Food

IDE MALAM MINGGU: CARI INSPIRASI SAMBIL NONGKRONG DI THE LAPAN SQUARE

Dalam series ‘Ide Malam Minggu’ kali ini, ada salah satu tempat yang di daerah Bintaro yang bisa lo jadiin referensi nongkrong asik pas weekend. Selain nikmatin makanan dan minuman, lo juga bisa sambil baca buku yang disewain gratis selama lo nongkrong di sana. Cekidot!

title

FROYONION.COMBeberapa tahun ke belakang, istilah creative compound jadi makin familiar di telinga orang-orang Indonesia, utamanya yang bergerak di industri kreatif dan para ‘pegiat’ kongkow

Creative compound, sering juga disebut creative hub bisa diartiin sebagai ruang terbuka kolektif tempat UMKM lokal yang bergerak di industri kreatif dan konsumen bertemu secara tatap muka. Ibarat sebuah ‘kompleks’ yang diisi oleh tenants unik. Dan biasanya nggak sekedar jualan produk aja, tapi juga ada workshopart lab, dan sejenisnya, interaktif dan melibatkan komunitas pokoknya.

Nah, bicara soal creative compound, dalam series ‘Ide Malam Minggu’ kali ini, gue bakal mereferensikan satu tempat kece buat lo semua, baik yang suka bawa tongkrongan atau sekedar cari inspirasi sendirian sambil baca buku. Berlokasi di daerah Bintaro Sektor 7, tepatnya di daerah Jurang Mangu Barat, yaitu The Lapan Square

The Lapan bisa jadi salah satu tujuan lu kongkow yang produktif dan positif. (Foto: dok. Froyonion)

Ruang kolektif ini diisi line-up yang cukup variatif, mulai dari makanan dan minuman kayak Bakmie Sentosa 168Lawless DonutsHONU, dan Ilgi Coffee. Selain itu, ada Chop Club BarbershopBuka BukuMonstore, sampe ke custom furniture yaitu By Bitte.

Awalnya, The Lapan (komunitas sebelum The Lapan Square terbentuk) tercipta organik di tahun 2012 dari komunitas kreatif yang terbentuk dari studio-studio desain di lokasi itu. Gabungan antara studio-studio kreatif dengan emerging brands, terus terciptalah sebuah komunitas baru yang lebih besar.

Manifestasi atau ekstensi dari komunitas yang lebih besar itu, The Lapan Square lahir di tahun 2020, Civs. Awal terbentuknya dari sebuah ide di masa awal pandemi, di mana banyak cafe dan restoran yang nggak boleh ada dine in, The Lapan Square ini hadir jadi salah satu solusi titik distribusi baru buat emerging brands supaya menjangkau konsumen yang lebih luas.

“Restoran yang ada di Jakarta Barat, atau Jakarta Selatan agak sulit untuk menjangkau konsumen yang di Bintaro, harga delivery pasti mahal banget. Jadi, kenapa nggak bikin hub supaya emerging brands ini bisa ditaruh di satu titik dan jadi distribution point mereka?” jelas Agatha Carolina, salah satu founder dari The Lapan.

Memang sih, di tengah-tengah situasi pandemi kayak gini, ruang kolektif yang menggabungkan banyak UMKM macam The Lapan Square cukup dirasa esensial buat kelangsungan usaha.

Communal space-nya kita siapkan, jadi berusaha membantu brand-brand dalam mengurangi pengeluaran, mereka hanya perlu untuk membuat kitchen-nya aja,” lanjut Carolina.

Dengan konsep outdoor, The Lapan lebih aman buat gaul di saat pandemi gini. (Foto: dok. Froyonion)

Pas pertama kali dateng ke sana, ambience-nya kerasa peaceful dan adem gitu. Secara, Bintaro tuh hawanya lumayan panas, tapi di tempat ini kerasa sepoy-sepoy dan memanjakan mata dengan ‘ijo-ijo’ tumbuhan yang ada di situ. Tempat ini cocok banget buat lo yang mau bawa tongkrongan. Cukup nyaman dan banyak pilihan makanan dan minuman.

Jadi, buat lo yang lagi kebingungan mau ngajak pacar ke mana, lo bisa banget bawa doi ke The Lapan Square. Karena nggak cuma untuk nongkrong doang, di situ juga ada salah satu tenant yang bikin gue cukup tertarik untuk rajin dateng ke sana, yaitu Buka Buku.

Satu sudut yang direkomendasiin buat para kutu buku. (Foto: dok. Froyonion)

Terkait Buka Buku, awalnya ide ini diinisiasi oleh The Lapan sebagai karya yang di-showcase mereka dalam ‘Bintaro Design District’ yang bertema ‘Permeable Society’. The Lapan Square bergerak secara inklusif dan ingin bermanfaat bagi daerah sekitar dengan membuat perpustakaan yang bisa diakses oleh masyarakat secara gratis.

Kerennya, buku-buku di sini juga lumayan seru buat dibaca-baca, salah satunya ada buku Haruki Murakami yang ketika gue liat cover-nya langsung gue pegang dan bawa baca sambil nongkrong. Dan buku-bukunya bisa lo bawa-bawa sambil lo nongkrong di sana yak. Jangan lupa balikin lagi kalo dah mau pulang cuy!

Kalo lo mau donasi buku juga sabi, Civs. Lo tinggal bawa buku yang pengen lo donasikan dan kasih ke mbak-mbak penjaga buku di sana. Mbak-mbaknya juga ramah dan bisa ngerekomendasiin buku yang kira-kira cocok buat lo baca.

Sambil baca buku, gue juga pesan kopi dari Slow Bar by Ilgi Coffee. Lokasinya ada di lantai 2 The Lapan Square. Di situ, lo bisa pesen menu campuran kopi yang cukup unik. Karena konsepnya slow bar, lo bisa pesen sambil ngobrol-ngobrol sama baristanya juga.

Jadi, buat lo yang bingung mau ngabisin weekend di mana, lo bisa pilih ke The Lapan Square, Civs. Di sini lo bisa sambil work from cafe dan nyari-nyari inspirasi. Buat yang demen nulis, tempat ini cukup nyaman dan nggak terlalu bising karena letaknya yang nggak pinggir jalan besar yang bising.

Ke depannya juga, Carolina bilang kalo The Lapan Square bakal ngadain live events, tentunya dengan harapan pandemi yang cepet bisa terkendali yak, Civs. Beberapa event yang direncanakan antara lain seperti sunday market dan creative exhibition. Gue pribadi sangat menunggu The Lapan Square bisa ngadain live events dalam beberapa waktu ke depan. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Garry

Content writer Froyonion, suka belajar hal-hal baru, gaming, dunia kreatif lah pokoknya.