
Apa bedanya sama ‘kolektor’, jangan-jangan orang yang suka koleksi juga HD lagi? Mari kita bahas lebih dalam.
FROYONION.COM – Pernahkah kamu melihat orang yang suka mengumpulkan barang-barang random? Ada yang suka ngumpulin koin-koin kuno, perangko, mainan, kartu, barang-barang antik, buku, karya seni atau sekedar barang-barang random seperti botol air minum bekas, bungkus makanan, struk belanjaan dan lain sebagainya.
Perilaku ini terkadang membuat sebagian orang bertanya-tanya apakah ia memiliki kecenderungan memiliki perilaku menyimpang.
Beberapa waktu lalu, di TikTok sempat viral sebuah video yang menunjukkan perilaku seorang wanita yang memiliki perilaku aneh, yaitu menimbun sampah di kamar kosnya.
Bahkan, kamar wanita ini sampai banjir hingga keluar ke koridor kos saking banyaknya benda-benda yang ditumpuk di kamar mandinya. Mulai dari botol-botol air mineral, bungkus makanan, baju-baju yang belum dicuci hingga pembalut yang diletakkan di sudut kamar mandi.
Banyak warganet yang menyambut video ini dengan dugaan bahwa kondisinya terkait dengan Hoarding Disorder (HD), sebuah gangguan perilaku yang ditandai oleh kesulitan yang berkelanjutan dalam membuang atau berpisah dari barang-barang mereka.
Video ini pertama kali diunggah oleh akun TikTok @martasiahaan98, perilaku yang dianggap aneh bagi sebagian orang ini kemudian mendapat perhatian besar dengan lebih dari 34,4 juta kali ditonton, disukai sebanyak 1,5 juta kali di TikTok.
BACA JUGA: EFEK CUACA PANAS BAGI KESEHATAN MENTAL DAN EMOSI
“Banjir terus koridor kost, diikuti aliran airnya, ternyata dari kamar si gadis ini,” tulis pengguna akun TikTok @martasiahaan98 di narasi video tersebut.
Jika menilik peristiwa ini, ada satu pertanyaan yang membuat saya penasaran, yaitu apakah hal ini juga terkait dengan fenomena orang yang suka koleksi barang atau kolektor?
Kira-kira apa bedanya Hoarding Disorder dengan perilaku mengumpulkan atau Collecting?
Perilaku ini didefinisikan sebagai gangguan mental yang ditandai oleh akumulasi barang-barang yang tidak berguna atau tidak perlu dalam jumlah yang berlebihan hingga menyebabkan berantakan di rumah seseorang.
HD sendiri ditandai dengan perilaku sulit untuk membuang, untuk berpisah dari benda-benda yang bahkan sudah tidak memiliki nilai, dan terasa cemas dan gelisah jika harus menghapus benda tersebut, akhirnya benda-benda tersebut ditahan dan tidak dibuang, melainkan disimpan.
Mereka merasa terikat secara emosional pada barang-barang tersebut dan khawatir akan kehilangan sesuatu yang mungkin mereka butuhkan di masa depan.
Begitu banyak sehingga, benda-benda tersebut bertumpuk-tumpuk di dalam kamar atau di tempat tidur, sampai-sampai tidur pun dilakukan di antara tumpukan sampah.
Akibatnya, benda-benda yang tidak dibuang ini akhirnya menginvasi dan menempati area pribadi.
Gangguan ini sangat mengganggu hingga akhirnya individu tersebut menciptakan lingkungan yang aman, seperti menyatakan bahwa kamar tersebut adalah tempat paling nyaman bagi mereka dan barang-barang miliknya tersebut.
Orang lain tidak diizinkan untuk mengganggu tempat tersebut karena ini adalah zona aman di mana barang-barang yang dianggap orang aneh akan bisa bebas mereka miliki. Mereka akan cenderung tidak suka melihat orang lain melihat barang-barang tersebut dan akhirnya menutup diri.
BACA JUGA: PLATFORM ‘BIJAK MEMILIH’ KAWAL ANAK MUDA MEMILIH PEMIMPIN YANG TEPAT DI PEMILU 2024
Dampaknya, gangguan ini sering kali mengganggu kehidupan sehari-hari individu, menciptakan konflik dalam hubungan seperti pertengkaran dengan pasangan, keluarga, atau teman. Ini juga dapat mempengaruhi aspek-aspek sosial seperti pekerjaan dan pendidikan.
