Lifestyle

NEKONOMI DI INDONESIA: SAAT KUCING PELIHARAAN TURUT GERAKKAN EKONOMI

Karena semua akan bucin kucing pada waktunya.

title

FROYONION.COMPandemi COVID pada 2020 telah mengubah perilaku manusia secara menyeluruh. Kebijakan lockdown atau di rumah saja membuat masyarakat mulai mengembangkan hobi baru. Salah satunya adalah mengadopsi hewan peliharaan. 

Kegiatan ini bisa dilakukan dari rumah saja sehingga menjadikan hubungan antara pemilik dan peliharaannya menjadi semakin dekat. Bahkan, telah terjadi pergeseran dari pet ownership menjadi pet parenting karena hewan peliharaan turut dianggap sebagai bagian dari keluarga dan harus diperhatikan kesejahteraannya. 

Terutama sekali adalah kucing peliharaan. Data dari LandX pada tahun 2021 menunjukkan bahwa sebanyak 47% responden memelihara kucing di rumahnya. Besarnya angka ini tentu membawa dampak signifikan pada industri pet economy, terutama yang berhubungan dengan kucing. 

Efek ekonomi kucing atau nekonomi ini memang nggak main-main. Para cat lovers akan rela menghabiskan banyak dana untuk biaya makan, perawatan hingga hiburan kucing peliharaannya. 

Proyek-proyek yang dihasilkan dari kecintaan orang pada kucing juga turut digandrungi. Sebut saja mulai dari kafe bertema kucing sampai munculnya fenomena selebcing alias selebriti kucing yang memiliki banyak pengikut di akun media sosialnya.

 BACA JUGA: KUCING DAN ALASAN LO TEROBSESI SAMA MEREKA 

Kita bahas mulai dari hal paling dasar dulu: industri pakan kucing. Pada 2020 lalu, perusahaan pet food Royal Canin secara optimis menargetkan pertumbuhan pasar sebesar 15%. Bukan tanpa alasan, riset lapangan menunjukkan ada 21,6 juta kucing peliharaan di Indonesia kala itu di mana 50% di antaranya masih belum mengonsumsi pet food.  

Artinya, bisnis ini masih punya lahan yang sangat luas untuk berkembang. Bahkan, pertumbuhannya bisa dibilang cukup menjanjikan. Ini baru dari satu merk saja lho, belum termasuk merk-merk lain. 

Dilansir dari data riset iPrice Insight, selama pandemi berlangsung, tingkat penjualan produk makanan dan perlengkapan hewan mengalami kenaikan hingga 116%. Data ini diperkuat survei JetCommerce yang mencatat adanya kenaikan kategori pet food di beberapa platform e-commerce hingga 503% pada periode waktu yang sama. 

Pangsa pasar yang besar ini bahkan membuat produsen berniat untuk melakukan ekspansi bisnis ke negara tetangga seperti Brunei Darussalam dan Malaysia. Nggak menutup kemungkinan juga akan ada negara tujuan impor lainnya, terutama negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim. 

Bukan hanya industri pet food, pet care juga turut berkembang pesat selama pandemi. Target pasarnya adalah orang-orang dengan kecintaan pada hewan peliharaan khususnya kucing. Banyak bermunculan startup pada bidang ini selama beberapa tahun belakangan. 

Salah satunya adalah Petskita asal Medan dengan lebih dari 1.000 pilihan produk mulai dari pakan hewan hingga aksesoris. Hanya dalam waktu tiga bulan pasca peluncurannya pada 2020, jumlah monthly active user (MAU) tercatat telah mencapai 6.700 pengguna dengan tingkat penjualan 71%. 

Ada lagi industri pet care yang sengaja digerakkan sebagai unit usaha guna memenuhi kebutuhan tempat penampungan hewan atau shelter. Jasa grooming Silverfur di Bogor misalnya, menawarkan layanan gunting kuku hingga memandikan hewan peliharaan termasuk kucing.

