In Depth

AUDIOPHILE: HOBI YANG WAJIB DICOBA BUAT KAMU PENCINTA MUSIK

Audiophile, sebuah cara untuk memanjakan telinga dengan musik berkualitas tinggi. Buat kamu yang suka dengerin musik, cuss langsung cobain dan perdalami aja.

title

FROYONION.COMDengerin lagu memang salah satu aktivitas yang nikmat banget apalagi kalo ujan atau sedang nyantai-nyantai gitu ya. Nggak cuma itu, bahkan buat sebagian orang dengerin lagu juga bisa membantu meningkatkan dalam berkonsentrasi loh! 

Beberapa kalian pasti pernah ga sih dengerin lagu pas lagi nugas atau kerja, tenang banget kan rasanya. Nah buat kamu yang ngerasa begitu, maka kurang lengkap nih kalo belum tau apa itu audiophile.

“Emang apa sih? Tukang sound kali ye…”

Bisa jadi tapi ga harus jadi tukang sound juga dong. Definisi secara simpelnya, audiophile adalah orang-orang yang demen banget sama kualitas audio yang tinggi atau biasa disebut oleh orang audiophile sebagai Hi-Res audio

Nah biasanya untuk menghasilkan kualitas itu dibutuhkan juga alat-alat yang high-end atau memiliki kapabilitas yang cukup dilabeli kualitas Hi-Res. Artinya orang-orang yang melabeli diri mereka sendiri sebagai audiophile biasanya tidak akan puas dengan kualitas audio yang biasa atau pas-pasan aja.

Wah bawel juga ya anak-anak audiophile ini!

Anak audiophile memang selalu pilih yang terbaik dalam masalah kualitas. Tapi percayalah, meskipun begitu kalian akan merasakan pengalaman yang sangat berbeda ketika mendengarkan lagu dalam “mode” audiophile. 

Kesannya itu kayak “oh jadi gini ya suara berkualitas itu” dan sekalinya masuk dunia audiophile, rasanya akan sulit buat balik lagi ke kualitas audio yang biasa-biasa aja.

BACA JUGA: LAGU LOKAL 2022 TERFAVORIT VERSI FROYONION

Ilustrasi hobi audiophile (Sumber: Canva.com)
Ilustrasi hobi audiophile (Sumber: Canva.com)

Selain merasa paling supremacy dalam masalah per-audioan, menjadi anak audiophile akan membuat telinga kita menjadi lebih peka, loh. Ada istilah “trust your ear” yang menandakan bahwa jadi anak audiophile harus peka terhadap selera audio yang kita inginkan. Karena pada dasarnya setiap orang memiliki preferensi tuning masing-masing dalam memilih alat-alat yang digunakan.

Mungkin yang sering didengar ada istilah disebut Basshead, artinya mereka yang lebih prefer karakter audio yang menonjol pada bass atau ada juga karakter flat yang bertujuan mendapatkan detail separasi instrumental musik yang baik atau mungkin juga karakter yang jarang didengar seperti Harman target yang lebih all-rounder, dan banyak lagi.

Dalam dunia audiophile memang banyak banget istilah-istilah yang ngga mudah untuk dihafalkan, tapi jangan khawatir, Civs. Buat jadi audiophile sebagai penikmat saja sebenarnya tidak terlalu butuh untuk mengetahui istilah-istilah yang mungkin bisa bikin sakit kepala. 

Karena sekedar penikmat kalian hanya butuh hal-hal basic aja yang bisa jadi fondasi ketika kalian ingin memilih alat-alat audio yang sesuai dengan selera.

Dari tadi ngomongin alat-alat audio, jadi penasaran apa aja sih? Terus mahal-mahal ga sih?

Oke, pertama mungkin gue akan coba jabarkan ya, apa aja sih alat-alat yang biasanya dipake sama anak audiophile. 

1. Earbuds, Earphones & In Ear Monitor (IEM)

Perbedaan Earbuds, Earphone dan IEM (Edited by Canva)
Perbedaan Earbuds, Earphone dan IEM (Edited by Canva)

Biar ngga bingung, anggap aja ketiga alat diatas simpelnya yang biasa kita sebut “headset”. Yap kalo kalian tau sebenernya ada banyak jenisnya. Earbuds simpelnya adalah perangkat audio yang dirancang untuk muat ke dalam lubang telinga kita, contohnya adalah TWS (True Wireless Stereo) yang sering kita jumpai sekarang dan jenis ini biasanya tidak memiliki eartips

Kalo earphone biasanya memiliki bentuk straight-down atau langsung menjulur ke bawah telinga. Sedangkan, In Ear Monitor (IEM) memliki gaya fitting melingkari telinga dan biasanya memiliki kabel detachable atau bisa dicopot-pasang.

Waduh ruwet juga yak.

Emang ruwet kek hidup, makanya gue gampangnya nyebut mereka sebagai headset aja, Civs. 

Nah ketiga jenis diatas itu biasanya dikategorikan sebagai Hi-Res ketika memiliki frequency dan impendance yang tinggi dan biasanya sudah ada label Hi-Res di packaging atau deskripsi produknya.

