Food

DEPOT 2 LEGENDA: BERANI BEDA DI TENGAH MENJAMURNYA KAFE ESTETIK

Peluang untung dari bisnis kafe estetik memang menggiurkan, tetapi kalau usaha depot makanan lebih langka. Dua anak muda nekat mendirikan bisnis kedai makanan. Berikut ceritanya untuk kamu.

title

FROYONION.COM - Bagi anak muda, nongkrong di kafe yang aesthetic memang sudah menjadi makanan sehari-hari. Sudah mirip makanan pokok saja. Biasanya, anak muda ini selain menyeruput kopi gula aren atau latte juga tak jarang ‘ngonten’ seperti mengambil foto yang bakal diunggah di media sosial.

Tak jarang pula kafe dijadikan sebagai ladang bisnis yang cukup menjanjikan, dengan bermodal spot foto estetik dan juga harga minuman yang terjangkau. Namun, berbeda dengan Ken dan Hafi yang memilih untuk membangun usaha depot yang menjual makanan berat di tengah maraknya kafe estetik.

DARI PANGGUNG KE PENGGORENGAN

Ken dan Hafi adalah pentolan yang melahirkan Depot 2 Legenda. Berawal dari satu band bernama “Portlash”, kedua pria kemudian ini menekuni bisnis kuliner. Mulai dari selera musik yang sama, latar belakang yang mirip, hingga muncullah celetukan untuk membuka depot.

Pada saat itu Ken dan Hafi masih berkarier di koridornya masing-masing. Ken saat itu bekerja di kedai milik orang, sementara Hafi masih bekerja sebagai konsultan di suatu perusahaan. Merasa jenuh dengan profesi yang ditekuni, Ken dan Hafi akhirnya mengencangkan ikat pinggang untuk menekuni bisnis depot dan kemudian lahirlah nama "Depot 2 Legenda". Angka 2 diambil karena diinisiasi oleh dua orang sedangkan legenda karena dipercaya usaha yang ditekuni sampai berusia 1000 tahun.

KENAPA DEPOT?

Bukannya melompat ke trend bandwagon kafe estetik, kenapa malah membuat depot? Mungkin itu yang muncul di kepala hampir banyak orang. Saat ditanya, Ken menjelaskan bahwa memasak memang sudah menjadi bagian hidupnya, alasan memilih depot sebagai bisnis sebenarnya tidak begitu rumit. Karena mereka berdua mencintai kesederhanaan. 

HIdangan yang kamu bisa santap di Depot Dua Legenda. (Foto: Dokumentasi Depot 2 Legenda)

Jujur saja, kebanyakan teman penulis punya pemikiran untuk membuka usaha di dunia perkopian. Namun, kalau dilihat kembali pasarnya, ini sudah bagaikan ‘lautan merah’ (red ocean) yang artinya sudah jenuh. Melihat semangat Ken dan Hafi dalam menjalankan bisnis depot ini justru hal yang unik dan tak bisa dianggap remeh. Bayangkan saja, siapa yang mau panas-panasan di depan kompor dan wajan yang mampu memuat puluhan porsi itu? Kebanyakan dari kita memilih pekerjaan yang anak muda banget, misalnya seperti influencer atau bekerja di agency.

Kalau berbicara soal passion, mungkin Ken dan Hafi sudah berhasil merepresentasikan hal tersebut. Toh, kalau berbicara soal bisnis, kita memang seharusnya pintar-pintar menemukan posisi diri di pasar, yang biasa disebut dengan positioning.

RASA DAN PENGALAMAN

Berlokasi di Jalan Oro-Oro Dowo, Malang, Depot 2 Legenda berdiri di sebuah bangunan tua dan tepat di pertigaan jalan. Depot 2 Legenda buka setiap Senin sampai Rabu, Kamis tutup, dan buka kembali pada Jumat hingga Minggu. Untuk jam bukanya sendiri, mulai dari pukul 07.00 WIB sampai habis, makanan berat baru dijual mulai 10.00 WIB.

Pengalaman penulis sendiri saat menjajal hidangan yang disajikan Depot 2 Legenda memang berbeda dengan kebanyakan depot yang pernah penulis kunjungi. Saat itu penulis memesan kwetiau goreng, yang bisa dikatakan bagian menu standar di banyak tempat makan karena hampir banyak yang menjualnya. Porsi yang ditawarkan begitu banyak dan juga gurih sekali. Tenang buat kamu yang muslim, di Depot 2 Legenda mereka menjual makanan halal.

Selain itu, kata “depot” memang identik dengan kesan kuno dan jadul tetapi itulah yang justru memberikan ‘angin segar’ di industri food and beverages. Kalau dilihat sekilas, memang menu yang ditawarkan khas restoran chinese food, namun Ken nggak mau hanya berpatokan pada satu label. Ken dan Hafi pun ingin eksplorasi soal menu-menu yang mereka belum jajal.

Jujur saja, pengalaman pertama berkunjung ke Depot 2 Legenda memang bukan seperti ke depot yang dikelola oleh orang-orang yang sudah berumur. Bahkan pengunjungnya pun didominasi oleh anak muda yang memilih ngaso di bawah pohon rindang dan duduk di  rerumputan yang sejuk.

Apalagi suasana Malang yang sejuk juga sangat mendukung dengan sajian Depot 2 Legenda yang enaknya disantap waktu hangat-hangatnya. Tak heran banyak anak muda yang datang ke mari bukan hanya sekadar berpiknik tapi memang hidangan yang disajikan juga punya kualitas dan citarasanya. 

Kini Depot 2 Legenda sudah mulai banyak yang tahu, berawal dari teman sepermainan kini sudah mulai menyebar luas di skena anak muda. Padahal kalau dibilang usia Depot 2 Legenda baru satu bulan sejak dibuka bulan Agustus 2021 lalu. Dari Ken dan Hafi, kamu bisa belajar soal berbisnis dengan melihat peluang pasar, dan kadang tidak perlu mementingkan ego dulu.

Kembali ke prinsip bisnis, yang penting modal awal bisa membawa cuan! Tapi, saat penulis menanyakan omzet sehari yang diterima, Ken menjawab tak memikirkan soal itu. Setiap hari ia sangat menikmati pekerjaanya sebagai juru masak. Ken bisa menemukan apa yang ia cintai dan tak terlalu memusingkan omzet, yang penting sering sold out.

Perkara harga sendiri, tidak bakal bikin kantongmu tercekik. Dimulai dari harga Rp 20.00 saja, kamu bisa menikmati makanan yang mengenyangkan perut. Toh, mereka juga tidak hanya menjual makanan berat, ada side dish seperti dimsum atau roti kaya, minumnya bisa dengan teh lemon hangat.

Sekarang keluarga Depot 2 Legenda semakin besar.  Kamu bisa langsung ke instagram @depot2legenda apabila tertarik, cobalah pesan Nasi Goreng kulit atau Ayam Kungpao. Kata mereka, ini best seller-nya! Dari Hafi dan Ken kita belajar (sudah seperti pepatah di Twitter), kalau memulai bisnis harus pintar-pintarnya melihat peluang atau ceruk. Bahasa gaulnya: niche. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Yosua Pirera

Copywriter, content writer, poet