
Ketika tulisan ini dibuat, Chelsea berada di urutan 11 klasemen Liga Inggris. Mereka mengantongi 10 kemenangan, 9 imbang, dan 13 kekalahan. Lantas, apa yang membuat Chelsea seperti ini? Padahal di 2 musim sebelumnya mereka mengangkat trofi Liga Champions.
FROYONION.COM - Berbicara soal kehidupan, perumpamaan roda yang berputar selalu menjadi contoh yang relevan. Hidup manusia itu terus berputar, kadang diatas dan menikmati kesuksesan, kadang juga dibawah dan mengalami keterpurukan. Begitu pun dengan sebuah klub sepak bola. Mereka mengalami kejayaan pada suatu masa dan kemunduran di masa yang lain.
Seperti contohnya Manchester United. Ketika era kepelatihan Sir Alex Ferguson, mereka mengalami kejayaan selama bertahun-tahun. Trofi selalu mereka raih setiap musim, Liga Inggris mereka kuasai, begitu juga dengan Eropa, mereka menjadi tim yang ditakuti. Namun, itu semua berubah setelah ditinggal pensiun oleh SAF. Manchester United mengalami kemunduran yang signifikan selama beberapa musim belakangan.
Contoh lain adalah Manchester City. Di era sekarang, mereka menjadi tim yang paling ditakuti di Inggris hingga Eropa. Skuad mereka layaknya monster, dan pelatih mereka tentu tidak usah ditanya lagi. Sang maestro jenius Pep Guardiola. Padahal, Manchester City belum memiliki nama besar 16 tahun lalu. Mereka baru memiliki pamor kesuksesan setelah dibeli oleh Sheikh Mansour pada 2008 lalu.
Sekarang, giliran Chelsea yang harus mengalami fase dibawah pada roda kehidupan. Setelah sebelumnya selalu bermain di level atas dan menjadi pesaing kuat dalam berbagai kompetisi, kini mereka hanya menjadi tim semenjana yang bahkan meraih kemenangan saja sangat sulit.
Di musim ini, mereka tidak berbicara banyak di semua kompetisi. Di kompetisi domestik, mereka hanya mencapai putaran ketiga Carabao Cup dan Fa Cup. Di Liga Inggris, jika mereka mampu finish 8 besar saja itu sudah menjadi sebuah keberuntungan. Apalagi di Eropa, sudah pasti akan pulang karena lawan mereka di fase knock out UCL adalah Real Madrid.
Kemunduran Chelsea yang signifikan dan cukup mengejutkan ini tentu disebabkan oleh banyak faktor. Baik itu faktor internal maupun eksternal, para fans Chelsea tentu harus sadar bahwa tim kebanggaan mereka saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Chelsea yang sekarang tentu bukan tim yang kita kenal dahulu dengan kegarangan dan prestasinya. Jika dianalisis dengan seksama, ada 3 faktor utama mengapa Chelsea menjadi sangat bapuk musim ini.
1. PERGANTIAN KEPEMILIKAN
Satu hal yang mengawali kemunduran Chelsea adalah pergantian kepemilikan. Sejak era Roman Abramovich dimulai pada 2003, Chelsea telah bersaing di papan atas dan mampu meraih berbagai trofi. Namun, pengusaha asal Rusia tersebut harus rela kehilangan kepemilikan akibat terkena imbas dari perang Rusia-Ukraina.
Tidak ada hal yang pasti terhadap alasan Abramovich menjual Chelsea. Tetapi, penjualan Chelsea oleh Abramovich masih ada kaitannya dengan perang tersebut. Ada 2 hal yang mendasari hal tersebut.
Pertama, Abramovich memiliki hubungan kuat dengan Vladimir Putin. Kedua, Abramovich mendapat hukuman dari Federasi Sepak Bola Inggris. Boikot terhadap Rusia di sepak bola menjadi hal yang dikaitkan dengan itu.
Kedatangan Todd Boehly untuk membeli Chelsea pada tahun lalu menandai berakhirnya era keemasan Roman Abramovich. Para penggemar, pemain, hingga para staf yang bekerja sejak lama tentu dipaksa untuk mengalami masa transisi yang cukup mengejutkan. Semua pihak harus beradaptasi dan mencoba untuk menerima perpindahan era kejayaan Abramovich ke Boehly yang penuh tanda tanya.
Pembahasan tentang Todd Boehly kemudian akan dibahas sedikit lebih dalam pada poin kedua.
2. TODD BOEHLY: PEMILIK BARU YANG KURANG PAHAM SEPAK BOLA
Berbicara kekayaan dan pengalaman di bidang bisnis, Todd Boehly nyatanya adalah orang yang akhirnya mampu membeli Chelsea dari Roman Abramovich. Selain itu, dia juga merupakan pengusaha sukses dan investor ulung asal Amerika. Todd Boehly menjadi orang besar di beberapa perusahaan investasi dan media. Karirnya di bidang bisnis dan investasi juga sudah dimulai sejak lama dan tidak dapat diremehkan.
