Trends

MENYOROTI REALITA MAHASISWA DALAM PROGRAM FERIENJOB DI JERMAN

Baru-baru ini, program Ferienjob di Jerman dianggap sebagai kasus TPPO oleh beberapa pihak. Namun, perlu dipahami bahwa penting untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat merugikan banyak pihak.

title

FROYONION.COMKasus-kasus ketenagakerjaan migran sering kali dilekatkan label Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) oleh pihak kepolisian. Namun, hal ini menimbulkan polemik karena sebagian besar kasus sebenarnya terkait masalah ketenagakerjaan, pidana umum, kasus keimigrasian, atau pelindungan Pekerja Migran Indonesia.

Baru-baru ini, kasus program ferienjob di Jerman juga dijerat dengan dugaan TPPO. Dilansir dari Kompas.com, Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri menyatakan bahwa 1.047 mahasiswa yang ikut program ferienjob di Jerman diduga terlibat dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). 

Kasus ini muncul setelah KBRI Jerman menerima aduan dari empat mahasiswa yang mengikuti program tersebut. Menurut pihak kepolisian, 33 universitas di Indonesia terlibat dalam program ferienjob di Jerman yang dianggap sebagai kasus TPPO.

Namun, pertanyaannya adalah apakah kasus-kasus tersebut benar-benar memenuhi unsur tindak pidana perdagangan orang? TPPO memiliki karakteristik khusus yang melibatkan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, atau penipuan terhadap korban agar dieksploitasi. Namun, dalam kasus-kasus ketenagakerjaan migran, tidak semua terbukti memenuhi unsur-unsur tersebut.

TPPO adalah kejahatan kemanusiaan yang khusus, yang melibatkan korban manusia sebagai objek eksploitasi dengan keuntungan ekonomi sebagai tujuan utama. 

UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang menggarisbawahi karakteristik ini, dimana TPPO terjadi pada berbagai aktivitas seperti perekrutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang, serta memberikan bayaran atau manfaat. 

Meskipun begitu, TPPO hanya berlaku jika ada unsur-unsur kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, atau penipuan yang digunakan untuk mengeksploitasi korban.

Contoh konkret dari TPPO adalah perdagangan organ tubuh, perdagangan manusia untuk pelacuran, atau pekerjaan paksa. TPPO juga dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap perbudakan, di mana manusia diperdagangkan sebagai properti. Namun, untuk mengkategorikan suatu kegiatan sebagai TPPO, diperlukan bukti-bukti yang kuat.

Laporan dari mahasiswa peserta program Ferienjob yang disampaikan oleh perwakilan Indonesia di Jerman pada 6 Desember 2023, melalui situs web indonesianembassy.de, beberapa masalah telah diungkapkan oleh mahasiswa peserta, termasuk ketidakjelasan kontrak, jenis pekerjaan yang tidak sesuai, pemutusan kontrak secara sepihak, pengaturan akomodasi yang buruk, tantangan dan risiko yang tidak dijelaskan secara transparan, permasalahan penggajian, serta diskriminasi terhadap mahasiswa. 

Meskipun kondisi kerja yang dijelaskan oleh mahasiswa tersebut tidak logis untuk negara seperti Jerman yang memiliki sistem ketenagakerjaan yang kuat, tidak langsung dapat disimpulkan bahwa hal tersebut merupakan kasus TPPO.

Dalam kasus ini, pihak berwenang perlu melakukan penyelidikan menyeluruh untuk memastikan apakah memang terjadi pelanggaran hukum yang dapat dikategorikan sebagai TPPO atau hanya masalah ketenagakerjaan biasa. Ini penting untuk menjaga keadilan bagi semua pihak yang terlibat.

Selanjutnya, mengutip dari medcom.id Migrant Watch mengecam pernyataan pihak kepolisian yang menyatakan bahwa Program Ferienjob di Jerman diduga sebagai Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), menganggapnya sebagai kesalahan pemahaman terhadap program tersebut. 

