Tech

KONTROVERSI PALWORLD VS POKEMON, TERINSPIRASI ATAU PLAGIASI?

Dalam waktu singkat, game multiplayer Palworld mendapat belasan juta pemain. Sayangnya, kontroversi yang melibatkan Pokemon merusak kesuksesan game Palworld.

title

FROYONION.COM - Banyak game yang mengaku terinspirasi dari Pokemon. Namun rasanya tidak ada yang seheboh dan seramai Palworld yang baru saja mencetak lebih 19 juta pemain di seluruh dunia. Dengan perhitungan rincinya yakni 12 juta download di Steam dan 7 juta sisanya di Xbox.

Uniknya lagi, angka tersebut dicatatkan hanya dalam waktu 2 minggu saja sejak awal perilisannya pada 9 Januari 2024 lalu di Steam dan Xbox.

Namun, kontroversi mengiringi kesuksesan game yang oleh banyak orang disebut sebagai Pokemon with gun, karena para pemain akan melihat para makhluk-makhluk lucu mirip monster Pokemon tersebut dipersenjatai.

BACA JUGA: BAGAIMANA CARA MERAIH KESUKSESAN LEWAT GAME E-SPORT

Meski punya gameplay yang berbeda dengan game bikinan Nintendo tersebut, namun beberapa karakter monster yang diberi nama Pal dicurigai meniru beberapa karakter monster yang ada dalam Pokemon.

Palworld sendiri merupakan game multiplayer yang bertemakan survival atau seni bertahan hidup dengan konsep open world. Menariknya, para pemain bisa melakukan pengembangbiakan monster yang diberi nama Pal itu yang jumlahnya lebih dari 100 spesies. 

Bahkan pembiakan Pal menjadi salah satu aspek penting dan mungkin juga daya tarik dalam game ini, guna mendapatkan Pal yang lebih kuat dan langka demi meningkatkan kekuatan player.

Karena basisnya sebagai game multiplayer, para pemain bisa saling serang dan mengalahkan. Selain itu mereka juga bisa saling bekerja sama dan menjadi tim.

Hal inilah yang kemudian menjadi pembeda dengan game Pokemon yang bergenre RPG ketika para pemain menunggu giliran untuk saling melawan satu sama lain.

BACA JUGA: POPULER DI KALANGAN REMAJA, POKEMON GAME KARTU KOLEKSI RILIS KARTU LANGKA ‘KILAU HITAM’

Hal lainnya yang juga membedakan Palworld dengan Pokemon adalah cara mereka dalam memperlakukan para monster menggemaskan mereka.

Jika di Pokemon para pemain tidak dapat memukul atau menyerang para monster, di Palworld para pemain bisa melakukannya untuk melemahkan dan menangkap monster. Bahkan di Palworld, para pemain bisa memakan monster-monster tersebut.

Tak hanya itu saja, para pemain juga bisa menggunakan Pal yang mereka dapatkan sebagai senjata. Misalnya, menggunakan Pal bernama Foxparks sebagai senjata penyembur api, atau Tocotoco yang bisa dipakai sebagai pelontar granat lewat telur-telurnya yang dapat meledak ketika diluncurkan.

Keunikan-keunikan inilah yang semakin menambah daya tarik dalam Palworld. Tak heran jika kemudian para pemain (mungkin juga para pemain Pokemon) tergoda untuk memainkan game ini.

TERINSPIRASI ATAU PLAGIASI POKEMON?

Dari segi gameplay, baik Palworld maupun Pokemon jelas menempuh jalan yang berbeda satu sama lain. Ketimbang mirip Pokemon, mekanisme gameplay dalam Palworld lebih mirip dengan game seperti Ark: Survival Evolved dan Rust.

Kemiripannya dengan Pokemon terdapat pada bola monster yang dipakai untuk menyimpan para monster. Juga yang kemudian memancing kontroversi adalah desain beberapa monster Pal yang dicurigai memplagiasi desain monster milik Pokemon.

Mengutip dari laman Sea IGN, ditampilkan ada sekitar 39 desain karakter Pal yang mirip dengan desain monster di Pokemon. Beberapa di antaranya yang cukup mencolok adalah Pal Pengullet yang mirip dengan Pipulp di Pokemon.

Ada juga Pal Jormuntide yang mengingatkan penggemar Pokemon kepada Gyrados. Lalu ada juga Pal Grizzbolt yang dianggap mengambil desain petir dari monster Pokemon bernama Electabuzz dengan bentuk tubuh Zangoose.

Berkat kemiripan beberapa karakter di dalamnya inilah, banyak pihak yang kemudian menuduh Palworld telah melakukan plagiasi pada Pokemon. Beberapa menyebut bahwa Palworld tanpa malu-malu mencuri desain milik karakter monster Pokemon.

BACA JUGA: KETIKA SENI BERTEMU TEKNOLOGI: EXPLORING DESAIN INTERAKTIF DAN AUGMENTED REALITY

Kehebohan mengenai plagiasi Palworld ini direspon oleh pihak The Pokemon Company yang merilis sebuah pernyataan. 

Meski tidak secara langsung menyebut nama Palworld maupun Pocket Pair di sana, The Pokemon Company mengungkapkan bahwa mereka akan melakukan investigasi dan mengambil tindakan atas segala pelanggaran terkait hak kekayaan intelektual terkait Pokemon.

“Kami telah menerima banyak pertanyaan mengenai game perusahaan lain yang dirilis pada Januari 2024,” tulis The Pokemon Company. 

