
Ini bola rugby ya? Berat gak bola nya?”. Yah itulah kata-kata yang paling sering didengar ketika gue bawa bola ini ke kampus. Jujur ingin rasanya gue jelasin ke mereka tentang olahraga yang gua gelutin selama 5 tahun terakhir terhitung sejak awal kuliah semester 2.
FROYONION.COM - “Bukan, ini bola football. Cara mainnya juga beda.” Biasanya itu jawaban yang singkat yang gue berikan buat sekedar orang awam. Lain cerita tentunya kalau orang yang nanya kelihatan tertarik dengan olahraga ini.
Flag football merupakan versi lite dari olahraga American football. Jika American football dimainkan 11 lawan 11 pemain, flag football dimainkan 8 versus 8. Cara bermain, peraturan, posisi-posisi yang dimainkan juga sangat serupa dengan American football.
Hanya saja permainan flag football tidak perlu menggunakan helm, pelindung badan (armor) serta peralatan lain untuk mengurangi hantaman keras yang biasa dilakukan di American football. Bendera yang ada di pinggang menjadi syarat utama dalam permainan selain bola sebagai cara menghentikan pemain yang ingin mencetak skor atau yang biasa kita sebut touchdown (TD).
Namun, 8 versus 8 bukan berarti 1 tim hanya butuh 8 pemain. Itu karena minimal 1 tim flag football harus memiliki sekitar 25 orang termasuk pemain pengganti karena sistem permainan dilakukan secara bergantian. Tim penyerang (offense) akan berbeda pemain dengan tim yang bertahan (defense). Jika ditotal pemain penyerang dan bertahan digabungkan sudah 16 orang yang wajib dimiliki sebuah tim bila ingin bertanding (sparring).
Olahraga ini juga cuma butuh setiap orang punya spesialisasi di bidang tertentu. Kalo lo bisa baca permainan dan ahli dalam lempar bola, lo bakal diposisikan sebagai quarterback (QB). Kalo lo jago dalam hal menangkap bola sambil lari, lo bakal di posisi wide receiver (WR) dan kalo badan lo besar, lu bakal punya tempat spesial di olahraga ini sebagai lineman (L) baik di offensive maupun defensive (OL & DL). Serta banyak posisi-posisi lain yang bisa ditempatkan sesuai dengan kemampuan basic yang lo punya.
Tapi kurangnya informasi dan mungkin terlalu sering liat American football yang keras jadi salah satu pertimbangan mereka buat mencoret olahraga ini dari daftar olahraga yang mereka ingin coba. Cukup sulit buat gue yang merintis olahraga ini di kota kecil seperti Tasikmalaya untuk bisa membuat 1 tim.
Sampai sekarang komunitas yang bernaung dalam payung organisasi Indonesian Flag Football Association (IFFA) untuk cabang kota Tasikmalaya baru memiliki 28 anggota namun hanya sekitar 14 orang yang aktif ikut latihan yang diadakan di Lapangan Utama Unsil.
Kondisi perkembangan American football di Tasikmalaya ini berbeda dengan kota-kota besar lain seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Blitar, Malang, Yogyakarta sudah memiliki tim-tim sendiri dan sudah banyak yang bermain olahraga ini.
Dengan perjuangan keras, mereka bisa sampai membuat liga mereka sendiri baik untuk level umum dan tim universitas (major) dan level sekolah menengah (minor).
“Kita mah main football sebenarnya tujuan utamanya nyari seneng dulu. Ya itung-itung cari keringet sama nambah relasi juga,” ujar Kang Naufal dengan logat khas Sundanya. Beliau adalah ketua IFFA cabang Tasikmalaya sekaligus pelatih dan orang pertama yang mengenalkan olahraga ini ke gue.
Kang Naufal sudah main flag football sejak 2012 dan prestasi terbesarnya merupakan menjuarai College Bowl yaitu turnamen flag football antartim universitas di tahun 2013 dan 2014.
“Semua peralatan buat latihan kayak bola, flag, cone, ladder drills semuanya dari urang (saya) dulu. Ya berhubung urang punya kenapa ga dimanfaatin aja. Ya kalau jangka panjangnya sih kita pengen ikut Merdeka Bowl (turnamen flag football antarkota). Cuma ya sekarang buat di sini mah kita fokusin aja dulu cari anggota yang banyak dan olahraga ini bisa dikenal luas buat kota Tasikmalaya,” kata Kang Naufal ketika kita sedang break latihan.
Gue sendiri butuh latihan 4 tahun di Tasik hingga akhirnya bisa merasakan debut gue di pertandingan resmi di Liga Bandung. Itupun gua dan beberapa anak yang latihan di Tasikmalaya cukup beruntung karena ada tim dari Bandung yang mau nerima pemain cabutan kayak gue sekarang.
Flag football buat gue sendiri sudah jadi passion. Gue yang notabene suka olahraga tapi ga pernah punya spotlight tersendiri ketika memainkan olahraga lain seperti sepak bola, voli, ataupun basket akhirnya punya spot tersendiri di flag football. Olahraga ini jadi tempat gue mengurangi stress dan tempat hangout bareng dan ketemu berbagai macam individu.
“Flag football menurut urang (saya) sih olahraga yang bener-bener ngandelin tim. Ga bisa maneh (kamu) cuma ngandelin 1 orang yang jago. Kalo quarterback-nya jago tapi offensive lineman-nya cupu mah ga bakal dapet ngelempar. Kalo OL-nya kuat nahan orang tapi WR (wide receiver) nya ga bisa nangkep ya ga bakal menang. Itu yang bikin flag football beda sama sepakbola. Bola mah kalo Messi main di tim bawah sendirian ge bisa ngangkat 1 tim banyak kejadian gitu di bola tapi ga akan bisa di football,” ucap Kang Naufal lagi menjelaskan betapa kompleks dan perbedaannya flag football dibanding dengan olahraga lain.
Gue sendiri cukup setuju dengan ucapan beliau setelah terjun secara langsung menggeluti olahraga ini.
Menurut gue flag football memiliki potensi jadi salah satu olahraga populer di Indonesia. Beberapa public figure seperti Mike Lewis juga bermain flag football di Jakarta.
Apakah main olahraga ini wajib punya badan gede? Nggak juga. Flag football merupakan olahraga yang memadukan berbagai jenis keahlian, berbagai pemain dengan berbagai macam bentuk badan yang bisa dimainkan secara bersamaan.
Harapan besar gue sebagai pemain flag football dan penggemar American football supaya flag football bisa dimainkan secara umum seperti sepakbola karena barang-barang penunjang yang dulu sulit didapat seperti bola football udah bisa didapat di berbagai e-commerce.
Jadi buat kalian yang penasaran sama olahraga ini kalian bisa coba cari tau di Instagram @iffaofficial atau IFFA di area kalian masing-masing. Salam olahraga! (*/)