Sports

SISI LAIN INDONESIA VS VIETNAM: KEAMANAN DIPERKETAT, KOREO SUPORTER DIRUSAK, DUGAAN GAS AIR MATA

Dalam laga semifinal leg pertama piala AFF 2022 di Stadion Utama GBK, ada sejumlah hal menarik yang terjadi di dalam maupun sekitar area stadion.

title

FROYONION.COM - Lolos ke semifinal sebagai runner-up grup A membuat Indonesia harus bertemu juara grup B, Vietnam. Leg pertama pun diselenggarakan di Stadion Utama Gelora bung Karno pada Jum'at, 6 Januari 2023 sementara leg kedua akan diselenggarakan di Stadion My Dinh, Vietnam pada Senin, 9 Januari 2023.

Ketika memasuki area sekitar GBK, hawa terasa sangat berbeda. Setidaknya jika dibandingkan dengan pertandingan Indonesia vs Thailand di babak grup. Setelah melihat situasi sekitar, benar saja bahwa ternyata keamanan lebih diperketat dibanding sebelumnya.

TRAUMA PIHAK KEAMANAN

Pada laga melawan Kamboja di babak grup sebelumnya, terdapat spanduk besar berkibar di tribun utara bertuliskan "Mereka Bukan Meninggal Tapi Dibunuh" yang menyinggung tragedi Kanjuruhan. Di tribun selatan pun terlihat beberapa spanduk dengan maksud yang sama.

Dalam laga selanjutnya melawan Thailand, kaca bus yang ditumpangi pemain dan staf timnas Thailand pecah akibat dipukuli oleh sekelompok oknum suporter Indonesia. Beredar pula video di internet dimana seorang suporter menaiki speaker stadion di tribun utara. 

Kejadian-kejadian tersebut tampaknya membuat pihak keamanan trauma. Dalam laga melawan Vietnam kali ini, keamanan di luar dan dalam stadion diperketat. Jalur masuk bus pemain yang melewati Masjid Al-Bina dimana tempat tersebut sebelumnya menjadi titik kumpul suporter disterilkan hingga ke dalam stadion agar tidak ada kejadian serupa

Di dalam tribun, terlihat sejumlah steward berjaga di setiap pintu masuk stadion untuk mengantisipasi kejadian-kejadian sebelumnya. Hal ini memang mengacu pada standar keamanan yang telah ditetapkan oleh FIFA.

Namun, ada hal yang aneh dimana sejumlah orang berseragam polo hijau muda juga terlihat berjaga di area tribun. Tidak diketahui apakah mereka merupakan bagian dari kepolisian atau militer. Hal ini jelas bertentangan dengan peraturan FIFA dimana hanya steward yang profesional dan terlatih yang dapat menjaga keamanan tribun.

Steward (rompi hijau belakang) dan orang berseragam yang berjaga di depan pintu tribun.
Steward (rompi hijau belakang) dan orang berseragam yang berjaga di depan pintu tribun. (Foto: Dok. pribadi penulis)

KOREO SUPORTER YANG DIRUSAK

Dalam laga-laga tertentu, biasanya terdapat sebuah koreografi dari kertas di beberapa tribun. Dalam laga melawan Vietnam, dua kelompok suporter Indonesia yaitu La Grande Indonesia di tribun utara dan Ultras Garuda di tribun selatan sudah menyiapkan koreografi sejak malam sebelum pertandingan.

Keesokan harinya, mereka sangat terkejut melihat kertas yang telah mereka susun rapi dirusak. Menurut pernyataan resmi La Grande Indonesia di instagram mereka, pelaku perusakan merupakan paspampres yang ingin mengamankan situasi menjelang kedatangan Presiden pada laga tersebut.

Lantas, hal ini membuat mereka kecewa. Koreo yang sudah mereka buat dengan mengorbankan waktu dan biaya harus gagal akibat ulah paspampres. Karena hal tersebut, La Grande Indonesia pun memutuskan untuk melakukan boikot dengan tidak menghadiri laga semifinal meskipun sudah membeli tiket.

Sementara itu, Ultras Garuda meluapkan kekecewaan mereka dengan spanduk bertuliskan "Loh, Nonton Ribet!!!" sebelum pertandingan. Mereka juga tidak membawa atribut seperti banner dan kaos dengan nama atau logo Ultras Garuda ke dalam stadion. Bagi yang terlanjur memakai, mereka membalikkan kaos mereka untuk menyembunyikan logo dan tulisan tersebut sebagai bentuk protes.

Pawai Ultras Garuda Indonesia sambil membentangkan spanduk protes.
Pawai Ultras Garuda Indonesia sambil membentangkan spanduk protes. (Foto: Dok. pribadi penulis)

Di akhir pertandingan, Ultras Garuda juga berbalik badan membelakangi gawang dan diam tidak bernyanyi ketika lagu "Tanah Air" disetel seusai laga. Aksi tersebut diduga merupakan lanjutan dari aksi protes sebelumnya.

DUGAAN GAS AIR MATA 

Sejumlah video amatir beredar di internet menampakkan kepulan asap yang diduga merupakan gas air mata di depan mall FX Sudirman yang bersebelahan dengan pintu 5 area GBK. Tampaknya, peristiwa tersebut terjadi sekitar jam 14:30 berbarengan dengan masuknya bus pemain. Ketika saya pergi ke area tersebut sekitar 16:00 , situasi sudah aman kembali. 

Hal ini lantas menimbulkan kemarahan warganet karena gas air mata merupakan penyebab utama terjadinya tragedi Kanjuruhan. Komitmen aparat tentang tak akan lagi menggunakan gas air mata dalam mengamankan pertandingan pasca tragedi Kanjuruhan dipertanyakan.

Namun, Kabid Humas Polda Metro Jaya memastikan kalau itu bukanlah gas air mata melainkan flare yang biasa dinyalakan oleh suporter, dilansir dari CNN. Pernyataan tersebut tampaknya bertentangan dengan apa yang ada di video karena tidak terlihat nyala api berwarna merah yang merupakan ciri khas flare yang dinyalakan suporter.

Flare yang dinyalakan Ultras Garuda Indonesia sebelum pertandingan.
Flare yang dinyalakan Ultras Garuda Indonesia sebelum pertandingan. (Foto: Dok. pribadi penulis)

BERAKHIR KONDUSIF

Meskipun diwarnai beberapa kejadian tak mengenakan sebelum pertandingan, situasi selama aman. Aksi boikot yang dilakukan La Grande Indonesia cukup berdampak dimana stadion menjadi lebih hening dibanding biasanya.

Selepas pertandingan, situasi tampak kondusif dan penonton keluar stadion dengan aman. Tak ada kericuhan apapun meski Indonesia gagal meraih kemenangan atas Vietnam. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Rayhan

Pelajar SMA penggemar olahraga, gaming, anime, dan dunia kreatif