Sports

CHELSEA BOROS, SETAN MERAH MENEROBOS

Belanja pemain anyar untuk Chelsea sudah sangat maksimal musim ini, namun hasilnya jauh dari yang diharapkan. Berbeda dengan Manchester United yang kini sudah berhasil meraih trofi domestik plus bertengger di papan atas Liga Inggris.  Chelsea boros sedangkan Setan Merah sudah menerobos.

title

FROYONION.COM - Liga Inggris tahun ini sangat menarik untuk ditonton. Sebagai penikmat sepak bola, saya lihat banyak tim di liga ini yang mencuri perhatian. Dua diantaranya adalah Chelsea dan Manchester United. 

Sebenarnya ada juga tim lain yang diam-diam nyungsep dan terpuruk misalnya Liverpool yang terperosok di 10 besar. Lalu ada tim pendatang baru yang memberikan efek kejut, siapa lagi kalau bukan Newcastle United dan Fulham yang kini duduk sebagai pengisi 6 besar. 

Namun tulisan ini akan ngulik dua tim yang memiliki pergerakan sama tapi memiliki hasil yang jauh berbeda. Keduanya bak pinang dibelah dua. Sama tapi tak serupa alias memiliki nasib yang bertolak belakang. Chelsea sudah boros tapi trendnya negatif, sedangkan MU baru saja sukses mengangkat trofi pertamanya bersama sang pelatih baru Erik Ten Hag.

Sebelum musim 2022/2023 Liga Inggris bergulir, performa kedua tim sesungguhnya telah kelihatan di awal liga. Menderita dengan hasil kalah, seri dan menang tipis tak cukup untuk menjaga pamor tim tetap di pucuk. Sebagai klub dengan fanbase yang luar biasa banyaknya, Chelsea dan MU harus puas mendapat nyinyiran tajam seluruh penikmat sepak bola.

Tak ingin berlama-lama dengan situasi ini, para petinggi masing-masing klub memulai langkah baru demi sebuah nafas masa depan yang diinginkan. Tentu mereka tak ingin kedua tim yang memiliki nama besar, prestasi dan juga sejarah harus terdampar keluar dari Big Six Liga Inggris apalagi jika tidak bisa mentas di Liga Champion Eropa. 

Chelsea dan MU star dengan keyakinan penuh. Chelsea dengan Thomas  Tuchel-nya dan MU dengan Erik Ten Hag-nya. Selain itu, di atas kertas kualitas pemain Chelsea terbilang lebih mumpuni secara individu dibanding MU yang masih meraba arah permainan satu sama lain. Namun ini bukan jaminan apakah sebuah tim akan tampil impresif atau tidak. 

CHELSEA BOROS

Keterpurukan Chelsea pada musim ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor pemilik dan pelatih. Chelsea yang dulu dimiliki oleh Abramovich harus merelakan tahta kepemilikannya bergeser ke Todd Boehly. Hal ini tidak lepas akibat perang antara Rusia dan Ukraina.

Taipan asal Rusia ini diserang dengan berbagai hambatan dan tuduhan akibat isu politik yang menerpa negaranya. Mau tak mau, setelah membesarkan Chelsea selama 19 tahun, Abramovich rela melepas Chelsea dengan mahar 4,25 miliar Poundsterling atau setara dengan Rp78,19 triliun (asumsi kurs Rp 18.397/£).

Pada proses pergantian kepemilikan ini Chelsea dilarang untuk melakukan jual dan beli pemain atau transaksi sejenis lainnya. Walau invasi Rusia ke Ukraina hanya sebatas geopolitik, namun pengaruhnya  sampai ke dalam lapangan. Alhasil, demi menjamin keberlangsungan tim dan kepemilikan asetnya di Inggris, Abramovich harus angkat kaki dari klub yang bermarkas di London tersebut. 

Setelah dipegang oleh Boehly, disinilah masalah lain timbul. Tak tanggung-tanggung, Pelatih Kepala Chelsea yang ditukangi oleh Thomas Tuchel resmi didepak walau liga sedang berlangsung. Entah apa yang menguatkan hati Boehly untuk rela mem-PHK Tuchel. Secara Thomas Tuchel telah sukses mempersembahkan gelar Liga Champion kepada Chelsea. 

Menurut saya, keputusan tersebut sangat keliru. Pasalnya Tuchel memiliki pengalaman yang cukup menjanjikan untuk tim sekaliber Chelsea. Tapi apa daya, orang kaya bebas-bebas aja…

Saat ini, Boehly mempercayakan kursi kepelatihan kepada Graham Potter. Sebelumnya Potter melatih Brighton and Hove Albion. Penunjukan kepada Potter juga menurut saya adalah keputusan yang terlalu gegabah.

Hal ini bisa kalian lihat dengan membandingkan rekapan kalkulasi pertandingan Chelsea setelah digarap oleh Potter dan ketika diasuh oleh Tuchel. Dari 25 pertandingan awal, Tuchel mengantongi 17 kali kemenangan, 6 seri dan 2 kekalahan.

