Sports

NOVAK DJOKOVIC MENCATAT SEJARAH: GRAND SLAM KE-24 DALAM GENGGAMAN

Melempar raket dan berlutut di tengah suasana riuh penonton di Arthur Ashe Stadium jadi bentuk selebrasi Djokovic setelah berhasil menumbangkan Medvedev di AS Terbuka.

title

FROYONION.COM - Arthur Ashe Stadium menjadi saksi betapa menggilanya Novak Djokovic di usianya yang tidak muda lagi. Kemenangan atas Daniil Medvedev dengan skor 6-3, 7-6(5), dan 6-3 membuat pria asal Serbia tersebut menyabet tiga set tanpa balas di ajang final AS Terbuka.

Keberhasilan ini menutup rangkaian kemenangan Djokovic setelah sebelumnya menjuarai ajang Australia dan Prancis Terbuka. Atas hasil tersebut, dirinya juga meraih gelar Grand Slam ke-24 dan menyamai rekor petenis legenda asal Australia, Margaret Court.

Tak berhenti di situ, Djokovic juga mampu menjadi atlet tunggal putra paling tua di Era Terbuka dan orang pertama yang memenangkan tiga turnamen Grand Slam dalam satu musim untuk keempat kalinya. 

Pria yang lahir di kota Belgrade, Serbia ini pun tidak menutupi rasa syukur atas kemenangan yang dapat diraih. Menurutnya, langkah yang sudah ia tempuh pada saat ini merupakan idaman dirinya sejak kecil, yaitu sebagai pemain terbaik dunia.

“Ini jelas sangat berarti bagi saya. Saya benar-benar mewujudkan impian masa kecil saya. Untuk membuat sejarah olahraga ini benar-benar luar biasa, sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Saya memiliki impian masa kecil ketika berusia 7-8 tahun, saya ingin menjadi pemain terbaik di dunia,” kata Djokovic via situs resmi ATP.

BACA JUGA: SEBERAPA DALAM LINI TENGAH TIMNAS INDONESIA JELANG LAGA FIFA MATCHDAY MELAWAN TURKMENISTAN?

Jalannya pertandingan bisa dibilang cukup ketat dan keduanya saling berbalas serangan. Medvedev sendiri tampil lebih flat dan tidak berhasil memperoleh peluang break apapun pada set pertama. Petenis asal Rusia itu juga sempat memaksa Djokovic ke reli yang panjang meski sayangnya tak membuahkan hasil kemenangan di satu set pun.

Medvedev sebetulnya sempat unggul dengan skor 3-1 pada saat tie-break, tetapi sekali lagi ia tidak bisa mempertahankan keunggulan tersebut dan justru hasilnya berbalik untuk Djokovic. 

Djokovic memang tampil solid, salah satunya dengan terus konsisten mematahkan servis Medvedev sejak tertinggal 3-1. Medvedev cukup kurang baik dari segi statistik, terutama pada capaian break-nya. Ia hanya berhasil menciptakan satu break dalam pertandingan tersebut.

Hingga akhirnya, Novak Djokovic dengan naluri ofensif yang tajam kembali unggul di set ketiga sekaligus menutup laga dengan kemenangan. 

Yang unik selain raihan kemenangan tersebut, Djokovic juga melakukan selebrasi dengan kaos bertuliskan “Mamba Forever” atas penghormatannya terhadap sang Mamba, yaitu Kobe Bryant.

Perayaan tersebut tentunya tepat, karena Novak Djokovic berhasil memaknai mental yang sama baiknya dengan mendiang Kobe Bryant sehingga ia dapat meraih gelar Grand Slam ke-24 dan kembali ke posisi nomor satu dalam klasemen atlet tenis putra dunia. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Albert Agung Hosea

Penggemar menulis, utamanya tentang sosial dan sepakbola.