Movies

PUTARAN LAYAR DAN SEMANGAT MENGEMBALIKAN SINEMA KEPADA RAKYAT

Satu lagi geliat perfilman kota Semarang yang perlahan mulai terlihat, dengan semangat mengembalikan budaya menonton kembali ke rakyat, “Putaran Layar” akhirnya kemarin menghelat program pemutaran pertamanya di tengah-tengah masyarakat.

title

FROYONION.COM – Kota Semarang nampaknya mulai mengejar ketertinggalannya dari banyak sekali kota bernuansa “seni dan budaya” yang telah lebih dulu tenar dan terkenal. 

Ambil contoh saja seperti Solo, Bandung, Jakarta dan Jogjakarta yang selalu dielu-elukan soal bagaimana proses kreatif dari sebuah ide dan gagasan sering sekali berakhir menjadi sebuah mahakarya dan memiliki cakupan dasar seni yang bisa diperhatikan oleh banyak sekali orang di seluruh penjuru tanah air. 

Semarang yang selama ini selalu erat kaitannya dengan kota industri (mengingat satu-satunya hal yang bisa ditangkap oleh pendatang hanya Tugumuda dan Kota Lama saja) tentu menjadikan beberapa anak muda nampaknya mulai bosan dengan keadaan yang terasa sama sekali tak pernah mendukung keberadaan mereka dalam seni dan berkesenian. 

MENGEMBALIKAN SINEMA KEPADA RAKYAT

Beberapa waktu yang lalu, gue berkesempatan ngobrol dengan salah satu pendiri dari sebuah komunitas pemutaran yang bisa dibilang baru saja “mentas” dan terlahir di Kota Semarang.

Kami ngobrol di sebuah pondok tongkrongan anak-anak muda kota Semarang yang memang dijuluki sebagai pusatnya seni di kota tersebut. 

Mas Syahrul Syafik atau yang kerap dipanggil Sapik menyambut gue dengan hangat dan membuat seolah sesi wawancara ini hanya selintingan obrolan-obrolan ringan saja. 

Dari sesi wawancara berkedok nongkrong ngopi, mas Sapik menjelaskan bahwa Putaran Layar sendiri memang sebuah komunitas pemutaran yang terbilang masih amat sangat baru. 

Bahkan acara kemarin yang bertajuk “AkamSinema” merupakan program perdana mereka dalam ikut meramaikan khasanah seni dan berkesenian melalui media film sebagai sebuah tontonan. 

Nama “AkamSinema” diambil dari kata “AKAMSI” yang merupakan singkatan beken dari “Anak Kampung Sini”. Sesuai namanya pula AKAMSINEMA berusaha membawa kembali semangat menonton kepada rakyat dengan skema pemutaran layar tancap dan diakhiri dengan bernyanyi bersama dengan warga setempat yang memiliki lokasi digelarnya acara pemutaran tersebut. 

Mengembalikan sinema kepada rakyat juga menjadi alasan dari Perputaran Layar untuk mengenalkan bagaimana sebuah film bisa tercipta dan apa-apa saja yang perlu dihadapi dan terjadi di dalam sebuah pembuatan film itu sendiri. 

Medium film menjadi sarana yang mudah sebab masyarakat sekitar juga merasa terhibur dengan adanya agenda karaoke dan berjoget serta berdendang bersama selepas diskusi berat mengenai film yang telah diputar dan ditonton bersama. 

Ketika ditanya apakah ada berbagai macam pihak yang berusaha mengintervensi kegiatan tersebut menyatakan dengan tegas mas Sapik menjawab bahwa tidak ada satupun pihak yang berusaha menyudahi acara pemutaran tersebut.

Itu karena wilayah yang mereka pilih dan kampung yang mereka tuju untuk mengadakan pemutaran memang kebetulan salah satu kampung seni yang cukup jarang diketahui bahkan oleh warga Semarang sendiri, pun gue ketika diceritakan mas Sapik pun baru tahu bahwa ada Kampung Pancasila di Semarang. Lucu bukan?

Putaran Layar sendiri mengakui bahwa banyak sekali pihak yang membantu mereka dalam mengadakan agenda pemutaran perdana mereka ini, mulai dari komunitas-komunitas pemutaran lainnya yang sudah lebih dahulu ada dibanding mereka yang membantu memberikan saran serta masukan soal bagaimana sebaiknya sebuah pemutaran film itu dihelat, hingga warga sekitar yang antusias membantu mereka menyiapkan segala sesuatunya. 

Mas Sapik berujar bahwa ia senang dengan antusiasme yang ditunjukkan sejumlah pihak yang telah membantu mereka. Ia mengatakan bahwa akan ada lagi program baru dari mereka yang bekerja sama dengan @sarekatkine bertajuk “AMORFATI” dengan tagline ‘Mencintai Sinema dan Menerima Apapun yang Terjadi’. Terasa organik dan menarik tentu saja bukan?

Putaran Layar merupakan salah satu dari sekian banyak sekali pemutaran layar di Kota Semarang yang perlahan bangkit dan berdiri untuk melawan keterbatasan yang ada dalam seni dan berkesenian di kota yang tak berpihak pada seniman. 

Putaran Layar memberikan warna baru yang berbeda dan layak untuk diramaikan dan didatangi bersama teman, sahabat, pacar ataupun selingkuhan kalian. 

Jadi tunggu apalagi? Sudahkah kalian datang atau berencana mendatangi acara Putaran Layar Civs? Kalo penasaran kunjungin aja ig mereka di @putaranlayar. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Naya Rasendrya

Naya Rasendrya Movie Enthusiast, Produser Film Pendek dan fans berat film-film Wong Kar-Wai. Kata-kata Mutiara “Sombonglah jika memang ada yang bisa kamu sombongkan”.