Namun, jika berbicara latar belakang, Todd Boehly sebenarnya merupakan pengusaha yang belum begitu dalam mengenai sepak bola. Boehly memang memiliki klub baseball dan basket di Amerika. Los Angeles Dodgers dan Los Angeles Lakers berada dalam naungannya. Boehly juga memiliki klub e-Sports bernama Cloud9. Tetapi, karir Boehly di sepak bola baru dimulai sejak membeli Chelsea.
Mengelola sebuah tim sepak bola tentu tidak sama dengan olahraga lainnya. Seperti yang diketahui, sepak bola merupakan olahraga paling besar dan populer di seluruh dunia. Sepak bola juga memiliki hal-hal tertentu yang membuatnya berbeda dengan olahraga lain. Identitas klub, budaya, sistem, dan manajemen klub sepak bola tentu sedikit berbeda dengan olahraga lain. Di sepak bola, hal seperti itu biasanya lebih kental dan spesifik.
Hingga kini, Todd Boehly telah membuat beberapa keputusan blunder sejak membeli Chelsea. Keputusan-keputusan yang diambil dengan agak ngawur lah yang membuat Chelsea bapuk seperti sekarang.
Pertama, Chelsea merekrut Graham Potter menggantikan Thomas Tuchel hanya dengan kekalahan beberapa laga. Dari dulu, Chelsea memang klub instan yang kerap gonta-ganti pelatih. Namun, mengganti Tuchel yang mempersembahkan UCL dengan Graham Potter yang hanya membuat Brighton menggoyahkan klasemen EPL menjadi keputusan yang sangat aneh.
Lalu, kebijakan transfer Boehly yang banyak membeli pemain dengan harga yang overprice juga sangat membingungkan para penikmat bola. Apalagi, pemain-pemain yang dibelinya cenderung bukan yang dibutuhkan oleh tim. Selain itu, pemecatan tim medis Paco Biosca dan Thierry Laurent juga berdampak pada kedalaman skuad. Banyak dari pemain Chelsea menderita cedera lama dan kebugaran yang buruk sepanjang musim.
Terakhir, Todd Boehly juga membuat kebijakan yang agak gila. Ruang ganti pemain adalah tempat paling sakral bagi sebuah tim. Namun, Boehly membuatnya seolah-olah ruang ganti biasa untuk memakai jersey.
Todd Boehly sering memasuki ruang ganti para pemain setelah laga. Sebenarnya hal ini normal jika dilakukan sesekali, tetapi jika berulang kali hal itu tentu akan mempengaruhi kondisi mental para pemain.
3. TRANSFER PEMAIN YANG TIDAK SESUAI KEBUTUHAN
Memiliki owner yang royal dan mau membeli banyak pemain untuk memperbaiki tim tentu merupakan impian bagi semua klub. Namun, jika para pemain yang dibeli tidak sesuai kebutuhan dan malah merusak stabilitas tim, hal itu juga berdampak buruk. Apalagi, tidak hanya 1 atau 2 pemain melainkan banyak pemain yang dibeli sekaligus.
Pada musim dingin lalu, Chelsea memecahkan rekor menjadi tim dengan pengeluaran terbanyak. Lebih dari 300 juta Euro atau sekitar 5 triliun telah mereka keluarkan sepanjang bursa Januari lalu. Andrey Santos, Mykhailo Mudryk, Benoit Badiashile, David Fatro Fofana, Noni Madueke, Joao Felix, Malo Gusto, dan Enzo Fernandez menjadi pemain yang mereka datangkan.
Namun, alih-alih berkontribusi di lapangan dan membawa perubahan mereka malah seakan menjadi beban. Joao Felix dan Enzo Fernandez memang menjadi kunci hingga kini. Tetapi kontribusi mereka di lapangan belum cukup jika dibandingkan dengan harga yang dikeluarkan untuk membeli mereka. Apalagi Mudryk yang didatangkan dengan harga super mahal malah menjadi paling flop.
Keseimbangan skuad tentu merupakan hal yang penting. Jika membeli pemain seadanya dan berdasarkan FOMO, hal itu bisa berdampak buruk pada stabilitas tim. Tim yang tumpul lini serang mereka, tentu harus ditambal dengan membeli penyerang yang sesuai kriteria.
Jika yang bapuk pertahanan mereka, mereka harus menambah pemain bertahan yang sesuai kriteria juga. Tentunya, semua hal itu harus diimbangi dengan penjualan pemain agar menjadi komposisi skuad yang ideal dan tidak menumpuk pemain yang kurang berguna.
Berdasarkan ulasan, perubahan pemilik menjadi faktor yang paling utama. Sebenarnya, kita sebagai penikmat bola belum tahu apa maksud dari kebijakan-kebijakan Todd Boehly terhadap Chelsea.
Kalau yang direncanakan memang jangka panjang, berarti para fans harus lebih sabar untuk memetik hasil kedepannya. Namun, bila tidak ada rencana bagi Chelsea dengan pasti dan hanya menjadi ladang bisnis berarti mungkin sudah saatnya bagi para fans untuk merelakan klub kesayangannya. (*/)