Sports

MERAGUKAN KEJAGOAN BANG ERIK TEN HAG DI MU

Juru racik kenamaan Manchester United, Erik Ten Hag, kalah di laga perdana melawan Brighton. Bila kondisi ini tidak segera diperbaiki, maka pelatih dengan kepala plontos tersebut akan gagal mempersembahkan tsunami trophy untuk Setan Merah.

title

FROYONION.COM - Manchester United (MU) merupakan klub bola yang paling terkenal di dunia maya. Gak tahu kalau di dunia nyata. Soalnya kalau MU lagi menang, tagarnya melambung, fansnya pada ribut hingga menjadi trending di twitter. Beda lagi kalau saat kalah. Akun-akun tadi senyup-senyap entah kemana. Yang ramein malah fanbase klub bola lain…

Yang akhirnya gua sampai pada kesimpulan, “KALAH MENANG MU TETAP TAK TERKALAHKAN DI TWITTER”.

Pekan pertama liga inggris berlangsung, MU tampil percaya diri dengan harapan dan amunisi baru. Namun fakta berkata lain. MU kembali dicenging setelah takluk 2-1 melawan klub papan bawah Brighton. Kejadiaan ini, membuat beberapa pihak termasuk saya meragukan kejagoan Bang Erik di Old Trafford.

Pelatih dan Pemain Baru

Sebelum laga resmi dimulai, sejatinya manajemen klub ingin ada angin segar buat seluruh pecinta MU. Beberapa langkah sudah ditempuh agar klub ini kembali mendapatkan prestasi. Yah minimal bisa masuk Big Six dan bisa tampil kembali di Liga Champion (UCL).

Menurut gua, MU sudah ngelakuin beberapa harapan itu. Salah satunya adalah dengan mendatangkan pelatih baru. Kondisi ini dirasa perlu mengingat dua pelatih sebelumnya gagal untuk membuat MU bersinar.

Setelah melakukan beberapa penjajakan, akhirnya MU bisa meminang Erik Ten Hag yang sebelumnya melatih klub bola Ajax. Ketertarikan MU kepada Erik Ten Hag  sangat didasari karena prestasi dan kemampuan doi  yang bisa mengantarkan Ajax menjadi tim yang solid dan tangguh beberapa musim terakhir.

Kalau gua lihat juga sih, Erik memang manajer yang sangat terampil ketika melatih Ajax. Lu bisa lihat bagaimana mereka membuat ketar-ketir klub lain saat Liga Champion berlangsung. Di level liga, mereka juga sangat dominan.

Yang tidak kalah penting lagi, Ajax berhasil melangitkan beberapa pemain muda mereka berkat Erik Ten Hag. Sebut saja Frenkie de Jong yang sudah dibeli Barcelona. Lalu Matthijs de Ligt yang sudah berlabuh ke Juventus dan kini bermain untuk Bayern Munchen.

Tidak hanya mendatangkan pemain baru, MU juga melepas beberapa pemain kenamaan mereka. Nama-nama tersebut ialah Edinson Cavani, Jesse Lingard, Paul Pogba, Nemanja Matic dan Juan Mata. Kontrak mereka habis dan manajemen klub beserta Erik Ten Hag menyatakan tidak membutuhkan jasa mereka lagi.

Belum berhenti sampai disitu, keseriusan MU untuk kembali mendapat nama di Liga Inggris juga dibayar mahal dengan mendatangkan nama-nama segar. Rekrutan terpopuler misalnya Tyrell Malacia. Malacia dibeli dari Feyeenord dengan kocek 15 juta euro dengan biaya tambahan 2 juta euro. Pemain asal Belanda ini mendapat kontra berdurasi empat tahun.

Lalu selanjutnya ada nama Christian Eriksen yang statusnya bebas transfer dari Brentford. Sedangkan untuk memperkuat barisan belakang menemani Lord Maguire, Erik Ten Hag meminta manajemen untuk mendatangkan Lisandro Martinez. Ia kabarnya direkrut dengan bandrol 55 juta euro plus sejumlah add-ons.

Di balik itu semua, Erik Ten Hag seakan tidak puas. Pasalnya, ada beberapa pemain yang sebenarnya masih ingin ia datangkan. Frenkie de Jong disebut-sebut merupakan labuan yang ingin diboyong Erik ke MU. Sayangnya, Frenkie malah enggan dan menolak untuk bermain disana. Sedih ga tuh? Haha

Kalah di Laga Perdana

Dari pertandingan semalam (7/8/2022) MU dibuat seakan tak berdaya. Tak ada sentuhan mematikan, penguasaan bola yang kendor, pressing yang kurang kompak. Last but not leastfinishing yang amburadul. Sofascore sendiri memberikan nilai kredit rendah ke beberapa pemain yaitu Marcus Rashford, Fred, Scoot Mc Tominay, Diogo Dalot dan  David de Gea.

