orang-orang super kaya dunia untuk belajar crypto dan memfasilitasi jual beli dalam jumlah jutaan dollar.

Jadi meski sekarang kita belum ada duit di rekening sebanyak Maegaard, kita nggak perlu berkecil hati.

Kekayaan memang bikin hidup lebih nyaman dan enak tapi hidup yang terlalu banyak dipenuhi kesenangan pastinya akan membosankan banget. Simpelnya, makanan favorit lo pecel tapi kalau tiap hari kamu dimasakin nyokap lo pecel dan lo wajib makan, apakah kamu bakal hepi? Sekali dua kali, masih seneng. Tiga kali mulai bosen. Sepuluh kali eneg. Lama-lama lo bisa benci pecel seumur idup.

Meski sekarang kita disibukkan berbagai aktivitas buat ngejar duit dan duit baik melalui kerjaan di kantor atau sampingan, bikin bisnis rumahan, atau investasi crypto, baiknya kita juga jangan melupakan tujuan hidup kita yang sejati. 

Kalau lo masih bingung apa tujuan hidup lo, coba tanyain diri sendiri pertanyaan ini: “Hal apa yang masih tetep bakal gue lakuin meski gue udah nggak butuh duit karena semua kebutuhan material gue udah tercukupi kayak Maegaard?”

Punya tujuan hidup nggak cuma bikin hidup lo lebih terarah dan berwarna, nggak ngebosenin. Tapi juga bisa membikin hidup lebih bahagia, panjang umur, melindungi kesehatan jantung, bahkan menurunkan dampak kesepian akibat isolasi selama masa pandemi ini loh! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Akhlis

Editor in-chief website yang lagi lo baca