Sports

ALASAN DIREKTUR TEKNIK DIBUTUHKAN DALAM TIM SEPAKBOLA

Sepakbola Indonesia memang masih asing dengan direktur teknik. Padahal, kehadiran direktur teknik sebenarnya bisa mendongkrak dan menjaga performa tim.

title

FROYONION.COM – Bagi sebagian besar pencinta olahraga sepakbola di Indonesia, istilah direktur teknik memang tak familier. Apalagi klub-klub sepakbola profesional di Indonesia umumnya tak memilikinya. Padahal, posisi ini sebenarnya sangat penting di dalam tim olahraga termasuk juga sepakbola. Banyak yang bertanya-tanya apa sih sebenarnya tugas seorang direktur teknik. Dan juga, apa sih bedanya dengan seorang pelatih kepala? 

Di benua Eropa, yang menjadi kiblat sepakbola dunia, istilah direktur teknik memang sudah dikenal. Banyak klub besar yang menggunakan jasa seorang direktur teknik. Misalnya, Barcelona, Manchester City, AC Milan, dan Bayern Munchen. Hal ini semakin membuktikan bahwa Eropa memang layak menjadi kiblat sepakbola dunia. 

Sedangkan di dalam dunia persepakbolaan profesional Indonesia, seperti yang sudah disebutkan, istilah direktur teknik memang kurang begitu dikenal. Bahkan Persib, dilansir dari Kompas, gagal lolos verifikasi AFC Championship 2022/2023 karena tak memiliki direktur teknik. Persib merupakan salah satu klub sepakbola besar di Indonesia. 

Ada beberapa tugas yang diemban seorang direktur teknik. Salah satunya yaitu merumuskan filosofi permainan. Filosofi ini tentunya wajib dipahami oleh pelatih kepala. Pelatih kepala bersama beberapa orang asistennya merumuskan program-program latihan dan strategi permainan berdasarkan filosofi tersebut. 

Dengan kata lain, dalam hal membangun filosofi permainan, direktur teknik berada dalam tataran konseptual. Karenanya, seorang direktur teknik wajib memahami seluk-beluk teori dan aplikasi permainan sepakbola dengan sangat baik. Harus juga memiliki banyak pengalaman. Sedangkan pelatih kepala berada di dalam tataran teknis. Bila performa pelatih kepala dinilai kurang baik, direktur teknik berwenang menggantinya.

Di Indonesia yang merupakan negara yang tak begitu mengenal pentingnya peran direktur teknik, pelatih kepala dianggap bagai ‘dewa’ dalam hal permainan sepakbola. Klub-klub sepakbola profesional di Indonesia memang umumnya tak memilikinya. Pelatih kepala dianggap mampu mengorganisir seluk-beluk permainan dari hal kecil hingga hal besar. Ambil contoh, bila tim tak memiliki pelatih kiper, maka pelatih kepala harus mampu melatih kiper. Hal ini tentunya sangat memberatkan pekerjaan pelatih kepala. 

Berbeda bila klub memiliki seorang direktur teknik. Pelatih kepala bersama asistennya hanya perlu memahami lalu mengimplementasikan instruksi-instruksi yang diberikan direktur teknik. Hal ini tentunya membuat pelatih kepala bisa bekerja lebih fokus dalam tataran teknis. Dalam ilmu manajemen, fokus sangat penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Bila tim memiliki direktur teknik, manajemen tak perlu khawatir dengan performa tim bila ada pergantian pelatih. Beberapa waktu lalu, ada berita mengejutkan datang dari kompetisi Liga 1. Luis Milla, yang merupakan pelatih papan atas asal Spanyol mengundurkan diri dari kursi pelatih kepala Persib. Padahal, kompetisi baru berjalan tiga pekan. Berdasarkan keterangan resmi, Luis Milla mundur karena memiliki masalah pribadi. Karenanya, harus pulang ke negara asalnya.

Mundurnya Luis Milla memunculkan masalah baru. Para pemain Persib harus beradaptasi dari titik nol dengan gaya bermain yang diinginkan pelatih kepala yang baru. Beradaptasi dengan keinginan pelatih kepala biasanya membutuhkan waktu yang tak sebentar. Sedangkan kompetisi sudah bergulir. 

Bila Persib memiliki seorang direktur teknik, tak perlu mengkhawatirkan hal tersebut. Direktur teknik memiliki pakem gaya bermain yang sudah dipahami para pemain. Pelatih kepala yang baru hanya perlu memahami lalu mengimplementasikan pakem tersebut. Para pemain Persib tak perlu beradaptasi dari titik nol. Pelatih kepala pun tak perlu repot-repot mencari pakem bermain yang sesuai.

Direktur teknik pun sangat penting juga untuk pengembangan tim dalam skala jangka panjang. Dia yang bertanggung jawab menyusun program-program untuk pengembangan tersebut. Manajemen pun tak perlu khawatir dengan performa tim untuk beberapa tahun ke depan. Misalnya, dalam hal perekrutan pemain muda potensial dan pemain yang diincar untuk mengarungi kompetisi empat atau lima tahun ke depan, alternatif pelatih bila performanya menurun, atau perbaikan filosofi bermain.

Seorang direktur teknik pun dituntut juga mampu bernegosiasi untuk mendatangkan pemain yang dibutuhkan. Misalnya, direktur teknik ingin mendatangkan si A yang masih terikat kontrak dengan klubnya. Sang direktur teknik harus mengerahkan segala upaya agar berhasil mendatangkan si A. Termasuk bernegosiasi dengan si A dan klubnya. 

Bila tak memiliki direktur teknik, manajemen klub yang mengurus negosiasi tersebut. Nah, tak semua manajemen klub memiliki skill negosiasi yang baik. Bila pemain masih terikat kontrak dengan klubnya, biasanya negosiasi ini berjalan sulit dan alot. Nah, dengan adanya seorang direktur teknik, manajemen tak perlu repot-repot bernegosiasi. Direktur teknik memiliki berbagai strategi ampuh untuk bernegosiasi 

Nah, dalam rangka mempersiapkan timnas U17 mengarungi ajang Piala Dunia yang akan berlangsung di tanah air November mendatang, PSSI resmi merekrut Frank Wormuth sebagai direktur teknik. Direkrutnya pria asal Jerman ini memang tepat. Timnas U17 memang belum berpengalaman dalam ajang ini. 

Sebagai tuan rumah, timnas tentunya tak ingin tampil ‘malu-maluin’ dan ingin melangkah jauh. Tak ingin juga menjadi lumbung gol tim-tim lawan. Frank, yang mendapatkan masa kontrak selama 4 bulan, tentunya harus merumuskan konsep filosofi bermain yang tepat. Frank mulai berkecimpung dalam dunia pelatih sepakbola sejak tahun 1999. Posisi direktur teknik di PSSI menjadi pengalaman pertama. 

Tak dapat dipungkiri, peran direktur teknik sangat penting di zaman sepakbola modern saat ini yang semakin hari semakin kompetitif. Dengan adanya seorang direktur teknik di dalam klub sepakbola, terlebih bila begitu berpengalaman, memang bisa mendongkrak dan mempertahankan performa tim. Karenanya, meningkatkan peluang mendatangkan berbagai prestasi. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Rahadian

Sarjana hubungan internasional yang kecanduan menulis artikel dan berbisnis kreatif.