Sports

BOOM ESPORT: IMPIAN 5 TAHUN TELAH DIBAYAR TUNTAS

Dedikasi 5 tahun BOOM Esports terbayar tuntas, usai dipastikan lolos ke perhelatan The International, salah satu event terbesar di dunia Esports. Dengan keberhasilan tersebut, makin mengukuhkan bahwa BOOM Esports lebih dari sekadar tim Esports biasa.

title

FROYONION.COM - Dota2 ga bisa dipungkiri jadi salah satu game terbesar yang pernah ada. Salah satu indikatornya adalah dengan hadirnya The International atau TI sebagai puncak dari event yang diselenggarakan oleh Valve selaku developer dari Dota2. Ga main-main, prize pool dari The International tiap tahunnya terus meningkat. Puncaknya pada perhelatan TI10 yang mencapai angka prize pool  sebesar  $40,018,195 atau setara dengan Rp587 miliar. 

Tapi sayangnya, sejak pertama kali diadakan di tahun 2011, belum ada satu pun tim asal Indonesia yang sukses masuk ke salah satu event terbesar dalam scene Esports dunia tersebut. Memang sebelumnya di TI10 kemarin, kita punya dua pemain asal Indonesia, yaitu Kenny “Xepher” dan Matthew “Whitemon” Filemon yang ikut serta di ajang The International. Tapi, keduanya nggak membela tim yang berasal dari Indonesia. Mereka membela tim asal Korea Selatan yaitu T1.

Sampai akhirnya, di tahun ini tim Indonesia sukses mencatatkan sejarah dengan berhasil masuk ke TI11 di Singapura lewat BOOM Esports. Impian yang terasa sulit dengan ekosistem Dota2 di Asia terutama di Indonesia nyatanya enggak jadi penghalang buat BOOM Esports untuk bisa lolos ke turnamen yang menjadi impian para pro player Dota2 bahkan game MOBA lainnya. 

BOOM Esport sendiri lolos ke The International melalui jalur undangan. Iya, kaya masuk kuliah negeri mereka ga perlu ikut tes sana-sini lagi untuk mengukuhkan kehadiran mereka di salah satu event terbesar Esport tersebut. Dan untuk dapetin undangan tersebut, BOOM Esport harus ngumpulin poin dengan ikut hadir di turnamen resmi yang diselenggarakan oleh Valve. Jadi meskipun mereka diundang, bukan berarti mereka ga ada perjuangan sama sekali. BOOM Esport nyatanya harus memenangkan atau setidaknya mengumpulkan poin-poin di tiap turnamen resmi dengan lawan-lawan yang notabenenya jauh di atas mereka. 

Dan akhirnya penantian 5 tahun dari BOOM Esport untuk hadir menjadi tim asal Indonesia pertama di ajang The International pun terwujud. Dan ada beberapa hal yang buat gua menjadikan BOOM Esport sebagai tim Indonesia yang sangat layak untuk dapat berkompetisi di The International.

BOOM Esport lebih dari sekadar tim Esport biasa

Perjuangan 5 tahun BOOM Esport buat gua pribadi adalah bukti dari usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Berawal dari turnamen Mall di Taman Anggrek sampai akhirnya berkompetisi ngerebutin jutaan dollar di The International. Dan kalau lo adalah pemain atau bahkan mantan pemain Dota2, pastinya lo merasakan rasa bangga atas dedikasi yang diberikan oleh BOOM Esport terhadap game Dota2. 

Karena gini, bicara mengenai scene Dota2 di Indonesia, jelas sangatlah spesial. Buat gua, Dota2 menjadi pembuka jalan untuk Esport dapat berkembang di Indonesia. Tapi tentunya, tiap game punya masanya begitu pula dengan Dota2. Pasca hadirnya Mobile Legends, era PC Games pun berubah menjadi Mobile Games. Perlahan orang-orang pun memilih untuk memainkan game yang lebih accessible dan lebih mudah untuk dimainkan ketimbang game yang membutuhkan modal PC yang punya harga jauh lebih mahal.

Akhirnya, scene kompetitif Dota2 di Indonesia pun perlahan mati, hilangnya kompetisi resmi sampai kompetisi-kompetisi komunitas akhirnya menyebabkan bubarnya tim-tim Esport Dota2 yang mungkin kita kenal sekarang melalui Mobile Legends kaya, EVOS, RRQ, Alter Ego, BTR, dan masih banyak lainnya. 

Tapi, di tahap inilah yang akhirnya membuktikan bahwa BOOM Esport lebih dari sekadar tim Esports biasa. Ga bisa dipungkiri, pada akhirnya tim-tim Esports ini adalah bisnis. Ketika Dota2 udah ga menghasilkan uang dan keuntungan, jelas buat beberapa tim lebih baik untuk meninggalkan game tersebut. Pilihan yang paling rasional dan menguntungkan. Tapi, hal tersebut ga berlaku buat BOOM Esports. 

Semua tim Dota2 Indonesia kala itu punya mimpi yang sama, masuk ke The International. Tapi, ga semua tim Dota2 Indonesia punya dedikasi dan semangat yang sama kaya BOOM Esports. Dedikasi yang mereka curahkan mulai dari mencari pemain terbaik, pelatih terbaik, penyediaan fasilitas terbaik untuk playernya di saat sudah adah jarang kompetisi resmi di Asia dan Indonesia, buat gua adalah hal ternekat tapi di satu sisi menunjukan dedikasi yang tinggi karena pada akhirnya semuanya membutuhkan uang, dan jelas dengan keadaan scene kompetitif Dota2 di Indonesia dan Asia, hal tersebut dirasa akan sangat sulit. 

Tapi hal tersebutlah yang akhirnya menjadikan BOOM Esports menjadi spesial. Keinginan mereka jauh lebih besar dari tantangan mereka hadapi. Keinginan untuk menjadi wakil dari Indonesia untuk hadir di salah satu ajang terbesar Esports dunia. Ketika tim Indonesia lainnya udah ngelupain Dota2, BOOM Esports terus stick dengan impian mereka. Karena, satu hal yang mereka yakini proses tidak akan mengkhianati hasil. Dan setelah berproses selama 5 tahun, tahun ini waktunya BOOM Esports menuai hasil dari proses yang udah mereka lalui.

BOOM Esport pada akhirnya akan selalu lebih dari sekadar bisnis di ranah Esports. Mereka adalah true gamers yang memiliki impian untuk sampai di puncak. Ketika tim lain sudah menyerah dengan impian mereka, BOOM Esports tetap yakin kalau waktu mereka akan tiba. Karena pada akhirnya, Esports bukan melulu tentang uang melainkan tentang dedikasi dan perjuangan. Tentu, hadiah dari ikut berkompetisi di The International sangatlah besar. Tapi yang menjadi highlight utamanya adalah rasa bangga karena dapat hadir di kompetisi terbesar yang mungkin pernah ada di sejarah Esports dunia. Sogood luck untuk BOOM Esports di TI11, #HUNGRYBEAST!!! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Radhytia Rizal Yusuf

Mahasiswa semester akhir yang hobi menonton anime dan memiliki ketertarikan dalam berbagai budaya populer seperti, anime, J-pop, K-Pop