
Menekuni hobi baru dari amatir hingga punya julukan khusus seperti Dhevia tentunya memerlukan ketekunan dan kegigihan sebagai ‘bayarannya’. Melalui ceritanya, kita akan menyaksikan bagaimana seorang pemain tenis amatir dapat menjelma sebagai ‘Ratu Tenis Tangerang Selatan’ dalam 1,5 tahun.
FROYONION.COM - Di masyarakat kita, ada beberapa jenis olahraga yang lekat dengan perempuan. Seperti yoga, pilates, zumba, hingga pound fit yang akhir-akhir ini banyak digemari. Namun jarang yang memilih olahraga bola sebagai olahraga utama, terlebih sebuah hobi untuk ditekuni, termasuk tenis.
Tapi lain halnya dengan Dhevia Nour Hafitrie atau yang akrab dipanggil Dhevia, yang kerap disebut-sebut sebagai ‘Ratu Tenis Tangerang Selatan’. Ia terlihat sangat passionate dengan hobi tenisnya. Begitu passionate, ia sampai dapat bermain 1-2 kali dalam sehari!
Menekuni tenis dari pemula hingga memiliki sederet prestasi hingga saat ini, tak heran jika Dhevi menjadi salah satu anggota komunitas The Green Slam (TGS) yang kerap dijagokan dalam beberapa turnamen.
Froyonion Media sempat berbincang singkat secara virtual bersama Dhevi untuk mengetahui kisahnya menekuini tenis seperti saat ini. Berikut ringkasan obrolan kami:
Sejak kapan kamu bermain tenis?
Dhevia: Aku sudah main tenis kurang lebih 1,5 tahunan, bisa dibilang angkatan pandemi lah ya. Tapi aku bergabung di The Greenslam baru 6 bulan dari September 2022 lalu.
Kenapa kamu memutuskan untuk menekuni tenis?
D: Waktu itu aku masih kerja di salah satu digital agency dan lagi mempelajari marketing campaign-nya Nike. Kebetulan saat itu brand ambassador mereka adalah Serena Williams (atlet tenis asal Amerika Serikat). Dari situ aku mulai kepo-in tenis dan nyoba main juga. Terus aku ngerasa, kok kayaknya jiwa kompetitif aku bisa tersalurkan lewat tenis ya? Jadi dari situlah aku mulai main tenis dan sekarang jadi ketagihan banget.
Perubahan apa yang kamu alami sejak memutuskan untuk menekuni tenis?
D: Mungkin rutinitas aku sekarang jadi lebih produktif ya. Sebelumnya aku lebih sering menghabiskan waktu luang dengan nongkrong sama teman-temanku. Tapi semenjak rajin main tenis, sekarang waktu luangku digunakan untuk latihan. Aku bisa main hampir setiap hari dalam seminggu dan satu hari bisa 1-2 kali main.
Hingga saat ini kamu sudah mengikuti turnamen dan liga apa saja?
D: Kalau diurutkan dari paling pertama itu UTC 1.0, Troops Open yang diadakan sama salah satu komunitas tenis juga namanya Troops, UTC 2.0, Ace Tournament, ASICS Tournament, dan Indonesia Lawn Tennis League (ILTL).
Sampai sekarang kamu sudah pernah meraih juara berapa kali?
D: Wah berapa ya? Kalau diurutkan, UTC 1.0 The Green Slam juara 2, Troops Open main Women's Double aku kalah di semifinal. UTC 2.0 masih berjalan sampai sekarang dan The Green Slim (tim perempuan di The Green Slam) ada di ranking 3. Kalau yang Ace Tournament juara 2 juga, ASICS Tournament di Women’s Double aku sama partner-ku juara 2 juga, dan ILTL season lalu rank-ku adas di 10 tapi kalau season yang sekarang rank-ku ada di posisi 7 untuk Single Beginner dan posisi 1 untuk Women’s Single.
Bagaimana prosesnya kamu bisa melejit dari pemain amatir hingga meraih sederet prestasi seperti sekarang?
D: Aku inget banget di 7 bulan pertama aku konsisten latihan tenis seminggu sekali dan sama coach. Di 7 bulan itu, aku juga dapet temen-temen baru untuk main tenis bareng. Sampai akhirnya September 2022 lalu aku diajakin TGS untuk main di UTC 1.0. Dari sinilah aku mulai intens main tenis seperti yang aku sebutkan sebelumnya, bisa 3-4 kali main dalam sehari. Aku rasa dengan aku bergabung ke dalam komunitas, skill tenis aku juga makin berkembang.
Melihat kegigihanmu dan menekuni tenis, apakah itu sebabnya kamu dapat julukan ‘Ratu Tenis Tangerang Selatan’?
D: Haha itu sebenernya framing dari kakak-kakak TGS aja buat aku. Mungkin karena aku terlihat sangat ambisius dan intens main tenis kali ya. Memang ada masa-masanya di mana aku setiap hari main dan dalam sehari bisa main di 3 lapangan yang berbeda di daerah Bintaro dan BSD. Mungkin dari situ julukan itu muncul. Tapi sebenarnya aku masih jauh banget dari jago. Masih banyak hal yang harus aku pelajari.
Menurutmu, apa kesulitan terbesar yang kamu hadapi selama menekuni tenis?
D: Menurutku kesulitan terbesar adalah menghadapi diri kita sendiri sebagai musuh. Setiap hari kita harus mengalahkan diri kita sendiri untuk menjadi lebih baik. Makanya penting banget untuk rutin dan rajin latihan. Beruntungnya semenjak aku bergabung di TGS, aku bisa dapat lawan main yang selalu mendorong aku untuk jadi lebih baik lagi.
Apakah ada pelajaran yang kamu dapatkan semenjak menekuni tenis?
D: Ada, aku belajar untuk lebih tahu diri. Dalam arti, di setiap turnamen atau liga pasti ada kategori-kategori yang tersedia. Setiap akan mengikuti suatu turnamen atau liga, aku mengevaluasi diri untuk tahu aku pantas untuk masuk kategori mana. Dengan pengalaman 1,5 tahun ini, nggak mungkin aku menempatkan diriku di level intermediate atau advanced. Jadi aku belajar untuk bertanding secara bertahap.
Terakhir, untuk selanjutnya apakah ada target yang ingin kamu capai dalam bertenis?
D: Ratu Tenis Pulau Jawa kali ya? Abis itu Ratu Tenis Indonesia? Haha. Tapi kalau versi seriusnya, aku ingin mematahkan julukan ‘Juara 2’ bareng teman-teman di TGS. Karena kalau turnamen dan masuk final, kita selalu juara 2. Jadi aku pengen banget memecahkan ‘kutukan’ itu kalau ada kesempatannya. (*/)