Kelima pemain ini kompak mendapatkan angka 6 karena menunjukan performa yang kurang gemilang.  Alhasil, kini MU bercokol di papan bawah  dan harus kehilangan poin krusial di awal laga.

Apa yang ditampilkan MU dalam melawat Brighton sangat berbeda dengan penampilan MU saat latih tanding di Laga Persahabatan. Saat tour pra musim berlangsung, Erik Ten Hag langsung tancap gas dengan menghabisi lawan-lawannya. Tak tanggung-tanggung mereka mampu melumat Crystal Palace, Melbourne Victory dan Liverpool. Sampai-sampai ada meme yang bertuliskan :

“Latih tanding diseriusin, tanding serius malah dibecandain”

Bongkar pasang strategi dilakukan sedemikian rupa agar ditemukan taktis yang pakem ketika liga berlangsung. Beberapa pemain juga ditempatkan dalam posisi baru untuk mengukur dan menciptakan sebuah inovasi. Lalu pemain-pemain muda turut serta untuk unjuk gigi.

Sayangnya, glorifikasi MU harus kandas di laga perdana. Dari jalannya laga, gua lihat Erik belum membereskan satu masalah besar di MU, yaitu Komunikasi. Ruang antar lini menjadi tidak terhubung dan kokoh karena komunikasi antar pemain tidak terbangun.

Para pemain lagi-lagi mengulang kesalahan yang sama. Gap ini akan membuat MU rawan untuk dilumat oleh lawan selanjutnya. Berkaca dari karir kepelatihan Ralf Ragnick di MU, banyak pemain yang seakan tidak mengerti strategi yang sudah disusun. Ketika ini terjadi, permainan tidak menemukan bentukkannya dan rawan untuk diserang balik seperti dua gol Brighton.

Nama-nama seperti Fred dan Mc Tominai sepertinya membutuhkan penyegaran. Mereka mengisi lini tengah sebagai penghubung yang sifatnya adekuat. Lini ini seperti mati suri dan jomplang untuk mengalirkan bola baik dari fase build up hingga transisi bertahan.

Jika tak bisa mendatangkan Frenkie de Jong maka Erik Ten Haag harus menyiapkan nama lain yang punya visi bagus di lini tengah. Bandingkan dengan City yang punya Kevin de Bruyne bersama Bernardo Silva atau Liverpool yang memiliki Thiago. Kecakapan mereka dalam mendistribusikan bola tak perlu diragukan lagi.

Sebuah Keraguan

Gua yakin Erik Ten Hag bisa menganalisis kelemahan timnya saat ini. Terlepas dari apakah tim akan segera mendatangkan lini tengah baru atau tidak.  Atau mulai membenahi komunikasi tim ketika sesi latihan.

Jangan lupa Erik juga masih memiliki Ronaldo. Walau masih suam-suam kuku, Erik nyatanya dituntut untuk memaksimalkan peran sang mega bintang tersebut. Jika tak berhasil, maka Erik hanya akan membuang-buang waktunya untuk melatih Setan Merah.

Selanjutnya, kepada pemain-pemain MU yang sangat rapuh sebaiknya perlu mendapatkan porsi latihan yang lebih banyak. Kita tentu tak ingin melihat ada pemain yang tidak memahami posisinya, gagal passing atau membuat blunder di depan gawang. Kasihan de Gea bila ia harus memungut bola karena kesalahan fatal teman sendiri. 

Penampilan perdana ini tentu sebuah keraguan bagi gua atau mungkin bagi sebagian besar fans MU yang ingin tim ini tidak bapuk lagi. Memang akan membutuhkan waktu, akan tetapi bila tidak menunjukan progesi yang positif dan tidak berbuat apa-apa, yah MU akan tercecer di papan bawah. Bila Arteta mampu memperbaiki Arsenal dengan skuad mudanya, maka Erik Ten Hag seharusnya lebih bisa. 

Tolak ukur selanjutnya adalah penampilan pekan depan MU yang akan bertemu dengan Brentford. Jika pertandingan ini masih menghasilkan proses dan hasil yang tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, maka kita wajib meragukan kejagoan Bang Erik di MU. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Sony Ruben

Freelancer sekaligus mahasiswa Hukum di UT. Sedikit menulis dan banyak jalan-jalan…