Sports

ISRAEL LOLOS KE PIALA DUNIA U-20 DI INDONESIA, KITA HARUS GIMANA?

Sebagai tuan rumah piala dunia U-20 tahun depan, udah kewajiban kita buat ngasih pelayanan terbaik ke para peserta. Eh tapi, kalau salah satu pesertanya adalah Israel, kita harus bagaimana?

title

FROYONION.COM - Lagi asik rebahan santai sambil scrolling Instagram, munculah satu berita yang pas gue baca, satu kata langsung muncul di dalam hati gue: “Waduh!” Yaps, apalagi kalau bukan berita tentang  lolosnya Israel ke Piala Dunia U-20 di Indonesia tahun 2023. 

Israel sendiri bukan kekuatan besar di sepakbola Eropa. Jadi, situasi ini bisa dibilang di luar perkiraan banyak orang. Makanya, berita ini cukup membuat gue kaget sekaligus khawatir, emangnya kita udah siap akan situasi ini?

Bener aja, gak butuh waktu lama sampe kabar ini jadi viral di Internet sampai ngebuat kata “Israel” sempet trending di Twitter. Responnya yang pasti beragam, ada yang menerima karena gak mau mencampuradukkan sepakbola dan politik, banyak juga yang tegas menolak kedatangan timnas Israel di Piala dunia nanti.

Sejumlah rencana juga bertebaran di sosial media jika timnas Israel memang datang ke Indonesia. Mulai dari mengibarkan bendera Palestina di tribun atau hotel pemain, menyoraki lagu kebangsaan, hingga aksi yang berbau kekerasan.

Latar belakang politik kita yang erat dengan Palestina dan kebencian yang mengakar terhadap Zionisme jadi alasan. Nggak hanya yang tua, pandangan seperti ini menurun antargenerasi hingga jadi budaya anak muda Indonesia. Gak heran sih, kekejaman Israel yang sering melanggar HAM memang bikin kita geram geram.

Lalu, bagaimana sebaiknya kita menyikapi hal ini? Mungkin saran dari gue akan sedikit kontroversial, hal yang menurut gw harus dilakukan adalah tetap junjung sportivitas dan integritas. Karena kita udah berjanji menyambut siapa saja yang berhak berlaga, ya kita harus pegang kata-kata itu.

Eits, bukan berarti gue mendukung Israel dan gak simpati terhadap Palestina lho ya! Gue paham kok alasan kalian yang menolak kedatangan Israel atau ingin berbuat “sesuatu” terhadap mereka. Namun, dengan segala pertimbangan dan risiko yang ada, membiarkan mereka datang dan bermain di sini lalu pulang merupakan langkah yang tepat.

‘BUMERANG’ BUAT INDONESIA

Kalau Indonesia menolak kedatangan Israel, status tuan rumah kita bisa saja dicabut. Hal serupa pernah terjadi saat Malaysia menjadi tuan rumah kejuaraan Para Renang Dunia 2019, saat mereka menolak keikutsertaan atlet-atlet dari Israel. Kejuaraan tersebut pun batal diselenggarakan di Malaysia.

Menolak kedatangan Israel juga tidak serta merta dunia akan ikut bersimpati. Pada Asian Games 1962, Indonesia menolak kehadiran Israel dan Taiwan. Hal tersebut membuat Komite Olimpiade Internasional geram dan mengeluarkan Indonesia dari keanggotaannya. Beberapa negara juga kabarnya memboikot Asian Games tersebut.

Wakil Presiden Federasi Asian Games saat itu, Guru Dutt Sondhi juga menolak keabsahan dari Asian Games ke-empat itu. Kecaman tersebut menimbulkan respon dari publik hingga menyebabkan kerusuhan di depan Kedutaan Besar India di Jakarta. Guru Dutt Sandhi pun terpaksa pulang ke India.

Jadi, menolak kehadiran Israel bukanlah langkah yang tepat bagi hubungan politik internasional Indonesia.

TERANCAM SANKSI

Selain dari sisi politik, sanksi dari Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) juga menghantui kita. Walaupun hanya level U-20, tapi kelasnya adalah piala dunia. Segala hal yang terjadi di turnamen nanti akan jadi bahan evaluasi dari FIFA. Kita tidak tahu sanksi apa yang akan diberikan jika terjadi sesuatu terhadap para atlet nanti.

Rusia selaku tuan rumah Piala Dunia 2018 mendapat sanksi dari FIFA karena ulah pendukungnya yang membentangkan spanduk berbau Neo Nazi. Kasus tersebut bisa jadi peringatan untuk kalian yang berencana melakukan aksi-aksi bernada politis. 

Ancaman kekerasan juga terlihat bertebaran di sosial media. Kalau sampai kejadian dan kelewat batas, bukan tidak mungkin malah akan menjadi kasus kriminal.

Jangankan udah kejadian, baru sekadar rencana aja udah bisa dijerat pasal lho. Hal kayak gini pernah terjadi waktu laga Malaysia vs Indonesia tahun 2019 di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur. Tiga suporter Indonesia ditahan oleh kepolisian setempat akibat ulahnya yang bercanda di sosial media kalau dia akan membawa bom ke stadion.

 Kalau sampai terjadi sesuatu terhadap pemain yang akan bertanding nanti, bisa-bisa sanksi yang dikasih FIFA ini sangat berat bahkan kita bisa di-ban lagi seperti tahun 2015 . Masa iya kita udah susah-susah lolos Piala Asia tapi gak bisa ikut karena kena ban FIFA?

Ya kita semua tau sih FIFA ini emang standar ganda banget masalah sanksi apalagi di kasus Rusia. Tapi cukup FIFA aja deh yang standar ganda, kita jangan.

JAMINAN KEAMANAN DARI PEMERINTAH

Sementara itu, pemerintah memastikan bahwa Israel bisa datang untuk mengikuti Piala Dunia nanti. 

“Sudah kami bahas sejak 2019. Semua negara yang lolos menjadi peserta Piala Dunia U-20 2023, dipersilakan untuk bermain,” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali.

“Jadikan olahraga itu tidak ada urusan dengan politik. FIFA sudah menyampaikan kepada kami, siapa pun negara yang lolos, harus bisa bertanding di Indonesia. Jadi, tidak ada masalah. Pasti pihak keamanan akan memberikan rasa aman, itu yang perlu diperhatikan.” tegasnya kembali.

Sekjen PSSI, Yunus Nusi pun memberikan pernyataan serupa. “Soal Israel, saya rasa sudah ada tanda tangan kesepakatan pemerintah pada tahun lalu. Siapa pun yang lolos, bisa datang. Israel tetap diakomodasi. Itu adalah keputusan terakhir kami dalam rapat dengan pemerintah pada tahun lalu menyangkut Israel,” ucapnya di laman resmi PSSI.

Jadi tak ada kendala berarti dari Pemerintah Indonesia. Mereka juga siap menjamin keamanan pemain selama turnamen berlangsung.

Walaupun belum ada kejelasan dimana Israel akan bertanding nantinya, kayaknya Bali bisa jadi tempat yang pas sih. Dengan masyarakatnya yang terkenal tolerir kayaknya bisa mengurangi risiko yang ada.

Gimana menurut lo Civs? Setuju gak dengan pendapat gue di atas? Atau kalian punya pendapat lain? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Rayhan

Pelajar SMA penggemar olahraga, gaming, anime, dan dunia kreatif