Angka ini sangat jauh berbeda dengan Potter yang hanya meraih 9 kali menang, 7 seri dan 9 kalah. Nampaknya sihir Graham Potter tak sehebat dengan sihirnya Harry Potter. Hehe 

Yang menjadi kritikan pedas kepada Potter dan Boehly sebenarnya pada belanja boros mereka. Saya tak tahu siapa yang ngotot belanja pemain sampe jor-joran kayak gini. Nilainya sungguh fantastis tapi hasilnya sungguh sangat pedas. 

Chelsea adalah tim terboros pada musim ini. Mereka sudah menghabiskan sekitar 10 Triliun rupiah untuk 17 pemain baru. Pembelian mereka di antara lain Benoit Badiashile, David Datro Fofana, Andrey Santos, Mykhailo Mudryk, Noni Madueke, Malo Gusto, dan Joao Felix dengan status pinjaman. 

Sedangkan pembelian termahal mereka sekaligus menasbihkan Chelsea sebagai klub kaya raya adalah Enzo Fernandez. Dana segar sebesar 106,8 juta Pounds atau setara Rp 1,9 triliun harus dikucurkan Chelsea untuk menebus Enzo dari Benfica. 

Kedatangan pemain-pemain wonderkid muda ini menurut saya adalah perjudian yang sangat besar. Boehly dan Potter harusnya memiliki visioner yang sama ke depan. Saat ini Chelsea parkir di peringkat 10 klasemen sementara.

Sebagai mantan juara liga champion tentu akan membuat banyak fans kecewa jika mereka tak bisa mentas lagi untuk musim depan. Potter selaku juru taktik Chelsea wajib memanfaatkan segala kemewahan yang sudah disuguhkan klub.

Atas perilaku buas Chelsea di jendela transfer musim 2022/2023 membuat banyak pasang mata terbelalak. Akankah investasi besar-besaran ini hanya sekedar gaya-gayaan atau untuk mengembalikkan Chelsea ke jalur kemenangan? Patut kita tunggu. 

MANCHESTER UNITED MENEROBOS

Berbeda dengan Chelsea, Manchester United malah menerobos semua sergapan yang dialamatkan kepada mereka. MU sebelumnya adalah tim loyo ketika di asuh Ralf Rangnick. 

Meskipun telah dihuni oleh pemain kelas dunia seperti sang mega bintang Cristiano Ronaldo, Bruno Fernandes, dll, nyatanya Setan Merah belum juga mampu bersaing di papan atas liga. Setelah kedatangan Erick Ten Hag, situasi mulai berubah perlahan-lahan.

MU mendatangkan Ten Hag dari Ajax untuk menggantikan Ralf Rangnick. Ketika laga dimulai, penampilan MU di bawah Ten Hag juga masih suam-suam kuku. Namun semakin kesini, performa mereka makin gacor aja.

Saya sempat meragukan kemampuan Ten Hag bukan karena kepiawaian menyiapkan strategi namun karena materi pemain yang dimilikinya. Benar saja, keraguan saya akhirnya dijawab dengan mendatangkan beberapa pemain anyar. Sebut sajai Tyler Marcia, Casemiro, Lisandro, Eriksen, Antony, dll adalah sebuah skema baru yang disiapkan Ten Hag ke depannya. 

Pembelanjaan ini hanya menghabiskan dana sebesar  214 juta pound atau sekitar Rp 3,6 triliun pada bursa transfer musim 2022. Tentu angka ini tidak sefantastis dengan pembelanjaan Chelsea. Namun secara hasil, MU jelas efektif, efisien dan ga boros kayak Chelsea.

Walau hanya membeli sedikit pemain, Meneer dari Belanda ini sudah mampu membawa MU ke jalur kemenangan. Tahun ini saja mereka sudah mengantongi Piala Carabao Cup sebagai trofi domestik pertama mereka. Selain itu, MU juga bercokol di peringkat 3 klasemen Liga Inggris membayangi Arsenal dan Manchester City sebagai kandidat juara.  

Chelsea dan Manchester United memiliki kekuatan uang yang tidak jauh berbeda. Namun, pembelanjaan pelatih maupun pemain harus sangat dilakukan dengan cermat. Setiap eksekusi ini akan sangat berdampak pada pencapaian tim.

Chelsea sudah boros dengan segudang pemain plus pelatih baru tetapi itu belum membawa mereka ke garis positif. Berbeda dengan Chelsea, MU nyatanya mampu mengelola sumber daya keuangan mereka dengan pembelian cerdas pelatih plus pemain baru. 

Kini, tsunami trophy yang diidam-idamkan oleh fans MU sepertinya akan menjadi kenyataan dan lebih meyakinkan sedangkan Chelsea saya rasa baru akan kelihatan musim depan.  Menarik untuk menunggu sihir  Potter di Stamford Bridge dan mahakarya Ten Hag di Old Trafford selanjutnya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Sony Ruben

Freelancer sekaligus mahasiswa Hukum di UT. Sedikit menulis dan banyak jalan-jalan…