
Tren influencer yang menampilkan kebaikan dan kemurahan hati telah menjadi sangat populer di TikTok, meskipun banyak kritik terhadap tren ini.
FROYONION.COM - Kebaikan adalah kualitas yang sangat dihargai di seluruh dunia, dan tak heran jika tindakan kebaikan sering kali menjadi viral di media sosial. Tren influencer yang menampilkan kebaikan dan kemurahan hati telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir, dan semakin banyak orang yang mengambil bagian dalam gerakan ini.
Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa tindakan kebaikan sangat penting bagi kesejahteraan kita sendiri dan orang lain, serta bagaimana kita dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tren influencer yang menampilkan kebaikan dan kemurahan hati telah menjadi sangat populer di media sosial, terutama di platform seperti TikTok dan Instagram. Salah satu tren yang paling menonjol adalah "Blessing Strangers" di TikTok, di mana pembuat konten memberikan hadiah kepada orang asing yang tidak disangka-sangka.
Tren ini telah menarik perhatian banyak orang, termasuk selebriti mainstream seperti Drake, yang memberikan hampir satu juta dolar kepada orang-orang yang membutuhkan di Miami dalam video musiknya "God's Plan" pada tahun 2018.
Namun, ada banyak kritik terhadap tren influencer semacam ini, dengan beberapa orang yang menganggapnya sebagai tindakan yang dangkal atau bahkan merugikan. Ada juga pertanyaan etis tentang menggunakan reaksi orang terhadap kebaikan untuk mendapatkan popularitas online.
Namun, meskipun ada keraguan tentang motivasi di balik tindakan kebaikan tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa tindakan kebaikan dapat memiliki dampak positif yang signifikan pada kesejahteraan kita sendiri dan orang lain.
Salah satu manfaat utama dari tindakan kebaikan adalah bahwa dapat membuat kita merasa baik tentang diri kita sendiri. Ketika kita melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain, kita mengaktifkan sistem hadiah di otak kita, yang melepaskan hormon perasaan baik seperti oksitosin dan dopamin. Hormon-hormon ini dapat meningkatkan suasana hati kita, menurunkan tekanan darah, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh kita.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Psychological Bulletin tahun 2020 menemukan bahwa ada hubungan antara perilaku prososial dan kesejahteraan. Hasil analisis menunjukkan bahwa antara tindakan kebaikan yang tidak direncanakan (seperti membantu orang buta menyeberang jalan) dan tindakan kebaikan yang diorganisir (seperti menjadi relawan di dapur umum), membantu secara informal memiliki lebih banyak manfaat kesejahteraan. Hal ini mungkin karena membantu secara informal lebih santai dan mungkin lebih mudah membentuk hubungan sosial.
Manfaat lain dari tindakan kebaikan adalah bahwa kebaikan itu sendiri menular. Bahkan satu tindakan kebaikan dapat memicu efek domino yang menyebar ke seluruh komunitas dan menciptakan efek gelombang positif yang berlangsung dari waktu ke waktu.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa perilaku kooperatif dapat menyebar melalui jaringan sosial dengan derajat pemisahan. Studi tersebut menggunakan serangkaian eksperimen untuk menunjukkan bahwa ketika seseorang bertindak murah hati, itu menginspirasi orang lain untuk bertindak murah hati nanti pada orang lain.
Namun, meskipun tindakan kebaikan memiliki banyak manfaat, masih ada banyak hambatan yang mencegah kita melakukan tindakan kebaikan secara teratur. Salah satu hambatan utama adalah ketidakpastian tentang bagaimana orang lain akan merespons tindakan kita.
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Current Directions in Psychological Science menunjukkan bahwa baik anak-anak maupun orang dewasa cenderung meremehkan dampak positif dari tindakan kebaikan mereka pada orang lain. Ini dapat mencegah kita dari terlibat dalam perilaku prososial.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melihat kembali dasar kebaikan yang ada dalam pikiran kita dan menjadi lebih sadar akan potensi dampak kebaikan kita pada orang lain. Kita juga harus mempraktikkan tindakan kebaikan secara teratur, bahkan jika itu hanya tindakan kecil seperti memberi seseorang senyum atau ucapan terima kasih.
Kita juga harus berusaha untuk mempraktikkan tindakan kebaikan secara spontan dan tidak merencanakan semuanya terlebih dahulu. Tindakan kebaikan yang tidak direncanakan sering kali lebih bermakna dan dapat memiliki dampak positif yang lebih besar pada kesejahteraan kita sendiri dan orang lain.
Dalam dunia yang serba sibuk dan penuh tekanan, tindakan kebaikan dapat menjadi obat yang ampuh untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan kita secara keseluruhan. Meskipun ada banyak hambatan yang mencegah kita dari melakukan tindakan kebaikan secara teratur, manfaat dari tindakan kebaikan jauh lebih besar daripada kerugian yang mungkin kita alami.
Sudah banyak studi menunjukkan bahwa tindakan kebaikan dapat meningkatkan suasana hati kita, terdapat juga buku "Altruism and Health: Perspectives from Empirical Research" yang ditulis oleh Stephen G. Post pada tahun 2007, yang menunjukkan bahwa individu yang tidak egois atau sering melakukan tindakan kebaikan cenderung merasa hidupnya lebih bermakna dan lebih bahagia dibandingkan dengan individu yang egois.
Selain itu, individu yang altruistik juga seringkali memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa melakukan tindakan kebaikan dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan bagi individu dan memperkuat hubungan sosial yang positif.
Dalam kesimpulannya, tindakan kebaikan memiliki dampak positif yang besar pada kesejahteraan kita sendiri dan orang lain. Tren influencer yang menampilkan kebaikan dan kemurahan hati di media sosial, seperti "Blessing Strangers" di TikTok, dapat memperluas pemahaman tentang pentingnya berbuat baik.
Meskipun terdapat kritik terhadap motif di balik tindakan ini, tidak dapat dipungkiri bahwa tindakan kebaikan memiliki potensi untuk merangsang perasaan positif, mengurangi stres, dan memperkuat hubungan sosial.
Salah satu manfaat utama dari tindakan kebaikan adalah pengaruhnya terhadap kesejahteraan emosional kita. Melakukan perbuatan baik untuk orang lain memicu pelepasan hormon perasaan baik, seperti oksitosin dan dopamin, yang dapat meningkatkan suasana hati dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.
Selain itu, tindakan kebaikan yang tidak direncanakan dan spontan dapat memiliki dampak positif yang lebih besar daripada yang diorganisir, karena ini dapat menciptakan efek gelombang positif yang menyebar ke seluruh komunitas.
Namun, ada hambatan psikologis yang mencegah kita dari melakukan tindakan kebaikan secara teratur, terutama ketidakpastian tentang bagaimana orang lain akan merespons tindakan kita. Untuk mengatasi hambatan ini, kita perlu mempertanyakan keraguan kita dan menjadi lebih sadar akan potensi dampak positif yang dapat kita berikan pada orang lain.
Dengan mempraktekkan tindakan kebaikan secara spontan dan teratur, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung kesejahteraan kita sendiri serta orang-orang di sekitar kita. (*/) (Photo credit: Timur Weber)