Direktur Eksekutif Migrant Watch, Aznil Tan, menyatakan bahwa kasus yang menimpa 1.047 mahasiswa yang mengikuti program Ferienjob di Jerman tidak memenuhi unsur TPPO, yang seharusnya dianggap sebagai kejahatan luar biasa terhadap martabat manusia.

"Begitu entengnya kepolisian menyeret kasus mahasiswa yang ikut program Ferienjob di Jerman adalah TPPO. Itu sangat sadis dan keliru. Apakah ini karena kepolisian tidak mengerti definisi TPPO atau bentuk kriminalisasi pada perguruan tinggi," ujar Direktur Eksekutif Migrant Watch Aznil Tan dalam keterangannya, Minggu (24/03/2024).

Aznil Tan menjelaskan bahwa TPPO melibatkan eksploitasi manusia yang teraniaya dan menderita secara psikis. Namun, program Ferienjob di Jerman merupakan program resmi pemerintah Jerman yang memungkinkan mahasiswa untuk bekerja sebagai buruh kasar selama libur kuliah untuk mendapatkan uang saku tambahan. 

Dia menambahkan bahwa terdapat kesalahpahaman dalam memahami Ferienjob, yang kemudian dianggap sebagai TPPO, padahal seharusnya dipahami sebagai program kerja buruh kasar.

Aznil juga menyoroti bahwa ada mahasiswa yang tidak memahami jenis pekerjaan yang mereka dapatkan melalui program Ferienjob, mungkin karena kurangnya pemahaman atau persiapan fisik untuk bekerja dalam kondisi yang berat atau di lingkungan yang tidak sesuai ekspektasi.

Migrant Watch menegaskan bahwa polisi seharusnya mengusut sumber kesalahpahaman ini, apakah ada pihak tertentu yang sengaja menyampaikan informasi keliru kepada korban atau ada pelanggaran prosedur dari agensi yang menjanjikan mahasiswa bekerja dan belajar di Jerman. 

Mereka menekankan pentingnya tidak langsung menyematkan label TPPO tanpa investigasi yang mendalam, karena hal ini dapat merusak hubungan diplomatik Indonesia dengan Jerman dan mencoreng dunia ketenagakerjaan.

Program Ferienjob adalah inisiatif kerja yang diorganisir oleh pemerintah Jerman untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk bekerja dan mendapatkan tambahan penghasilan selama liburan kuliah. 

Pada Maret 2022, Badan Ketenagakerjaan Federal Jerman merilis brosur yang menjelaskan syarat dan prosedur penerimaan Ferienjob di Jerman.

Program ini diatur oleh Pasal 14 ayat (2) Ordonansi Ketenagakerjaan Jerman (Beschäftigungsverordnung/BeschV), yang menetapkan bahwa Ferienjob hanya dapat dilakukan selama "official semester break" atau masa liburan semester yang resmi. 

Durasi kerja Ferienjob maksimum 90 hari selama liburan semester resmi di negara asal peserta, dan tidak dapat diperpanjang tanpa alasan yang jelas. Ferienjob yang dimulai sejak tahun 2022 terbuka bagi mahasiswa dari negara anggota Uni Eropa (EU) dan non-EU.

Beberapa mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Jerman juga telah mengambil bagian dalam Ferienjob sebagai cara untuk memanfaatkan waktu liburan kuliah dan mendapatkan tambahan dana. 

Para mahasiswa Indonesia yang mengikuti Ferienjob di Jerman mengetahui bahwa program ini tidak terkait dengan kegiatan akademik mereka, melainkan lebih menitikberatkan pada pekerjaan fisik seperti mengangkat barang-barang berat, membersihkan, atau membantu di sektor layanan.