Target pasar mereka tentu adalah para pet owners yang nggak sempat mengurusi kucing-kucingnya karena kesibukan kerja atau nggak bisa keluar rumah di masa pandemi. Jasa grooming Silverfur bisa dipanggil ke rumah sehingga semakin memudahkan pelanggan.  

Seluruh keuntungan dari jasa grooming ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan shelter Animal Defenders Indonesia. Sebesar 60% biaya yang harus dikeluarkan pengelola shelter tiap bulannya bisa tercukupi oleh keuntungan Silverfur. 

BACA JUGA: MASANG FOTO KUCING DI DATING APP BISA MENARIK PERHATIAN CEWEK, EMANG IYA? 

Di ibukota, turut pula menjamur kafe kucing alias tempat makan yang menyediakan beberapa ekor kucing di dalamnya. Pengunjung bisa menikmati aneka makanan dan minuman sembari mengelus kucing-kucing yang ada di sana.  

Potensi keuntungan yang dihasilkan cukup menggiurkan. Pasalnya, untuk bisa bermain dengan kucing di sana, kalian harus merogoh kocek tersendiri. Biayanya terpisah dengan makanan atau minuman yang dibeli.  

Kalaupun ada kafe kucing yang nggak membebankan biaya bermain dengan kucing, maka pengunjung dikenakan minimal transaksi supaya dapat berinteraksi dengan kucing-kucing yang ada. Nggak bisa cuma sekedar beli air mineral terus main sama kucing, ya! 

Pertanyaannya: kenapa sih masyarakat Indonesia bisa secinta ini sama kucing sampai rela ngeluarin duit cuma demi elus-elus kucing di kafe? Bahkan muncul istilah baru yaitu bucing alias bucin kucing untuk menyebut mereka yang tergila-gila pada hewan berkaki empat ini. 

Hal ini nggak lepas dari mayoritas penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam. Apalagi, ada kepercayaan bahwa kucing merupakan hewan favorit Rasulullah. Praktis, kucing jadi hewan peliharaan paling populer mengalahkan anjing.  

Perawatan kucing juga terbilang lebih mudah dan ringkas. Nggak perlu dibawa jalan-jalan keluar rumah, contohnya. Terutama untuk kucing domestik yang cenderung nggak butuh banyak perawatan khusus. 

Di era sosmed seperti sekarang, punya hewan peliharaan juga bisa mendatangkan cuan, khususnya kucing. Salah satunya yang mungkin pernah kalian dengar adalah kucing Pororo yang sempat viral karena ikut dalam live TikTok pemiliknya guna mengiklankan produk pakaian dan aksesoris kucing. 

Kehadiran Pororo yang tetap diam walau dipakaikan beragam aksesoris ini mengundang lebih banyak pengunjung pada live TikTok Cici Chania, pemiliknya. Alhasil, kelucuan Pororo sukses mengumpulkan hingga 3.5 juta pengikut di akun TikTok dan pastinya membuat jualan pemiliknya laris manis. 

BACA JUGA: MODAL PEDE DAN ENERJIK, KENAPA GAK JADI HOST LIVE TIKTOK? 

Memiliki hewan peliharaan seperti kucing ternyata nggak hanya terbukti menurunkan stres, tapi juga berpotensi mendatangkan keuntungan finansial. Tren yang terus tumbuh sejak pandemi inilah yang membuat industri terkait kucing seperti pakan, perawatan hingga hiburan juga terus meningkat. 

Disadari atau nggak, roda perekonomian turut bergerak seiring dengan kecintaan manusia pada hewan kaki empat ini. Mulai dari bisnis rumahan atau UMKM hingga produsen besar seperti perusahaan pet food premium. 

Apalagi, bisnis ini akan terus bertumbuh. Populasi kucing domestik masih sangat tinggi, yang artinya permintaan akan pakan dan kebutuhan lain terkait kucing juga bisa terjaga supaya tetap stabil. 

Hmm, kayaknya tinggal tunggu waktu aja nih sampai kucing benar-benar menguasai dunia. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Wahyu Tri Utami

Sometimes I write, most of the time I read