Sports

EDUARDO CAMAVINGA: TITISAN LASSANA DIARRA DI REAL MADRID

Eduardo Camavinga, bintang muda Real Madrid yang mulai mendapatkan tempat utama di musim ini, tidak di posisi aslinya sebagai gelandang, akan tetapi sebagai bek kiri.

title

FROYONION.COM - Nama Eduardo Camavinga cukup menarik sorotan para penggemar sepakbola, khususnya bagi pecinta tim sepakbola ibukota Spanyol, Real Madrid. Camavinga merupakan salah satu pemain baru yang direkrut Los Blancos pada musim lalu. 

Real Madrid mendatangkan Camavinga dari tim asal Prancis, Rennes pada musim 2021/2022 lalu. Dilansir dari laman Transfermarkt, Real Madrid harus merogoh kocek sebesar Rp538,38 miliar untuk mendatangkan pemain berusia 20 tahun tersebut. 

Di musim pertamanya bersama Real Madrid, Camavinga bermain sebanyak 40 kali bagi tim ibukota Spanyol. Meskipun demikian, pemain berkebangsaan Prancis tersebut lebih banyak masuk sebagai pemain pengganti. 

Wajar saja, siapa yang tidak meragukan lini tengah Los Blancos pada musim tersebut. Trio Modric, Kroos dan Casemiro hampir selalu menjadi pilihan utama untuk mengawal lini tengah Real Madrid. Beberapa pemain tengah, seperti Valverde yang juga menampilkan performa yang ciamik justru lebih banyak bermain di posisi penyerang sayap pada musim tersebut. 

Harapan muncul di musim kedua Camavinga bersama Real Madrid. Casemiro resmi berlabuh ke tim besar Inggris, Manchester United. Kepindahan ini memberikan peluang bagi Camavinga untuk mengisi satu slot kosong di lini tengah Real Madrid. 

Akan tetapi harapan tersebut sirna setelah Real Madrid merekrut bintang muda Prancis lainnya, Aurelien Tchouameni. Tidak tanggung-tanggung, Real Madrid sampai merogoh kocek sebesar Rp1,3 Triliun untuk mendatangkan pemain berusia 23 tahun tersebut dari AS Monaco. 

Seperti dugaan, Camavinga kembali memulai musim keduanya lebih banyak dari bangku cadangan. Tchouameni lebih banyak mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Casemiro. Persaingan di lini tengah semakin ketat setelah gelandang berkebangsaan Spanyol, Dani Ceballos juga menemukan performa terbaiknya pada musim ini. 

Titik terang bagi Camavinga muncul ketika musim berjalan. Cedera yang dialami oleh dua punggawa Real Madrid, Mendy dan Alaba membuat posisi bek kiri mengalami krisis pemain. Kekosongan ini yang dicoba oleh sang pelatih, Carlo Ancelotti untuk memainkan Camavinga di posisi tersebut. 

Camavinga berhasil menjawab tantangan tersebut. Terbukti dirinya mampu menampilkan performa ciamik meskipun tidak bermain di posisi aslinya. Tidak jarang Ancelotti memberikan pujian atas performa pemain mudanya tersebut di lapangan. 

Salah satu pujian diberikan Ancelotti terhadap Camavinga disampaikan pada konferensi pers menjelang laga El Clasico melawan Barcelona pada pekan ke-26 La Liga Spanyol. 

Dikutip dari laman resmi realmadrid.com, Ancelotti menyebutkan bahwa Camavinga menunjukkan penampilan yang gemilang. “Dia melakukan pekerjaannya dengan baik,” ucap pelatih berkebangsaan Italia tersebut. 

Sebagai fans Real Madrid sejak pertengahan tahun 2000-an, situasi Camavinga di tim saat ini mengingatkan saya kepada pemain asal Prancis lainnya yang pernah berseragam putih-putih, Lassana Diarra.

Diarra bergabung ke Real Madrid pada transfer tengah musim 2008/2009 dari tim asal Inggris, Portsmouth. Lass, panggilan dari Diarra, berseragam Los Blancos selama 3,5 tahun sebelum akhirnya pindah ke tim Rusia, Anzhi Makhachkala pada awal musim 2012/2013. 

Sama halnya seperti Camavinga, Lass Diarra merupakan seorang pemain tengah, khususnya di posisi gelandang bertahan. Pada awal kedatangannya, Lass sempat bermain di posisi aslinya. Namun, kondisi Real Madrid yang saat itu mengalami krisis pemain di bek kanan membuat Lass seringkali dipasangkan untuk bermain di posisi tersebut. 

Perlu diingat, keterampilan Camavinga bermain sebagai seorang bek kiri juga membawa berkah bagi tim nasional Prancis. Pada laga final menghadapi Argentina pada Piala Dunia 2022 Qatar lalu, pelatih Prancis, Didier Deschamps memasang Camavinga di posisi bek kiri sejak awal pertandingan. Camavinga pun berhasil menampilkan performa terbaiknya, meskipun Prancis harus gagal meraih juara usai dikalahkan Argentina lewat babak adu penalti. 

Meskipun Camavinga berhasil menjawab tantangan pelatih untuk bermain di posisi bek kiri, namun harapannya untuk tetap bermain sebagai seorang gelandang sepertinya masih belum sirna. Terlebih, Ancelotti tidak meproyeksikan Camavinga untuk tetap bermain sebagai bek kiri dalam jangka waktu yang lama. 

“Camavinga masih sangat muda. Dia harus mengalami peningkatan. Rencana (ke depan) adalah untuk memainkannya lebih banyak ke dalam (pemain tengah), bukan sebagai seorang bek sayap,” ucap Ancelotti. 

Apalagi Real Madrid sudah memastikan satu pemain yang akan bergabung bersama tim pada musim depan, Fran Garcia. Pemain yang saat ini masih berseragam Rayo Vallecano ini nantinya akan mengisi kekosongan tim di posisi bek kiri. 

Camavinga sudah melewati penampilannya di musim lalu meskipun musim ini masih belum usai. Hingga laga terakhir melawan Barcelona pada 20 Maret 2023 lalu, Camavinga sudah tampil sebanyak 42 kali bersama Real Madrid di lima kompetisi berbeda, yakni La Liga, Copa del Rey, Supercopa Spanyol, Liga Champions, UEFA Super Cup dan Piala Dunia Antar Klub. 

Tujuh pertandingan diantaranya dimainkan Camavinga di posisi bek kiri. Sementara itu, 33 pertandingan lainnya dimainkan Camavinga di posisi gelandang dan gelandang bertahan.

Menarik untuk menantikan kiprah selanjutnya dari Camavinga bersama Real Madrid pada musim ini. Terlebih, Los Blancos masih berlaga di tiga kompetisi yang berbeda, yakni di La Liga, Copa del Rey dan Liga Champions. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Irfan Jumadil Aslam

Freelance content writer yang memiliki minat untuk mendalami dunia olahraga.