Esensi

YUK BELAJAR FILOSOFI HIDUP ALA MIXUE

Invasi Mixue di mana-mana emang ‘meresahkan’. Tapi apa sih yang bisa dipelajari dari menjamurnya Mixue? Simak jawabannya di sini, Civs.

title

FROYONION.COM - Saya tahu Mixue dari keponakan saya. Suatu kali ketika saya datang ke rumahnya dia bilang, “Tante ayok sepedaan ke Mixue..” 

Saya pun bertanya ke emaknya, apa itu Mixue? Kakak saya menjelaskan kalau Mixue adalah es krim kesukaan Naomi—ponakan saya—yang harganya murah banget; Rp 8000. 

Di momen itulah saya tahu keeksisan Mixue, sebelum akhirnya belakangan ada meme, “pikiran kosong, tiba-tiba jadi Mixue” atau “sekarang hati-hati ninggalin rumah, balik-balik rupanya jadi Mixue.”

Ternyata di balik fenomena meme Mixue, rasanya yang enak, harga yang murah, dan ada di mana-mana, Mixue memiliki perjuangan hidupnya sendiri Civs, sampai akhirnya terkenal dan merakyat seperti sekarang.

Sebelum saya bagikan filosofi kehidupan ala Mixue, FYI aja nih, Mixue sudah memiliki 21.582 gerai waralaba di seluruh dunia. 

Jumlah ini membuat Mixue menempati posisi gerai franchise terbanyak ke 5 di dunia—mengalahkan Burger King dan Domino’s Pizza! 

Fantastis enggak? 

Apalagi ekspansi Mixue ini terhitung cepat, misalnya di Indonesia sendiri, sejak 2022 membuka gerai di Bandung, tercatat sudah ada 300 gerai Mixue di penjuru Indonesia. 

Oke deh…terus filosofi apa sih yang bisa dipelajari dari Mixue ini, Civs?

1. Di mana Ada Kemauan Pasti Ada Jalan

Mixue didirikan oleh pria asal China dengan modal Rp 7.000.000 dengan konsep yang sangat sederhana. Dulu malah bentukannya bukan kayak es krim yang kita kenal sekarang, melainkan es serut. 

Pernah bangkrut, namun enggak membuat pendirinya patah semangat, dia coba lagi, sampai akhirnya Mixue jadi besar seperti kita kenal sekarang. Coba bayangkan, kalau seandainya dia menyerah di tengah jalan dan memilih untuk tidak berjuang?

BACA JUGA: DARI KOPI KENANGAN HINGGA STARBUCKS: KENAPA SIH BRAND KOPI PADA BIKIN VERSI KALENGAN?

2. Memulai Usaha dari Masih Muda

Pendiri Mixue , memulai usahanya dari masih kuliah lho, Civs! Jadi, ketika dia masih kuliah, dia bekerja di toko es serut. Lama-lama, dia ingin membuka usaha sendiri, dan mulai menabung. 

Hasil tabungan dan pinjaman dari neneknyalah yang dia pakai untuk membuka usaha es serut. Sikap hidupnya bisa kita contoh banget, ketika ada ide, langsung dieksekusi. Jangan menunggu terlalu lama untuk mewujudkan mimpimu!

3. Tetap Berinovasi, Beradaptasi, Lakukan Perubahan

Kemudian nih, inspirasi lain lagi dari Mixue yang bisa kita adaptasi dalam kehidupan adalah pentingnya inovasi dan kreasi. Ketika merintis usaha es serutnya, pendiri Mixue mengalami kebangkrutan, karena memasuki musim dingin. 

Sempat tutup, namun dia tidak menyerah dan melakukan inovasi, dari es serut ke es krim cone—yang saat itu terinspirasi dari Olimpiade Beijing 2008. Itu tadi, masalah pasti selalu ada, yang penting untuk diketahui adalah apakah kita memilih berhenti, atau mencari cara lain untuk bisa tetap maju?

BACA JUGA: EMPATI DAN ‘CO-BRANDING’, KUNCI BRAND LOKAL BISA BERTAHAN DARI PANDEMI

4. Produk yang Bisa Diakses Banyak Orang 

Pendiri Mixue menjual es krimnya dengan harga murah yaitu dari Rp 8000. Buat kamu yang belum cobain Mixue, dengan rasa yang enak, tingkat kepadatan yang oke, harga segitu itu terjangkau banget! Keponakan saya saja sampai ketagihan, setiap pulang les, dia selalu minta mampir ke Mixue, hehehe. 

Mungkin, ini bisa jadi inspirasi juga buat kita nih, ketika hendak membuka usaha, cobalah cari pasar yang bisa diakses oleh semua orang. Jadi, walaupun produk yang dijual murah, cuannya tetap lumayan. Fyi lagi nih, diperkirakan tahun 2021, Mixue mendapatkan pendapatan sebesar Rp 40 triliun!

5. Terlihat Mahal dan Berkelas

Mixue mengemas produknya sedemikian rupa, sehingga ketika kita yang pertama kali melihat jajanan ini mikirnya es krim ini pasti mahal. Apa lagi ada embel-embel since 1997, udah lumayan juga nih berdiri, harganya pasti juga lumayan. 

Jujurly, itu yang pertama kali terlintas di pikiran saya ketika melihat gerai Mixue. Maksudnya lumayan itu ya enggak sampai puluhan ribu, tapi mungkin belasan ribulah. Belasan ribu, kalau setiap hari didatangin, kan lumayan juga Civs! 

Tapi ternyata, harganya murah dan terjangkau. Meski begitu, tampilan yang diberikan enggak murahan, melainkan berkelas. Dominasi warna merah hati dan putih langsung terlihat di antara bangunan ruko yang lain.

6. Ekspansi yang Enggak Nanggung-Nanggung

Terus, filosofi lain yang bisa banget kita pelajari dan adopsi dari Mixue adalah ekspansi yang enggak nanggung-nanggung. Mixue tercatat sudah ada di 11 negara Asia, dan sepertinya bakal merambah lagi nih, ke negara lainnya. Pelajaran dari sini adalah kalau mimpi jangan nanggung-nanggung. Berani bermimpi besar! (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Ester Pandiangan

Penulis buku "Maaf, Orgasme Bukan Hanya Urusan Kelamin (2022)". Tertarik dengan isu-isu seputar seksualitas.