Sementara itu, pengobatan gangguan hoarding biasanya hanya berhasil jika diagnosis lain yang mungkin ada telah diatasi.
Sementara HD adalah gangguan mental yang serius, perilaku mengumpulkan adalah hobi atau kegemaran yang umum.
Kolektor adalah individu yang secara sukarela mengumpulkan barang-barang tertentu, seperti perangko, koin, mainan, atau barang-barang lainnya, dengan tujuan untuk menikmati, mengejar minat pribadi, atau bahkan menginvestasikan secara finansial.
Perbedaan utama antara HD dan perilaku mengumpulkan adalah tingkat disfungsi dan gangguan yang dialami oleh individu.
HD adalah gangguan mental yang signifikan yang memerlukan perhatian medis dan klinis. Orang yang mengalami HD biasanya merasa stres dan cemas akibat keberadaan barang-barang berlebihan di rumah mereka dan kesulitan dalam menjalani kehidupan yang normal.
Menurut Journal of Affective Disorders, sekitar 2,5% dari populasi umum memenuhi kriteria gangguan penimbunan atau HD, dengan angka serupa ditemukan pada pria dan wanita khususnya di negara-negara maju. Perilaku menimbun sering kali muncul pada masa remaja atau awal masa dewasa, dan cenderung memburuk setiap dekadenya. Sekitar setengah dari orang dengan gangguan ini memiliki komorbiditas depresi.
BACA JUGA: DEMI KESEHATAN MENTAL, KINI GEN Z LEBIH PILIH PAKAI HP JADUL
Gangguan penimbunan ditandai dengan tiga ciri utama. Yang paling kentara adalah kesulitan melepaskan harta benda. Kedua adalah perolehan barang baru secara berlebihan atau kompulsif. Tidak semua orang dengan gangguan penimbunan memiliki komponen perolehan, meskipun sebagian besar memilikinya. Ketiga adalah disorganisasi dan ketidakmampuan mencegah kekacauan.
Berbeda dengan kolektor yang menyimpan koleksinya dengan rapi dan terorganisir, orang dengan gangguan penimbunan lebih cenderung memiliki tumpukan kertas di kamar mandi dan kotak peralatan rusak di dapur.
“Satu hal yang penting tentang gangguan penimbunan adalah tingkat disorganisasi,” kata Carolyn Rodriguez, MD, PhD, direktur program penelitian gangguan penimbunan dan seorang profesor di Universitas Stanford dikutip dari Jurnal American Psychological Association, Selasa 10 Oktober 2023.
Di sisi lain, kolektor adalah individu yang dapat menjalani kehidupan yang normal sambil mengejar minat mereka dalam mengumpulkan barang-barang tertentu.
Mereka memiliki kendali atas koleksi mereka dan dapat memutuskan untuk menjual, menukar, atau membuang barang-barang tersebut sesuai keinginan mereka.
Perbedaannya adalah bahwa kolektor tidak kesulitan membuang barang-barang tersebut jika mereka ingin melakukannya, dan kegiatan ini tidak mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.
Selain itu, menyadur dari International OCD Foundation, perbedaan yang cukup signifikan adalah bahwa kolektor mempunyai hasrat untuk merapikan, mengatur bahkan memajang barang-barang mereka dengan bangga agar bisa memamerkannya kepada orang lain.
BACA JUGA: ‘SLEEP CALL’ KUAK RUMITNYA HIDUP DALAM JERATAN PINJOL, DATING APP, DAN BOBROKNYA KESEHATAN MENTAL
“Kolektor menciptakan komunitas individu yang memiliki minat dan minat yang sama. Kolektor akan mengatur dan memajang barang-barang mereka dengan bangga dan memamerkannya agar orang lain dapat melihatnya,” tulis International OCD Foundation dikutip Froyonion pada Selasa 10 Oktober 2023.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah perbedaan Hoarding Disorder dengan perilaku mengumpulkan (Collecting).
Nah itu dia kira-kira perbedaan antara keduanya, jadi sebenarnya antara perilaku Hoarding Disorder dan Collecting punya perbedaan yang cukup signifikan.
Jika kamu atau orang terdekatmu merasa ada yang salah dan memiliki kecenderungan seperti di atas, segera konsultasikan ke psikiater ya. Jangan menunda-nunda ke dokter karena Hoarding Disorder juga bisa mengganggu aktivitasmu sehari-hari. (*/)