Food

POPO ‘WARPOPSKI’: MAKANAN ITU SIMBOL IBADAH DAN SEBUAH KARYA SENI

Siapa sangka kalo kegiatan sehari-hari yang biasa dilakuin ibu kita ini termasuk bagian dari ibadah? Setidaknya itu menurut Popo, seniman mural Ibu Kota yang juga berperan jadi seniman di dapur.

title

Ryan Riyadi atau yang biasa akrab dipanggil Popo, adalah seorang seniman mural yang namanya udah tersohor. Karya muralnya yang turut menghiasi banyak dinding Ibu Kota dengan tema jenaka dan kritik sosial, menjadikan Ryan lebih dikenal dengan nama karakter buatannya, Popo. 

Sukses sebagai seniman mural ternyata nggak ngebuat Popo puas. Baginya, media untuk menyalurkan seni bukan cuma lewat gambar dan mural, tapi juga bisa lewat masakan. 

Maka di tahun 2018, Popo bersama teman-temannya mendirikan sebuah usaha yang sering disebut ‘warteg kekinian’ bernama Warpopski. 

“Konsep awalnya tuh kitchen bar. Nggak ada kasir, nggak ada kru, semua gue yang jalanin. Menu juga bisa dibilang nggak ada karenga gue masak apa yang mau gue masak aja,”cerita Popo mengawali wawancaranya bersama Froyonion saat diundang untuk nyicip-nyicip masakannya di Warpopski. 

Warteg kekinian yang ada di Jalan Tebet Timur Dalam Raya No. 6A, Jakarta Selatan ini emang punya konsep yang nyentrik dan bisa dibilang ‘nyeleneh’. Lo bisa liat sendiri dari logonya. Siluet pedagang pecel dengan warna merah dan biru khas Major League Baseball bukan logo tempat makan yang biasa kita temui, bukan? 

“Hahaha, gue tuh suka banget sama parodi. Jadi pedagang pecel lele atau ayam kan udah heritage-nya Indonesia. Udah puluhan tahun pedagang pecel ada di pinggir jalan dan gue suka sama identitasnya. Kalo warna merah sama biru ini karena gue suka Major League (Baseball), makanya gue bikin parodinya,” jelas Popo menunjukkan sisi kreatifnya dalam membuat logo dagangannya. 

Nggak cuma tecermin lewat logo, menu-menu yang ada di Warpopski juga bisa dibilang nyentrik. Nasi goreng alpukat, nasi siram paru, dan menu-menu lain bisa lo nikmati di sini. Tenang aja, walaupun namanya kedengeran asing, tapi makanan di Warpopski nggak ada yang gagal. Setidaknya di lidah Popo sendiri. 

“Kalo bumbu, ada satu bumbu signature yang gue pake. Namanya five star spicy tapi bisa juga disebut ngohiong. Ini bumbu andelan gue, kalo lo punya bumbu ini lo juga bisa bikin masakan Warpopski kok,”kata Popo membeberkan ‘bumbu rahasia’nya. 

Bumbu ngohiong andalan Warpopski. (Foto: Froyonion)

Alt text: Bumbu five star spicy atau ngohiong adalah bumbu kunci yang dipakai dalam hidangan di Warpopski. Bumbu ini banyak dipakai di Tiongkok dan memberikan cita rasa rempah-rempah yang sedikit menyengat dan pedas. 

Selain bumbu yang pas, ternyata menurutnya emosi dan mood jauh lebih memegang peran penting untuk membuat suatu masakan yang enak. 

“Gue kalo lagi marah, nggak mau masak. Kalo waktu dulu masih (ngelola Warpopski) sendiri, gue mending tutup warung ketimbang masak dengan mood yang ancur. Karena pasti hasilnya jadi nggak enak juga,”katanya. 

Ternyata prinsip-prinsip eksentrik kayak gitu yang bikin Warpopski jadi unik. Darah seniman yang mengalir di tubuh Popo juga turut tertuang di setiap masakannya. Karena baginya, masak itu salah satu media untuk buat karya seni. 

“Waktu gue nge-mural, karya seni gua ya mural itu. Tapi ketika gua masak, karya seni gue ya masakan gue. Gue sebagai ‘seniman’ nggak pernah hilang kok, entah apapun yang akan gue buat ke depannya,”kata Popo dengan yakin. 

Sebagai seniman, Popo emang bisa dikenal suka ‘nyeleneh’. Nah, unsur ‘nyeleneh’ ini juga sengaja nggak dia hilangkan dalam memasak. Tapi, Popo ternyata punya prinsip ‘nyeleneh’ yang filosofis.

"Gue sebagai seniman mungkin iya nyentrik dan nyeleneh. Tapi kalo soal beribadah, gue nggak pernah nyeleneh. Dan memasak adalah bagian dari ibadah, sedangkan makanan adalah simbol ibadah,”katanya. 

Perumpamaan yang diutarakan Popo ini lahir dari pengamatannya saat bulan puasa, di mana makanan jadi unsur penting yang membuat momen Ramadhan jadi indah. Begitu juga di agama dan kepercayaan lain. Natal, Nyepi, Waisak, bahkan sesajen, juga ada unsur makanannya. 

Ngomongin Popo dan Warpopski emang selalu munculin satu kata di benak kita, unik. Lo juga bisa jadi bagian dari keunikan Warpopski, loh. Salah satunya, kalo lo ngerasa makanan di Warpopski nggak enak, lo langsung bisa bilang ke yang masak. Pilihannya antara makanan lo dimasak ulang atau uang lo dibalikin. 

“Gue sangat terbuka akan kritik dan saran. Kalo lo dateng makan di Warpopski dan ternyata nggak abis, gue akan tanya alasan kenapa makanan lo nggak abis. Kalo ternyata menurut lo nggak enak, kita bisa benerin. Tapi kalo ternyata makanannya enak-enak aja, berarti lo bukan target pasar kita aja. Solusinya, ya udah duit lo gue balikin,” jawabnya sambil menutup wawancara bersama Froyonion. 

Kata orang, seniman itu emang punya idealisme sendiri. Kata orang juga, hidup dengan idealisme nggak akan ngenyangin perut. Tapi, Popo membuktikan kalo hidup sebagai seniman yang punya idealisme, bisa bikin perut ‘kenyang’ kok. 

Buat lo yang kepo, langsung aja nih tonton video Froyonion di Warpopski! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Grace Angel

Sehari-hari menulis dan mengajukan pertanyaan random ke orang-orang. Di akhir pekan sibuk menyelami seni tarik suara dan keliling Jakarta.