Ferienjob bukanlah program magang yang menuntut keterampilan sesuai dengan bidang studi mahasiswa, melainkan lebih ke arah pekerjaan kasar yang menitikberatkan pada tenaga fisik. Salah kaprah besar jika Ferienjob dianggap sebagai program kuliah sambil kerja atau liburan sambil bekerja. 

Banyak mahasiswa mengalami ketidaksesuaian ekspektasi, terutama bagi mereka yang tidak siap untuk bekerja secara fisik yang berat, terlebih lagi di kondisi musim dingin yang tidak biasa bagi orang Indonesia. 

Koordinasi yang kurang baik antara pihak perekrut di Indonesia dan perusahaan di Jerman juga menjadi faktor kesulitan dalam mengelola posisi kerja dan memastikan kenyamanan peserta Ferienjob. 

Oleh karena itu, pemahaman yang lebih mendalam mengenai program ini sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman di masa depan.

KESAKSIAN PESERTA PROGRAM FERIENJOB

Icha (bukan nama sebenernya), seorang peserta Ferienjob di Jerman, merasa bingung dan risih dengan perkembangan berita terkait program tersebut di Indonesia. Meskipun ia memiliki pengalaman yang sangat positif selama Ferienjob di Jerman, ia khawatir akan distorsi informasi dan berita palsu terkiat program tersebut.

‘’Aku takut kalo nyebutin siapa aku buat jelasin, nanti malah digeser-geser ceritanya sama orang-orang di dunia maya,’’ ujarnya Jum’at (29/03/2024).

Icha mengungkapkan bahwa Ferienjob memberikan pengalaman yang luar biasa baginya. Ia merasa atmosfer kerja di Jerman sangat tenang, teratur, dan ditemani oleh banyak orang baik hati. 

Namun, ia juga menyadari bahwa tidak semua mahasiswa mendapatkan penempatan kerja yang sama baiknya. Beberapa di antaranya harus bekerja di perusahaan dengan tingkat fisik yang lebih berat.

‘’Bener sih, gak semua mahasiswa kayak aku dapet penempatan kerja yang enak kayak aku,’’ katanya.

Awalnya, saat datang ke Jerman, banyak peserta dari Indonesia mengalami kesulitan terutama terkait penempatan tempat tinggal sementara. Icha juga menyoroti masalah penyesuaian budaya kerja antara mahasiswa Indonesia dan agency yang menanganinya.

Icha juga menceritakan bahwa beberapa peserta, termasuk dirinya, melaporkan masalah yang mereka alami kepada KBRI di Jerman, dengan harapan agar agency yang menangani program dapat diurus dan ditegur. 

Namun, ia merasa risih karena berita terkini di Indonesia menggambarkan Ferienjob sebagai perdagangan manusia.

‘’Saat aku melapor ke KBRI di Jerman, aku berharap agency-nya bakal diurusin dan ditegur. Tapi, tiba-tiba malah program Ferienjob yang jadi sorotan negatif, dituduh kayak perdagangan manusia. Aku sebagai mahasiswa di Indonesia, merasa geli dengan situasi terbaru di tanah air. Belakangan ini, di Indonesia lagi heboh tentang Ferienjob di Jerman yang disamakan dengan perdagangan manusia,’’ tambahnya.

Meskipun ada reporter yang mencoba menghubungi Icha untuk mendapatkan kesaksiannya, ia khawatir bahwa informasinya akan dipelintir dan digunakan untuk mendukung klaim negatif terhadap program Ferienjob. Beberapa teman Icha bahkan sudah memberikan informasi kepada pers dan jurnalis, tetapi hasilnya justru informasi mereka dipelintir menjadi negatif.

Icha ingin melakukan klarifikasi terhadap berita yang beredar, namun ia merasa takut untuk mengungkapkan identitasnya karena khawatir akan mendapat perlakuan negatif dan dijadikan bahan bully oleh netizen. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Abdillah Qomaru Zaman

Lulusan Ilmu Politik, freelance penulis dan pelatih silat.