Untuk harganya sendiri relatif, bisa bekisar 150rb-500rb (untuk entry level). Jadi, ada yang murah banget dan ada yang mahal banget juga. Kalo masalah ini mah tergantung budget masing-masing aja ya, Civs.

2. Headphones

Grado headphone (Sumber: Grado Labs)
Grado headphone (Sumber: Grado Labs)

Fungsinya sama seperti yang dijelaskan poin pertama, hanya aja bentuknya lebih besar dan biasanya menutupi telinga secara penuh. Tentunya terdapat plus minus-nya dibandingkan ketiga alat sebelumnya. Headphone biasanya memiliki kualitas suara yang lebih baik karena ukuran driver yang lebih besar dan isolasi pendengaran yang lebih kedap. 

Selain itu bentuk headphone yang besar juga bikin penggunaan jangka waktu lama akan menyakitkan telinga (tergantung harga juga), selain itu kurangnya fleksibilitas ketika ingin dibawa pergi ke luar rumah. Selain itu, headphone yang sudah sertifikasi Hi-res biasanya cenderung lebih mahal, biasanya berkisar 500rb sampai jutaan rupiah. 

3. Aplikasi Streaming Lossless

Aplikasi layanan streaming musik (Sumber: pocket-lint.com)
Aplikasi layanan streaming musik (Sumber: pocket-lint.com)

Jadi anak audiophile ga melulu soal hardware ya, Civs. Aplikasi pemutar musik yang digunakan juga berpengaruh banget sama kualitas audio. Biasanya para audiophile ini memiliki layanan streaming musik yang tersedia format lossless atau bentuk kompresi yang mempertahankan semua data asli. 

Artinya detail yang dihasilkan jauh lebih baik daripada format biasa. FLAC (Free Lossless Audio Codec) dan ALAC (Apple Lossless Audio Codec) adalah salah dua format yang di kompresi tanpa menghilangkan detail aslinya. 

Layanan streaming yang menawarkan kualitas audio tertinggi saat ini adalah Tidal, Qobuz dan Amazon Music. Tapi bagi kalian yang masih merasa asing sama nama-nama itu dan subscription juga lebih mahal. Untuk pemula lebih baik untuk coba Apple Music terlebih dahulu, terlebih sudah mendukung lossless audio juga.

4. DAC (Digital Analog Converter)

Dongle DAC Astell-Kern (Sumber: Astell & Kern)
Dongle DAC Astell-Kern (Sumber: Astell & Kern)

Selanjutnya ini mungkin bisa dibilang bumbu tambahan supaya kualitas audio yang dihasilkan lebih mantap lagi. DAC atau populernya disebut sound card sederhananya mirip seperti adapter dongle USB-C ke jack audio 3.5mm, hanya aja tertanam chip atau “otak” yang mampu mengubah kualitas suara menjadi lebih baik lagi. 

Namun, ada juga DAC yang berbentuk kotak terpisah yang fungsinya hampir sama, hanya saja dengan spesifikasi yang lebih tinggi. Untuk harganya sendiri bervariasi, mulai dari 100 ribuan sampe berjuta-juta juga ada. Semua tergantung pada efek peningkatan suara yang signifikan atau tidak.

5. Digital Audio Player (DAP)

Digital Audio Player dulu dan sekarang (Edited by Canva)
Digital Audio Player dulu dan sekarang (Edited by Canva)

Rasanya bukan audiophile banget kalo misalkan masih dengerin musik lewat HP. Yap, sepertinya DAP adalah alat terpisah yang khusus digunakan untuk mendengarkan audio atau musik. Karena sudah di desain khusus, tentunya hasil suara yang dikeluarkan jauh berbeda dengan device smartphone. 

Buat kalian yang pernah dengar iPods, merupakan salah satu DAP yang memang sudah berumur tua tapi sampe sekarang banyak diburu loh, Civs. Selain memberikan kesan vintage, iPods juga dikenal sebagai salah satu DAP alternatif yang menarik. Untuk DAP terbaru saat ini harganya berkisar dari 500rb-an sampai jutaan ya, Civs.

Wah pusing juga ya, iya pusing liat harganya haha.

Sebenernya masih banyak banget alat-alat audiophile yang masih belum dibahas, seperti turntablespeaker, amplifier dan lain-lain. Tapi sebagai perkenalan gue rasa cukup untuk menyebutkan kelima alat di atas. 

Bahkan sebenernya buat kalian yang ingin mencicipi dunia audiophile tidak harus punya kelima alat di atas, cukup dengan IEM atau earphone beserta smartphone juga sudah cukup untuk awal-awal. Nah kalo udah mulai ngerasa masuk, baru deh bisa nabung lagi buat beli alat yang lebih setingkat lagi. 

Kalo dari gue sendiri, hobi audiophile ini worth it banget selama alat yang digunakan masih sesuai budget kita dan tidak terlalu maksain. Sebab dengerin musik di kualitas yang bukan biasa-biasa saja adalah pengalaman heavenly yang bisa kita rasakan di dunia ini. Mungkin itu aja yang bisa gue sampaikan dan jangan lupa “trust your ear”. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Agifa Gumelar

Penikmat Sepakbola yang suka dengerin musik, nonton film dan nontonin Youtube tentang self-improvement.