"Kami belum memberikan izin apa pun atas penggunaan kekayaan intelektual atau aset Pokemon dalam game tersebut. Kami bermaksud menyelidiki dan mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi segala tindakan yang melanggar hak kekayaan intelektual terkait dengan Pokemon,” lanjut mereka.

KASUS PLAGIARISME DALAM INDUSTRI GAME

Meski banyak yang mengutuk Palworld, namun tak sedikit juga yang menyukai mekanisme permainan yang mereka usung, utamanya cara mereka memperlakukan monster Pal.

Bisa jadi bagi para pemain, Palworld merupakan cerminan dari keinginan mereka atas apa yang ingin mereka lakukan terhadap monster-monster menggemaskan itu, seperti melemahkan para Pal dengan senjata bahkan memakannya. 

Hal seperti itu tentunya tidak bisa mereka lakukan di game Pokemon yang mengusung konsep berteman dengan monster. 

Palworld dengan caranya menunjukkan bahwa para monster hanyalah sekadar alat untuk membantu mereka bertahan hidup.

Oleh karenanya, dibanding menyebutnya sebagai game yang terinspirasi dari Pokemon, game ini lebih cocok disebut sebagai anti-Pokemon.

Namun, meskipun mengusung mekanisme gameplay yang lebih menarik, tindakan Palworld dalam menjiplak desain karakter monster milik Pokemon tidak dapat dibenarkan.

BACA JUGA: KAMUFLASE JUDI ONLINE SEBAGAI GAME ONLINE SUKSES JERAT ANAK MUDA INDONESIA

Plagiarisme dalam industri game yang berlandaskan pada bidang kreatif merupakan masalah umum yang sering terjadi. Sayangnya penyelesaian masalahnya cenderung seperti benang kusut, rumit dan berbelit.

Salah satu kasus plagiarisme game yang cukup dikenal oleh gamer Indonesia, adalah kasus plagiarisme yang melibatkan Moonton dan Riot Games.

Riot Games menuduh Moonton yang merupakan pengembang game Mobile Legends, telah menjiplak beberapa desain hero dan skin hero dari game mereka, League of Legends.

Kasus tersebut di bawah ke meja hijau, dan Mobile Legends pun terancam kena takedown. Namun, kasus tersebut kemudian berakhir dengan pihak Moonton dikenai denda. Dan pihak Moonton pun terpaksa harus mengubah beberapa desain hero dan skin dalam game mereka.

Moonton hanya salah satu developer game yang menempuh jalur ini. Banyak judul game populer lainnya yang juga dibuat dari hasil plagiat ini.

BACA JUGA: FOOTBALL LEAGUE 2023, SALAH SATU GAME SEPAK BOLA YANG RINGAN DAN PERLU KALIAN COBA!

Salah satu kasus plagiarisme yang paling parah dialami oleh game Tetris yang sudah banyak diplagiasi oleh developer-developer lain yang berbeda. Bahkan game Angry Bird sekarang punya lebih 50 versi plagiatnya di PlayStore.

Plagiarisme sendiri bisa dibilang merupakan jalan pintas yang ditempuh oleh pihak developer untuk menghemat pengeluaran dan modal yang dibutuhkan.

Di industri game yang berpijak pada kreativitas dan orisinalitas, untuk membuat desain karakter dan konsep yang baru, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan membutuhkan waktu yang lama untuk riset dan sebagainya.

Tak heran jika langkah haram ini ditempuh untuk menghemat semuanya. Dan kebanyakan yang melakukannya adalah developer dengan modal cekak, seperti Moonton dan Pocket Pair yang dikenal sebagai developer kecil atau indie sebelumnya.

Untuk kasus Palworld ini, selain dari desain karakter yang mirip, kecurigaan atas tuduhan plagiat Pokemon ini semakin menguat dengan pernyataan CEO Pocket Pair, Takura Mizobe.

Dalam tweet yang dibagikannya di X.com, Mizobe memuji kehebatan AI utamanya dalam membuat tiruan karakter Pokemon. Meskipun pada akhirnya tak satupun desain yang dipamerkannya bisa ditemukan dalam Palworld.

Namun, tweet tersebut juga semakin menguatkan kecurigaan banyak orang, bahwa monster Pal yang mirip dengan monster Pokemon merupakan hasil plagiat yang dibuat oleh AI.

Meski Mizobe telah bersikeras membantah, hal itu rasanya tak membuat para penggemar berat game Pokemon untuk mengutuk dan membenci Palworld, biarpun game itu punya gameplay yang menarik.

Ke depannya, Palworld mungkin akan menghadapi tuntutan karena tuduhan pelanggaran hak cipta. Namun seperti yang bisa diduga dan pernah terjadi sebelumnya, kasus akan berakhir dengan pihak yang bersalah membayar denda dan diminta mengubah beberapa desain karakter yang dianggap mirip.

Namun hukuman sebenarnya selalu lebih pedih dari yang diketok di meja hijau. Mereka yang melakukan plagiarisme akan terjebak di situasi stuck atau gagal berkembang karena minimnya orisinalitas dan kreativitas. Bahkan karena minimnya orisinalitas itulah, kemungkinan besar mereka akan cepat dilupakan.

Pokemon sudah menunjukkannya dengan kemampuan mereka bertahan hingga sekarang. Ciri khas yang mereka miliki sudah tertanam dalam ingatan para penggemar. Sayangnya hal sepenting itu sering diabaikan oleh pelaku plagiarisme. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Shofyan Kurniawan

Shofyan Kurniawan. Arek Suroboyo. Penggemar filmnya Quentin Tarantino. Bisa dihubungi di IG: @shofyankurniawan