Tips

5 CARA MENGHINDARI MARAKNYA LOWONGAN KERJA PALSU DI LINKEDIN

Ternyata selama ini yang dianggap bisa diandalkan, bisa aja jadi boomerang bagi lo. Baca di sini biar terhindar dari lowongan kerja palsu yang ada di LinkedIn, Civs!

title

FROYONION.COMMeski, terkenal sebagai platform media sosial berkumpulnya profesional di seluruh dunia, ternyata fitur pencarian kerja di LinkedIn nggak selamanya 100 persen asli, alias makin marak lowongan kerja palsu bertebaran di sini.

Hal ini yang gue sadari beberapa hari lalu, semenjak mendapatkan direct message dari pengirim yang mengaku rekruter suatu perusahaan. Namun, anehnya, tak disebutkan jelas deskripsi kerja, maupun kebenaran lokasi perusahaan. Diminta bayar, lagi!

Perasaan gue pada saat itu langsung berubah drastis. Yang pada mulanya senang karena dapat tawaran kerja, eh setelah ditelusuri malah lowongan bodong alias palsu.

Vina Muliana, seorang kreator konten edukasi yang banyak membahas soal tips berkarier. Baru-baru ini juga mengunggah sebuah video di akun TikTok miliknya soal fenomena lowongan kerja palsu di LinkedIn, Civs.

Terlihat jelas ada beberapa kriteria yang menunjukkan lowongan kerja palsu di platform LinkedIn. Mulai dari detail persyaratan kerja yang rasanya umum banget, tawaran gaji yang nggak wajar, sampai kewajiban mengirim lamaran via nomor WhatsApp. 

Makanya, aneh banget kan? 

Dilansir dari data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Agustus 2021 di Indonesia adalah sebesar 6,49 persen, turun sekitar 0,58 persen poin dibandingkan tahun 2020. Nggak cukup sampai situ, pandemi Covid-19 berkontribusi membuat 21,32 juta orang tak kunjung bekerja.

Sampai sini kita pasti merasa miris melihat mereka yang belum mendapatkan pekerjaan, ditambah dengan hadirnya pandemi, dan maraknya lowongan pekerjaan palsu di LinkedIn, alih-alih mendapatkan informasi lowongan kerja terpercaya.

Berangkat dari desas-desus tersebut, bikin lo terutama yang ingin berkarier di industri kreatif Indonesia juga ikut merasa was-was, kan Civs?

Nah, biar nggak terjebak ke dalam lowongan kerja palsu di LinkedIn, berikut adalah cara-cara yang bisa lo lakukan!

BACA JUGA: TIPS MENGGUNAKAN LINKEDIN BAIR LO CEPAT MENDAPATKAN PEKERJAAN

1. RISET PROFIL PERUSAHAAN

Langkah pertama adalah melakukan riset tentang profil perusahaan yang lo incar, Civs. Hal ini begitu penting, mengingat kasus lowongan kerja palsu di LinkedIn, berawal dari perusahaan fiktif dan memudahkan lo untuk melengkapi persyaratan lamaran.

Lo bisa melakukannya saat sebelum mengirim lamaran atau sebelum melakukan interview supaya ada waktu untuk lo bisa crosscheck perusahaan mana saja yang termasuk fiktif, dan perusahaan yang benar adanya.

Melansir situs Glassdoor, ada beberapa step by step, mulai dari mencari skill dan pengalaman yang dianggap penting oleh rekruter, budaya yang dianut perusahaan, berita terkini seputar perusahaan, dan pastinya misi serta visi yang dimiliki perusahaan.

2. HINDARI PERMINTAAN DATA PRIBADI

Lanjut ke langkah berikutnya adalah menghindari permintaan rekruter untuk mencari tau soal data pribadi milik lo. Terlihat sepele, ya Civs? Namun, cara ini bisa menjadi akal-akalan mereka untuk mencuri data pribadi kandidat lewat modus lowongan kerja.

Lantas, apa yang harus lo lakukan? Sebisa mungkin lo menolak jika rekruter meminta informasi atau data pribadi berupa Kartu Keluarga (KK), nomor KTP, NPWP, STNK, buku tabungan atau swafoto dengan menunjukkan KTP.

Tapi, gimana kalau rekruter mewajibkan lo untuk melampirkan KTP dan buku tabungan? Nah, lo bisa cermati kembali di poin pertama. Intinya, perhatikan betul apakah perusahaan tersebut sesuai dengan kenyataannya. Dijamin bakal aman!

3. TOLAK KERAS JIKA DIMINTA UANG

Mau cari duit kok malah suruh bayar? Selalu ada yang terlintas di benak lo kalau ada lowongan kerja yang meminta calon kandidat untuk mentransfer beberapa nominal uang, kan Civs? Namun, inilah realitanya.

Sebagai perusahaan resmi, nggak mungkin kalau pihak rekruter meminta lo untuk mengirimkan uang apapun tujuannya. Pastinya, mereka akan menuliskan bahwa segala macam wujud permintaan berupa uang adalah bentuk penipuan.

Jadi, lo bisa semakin jeli jika ada suatu perusahaan yang mewajibkan calon kandidat untuk mengirimkan uang, dipastikan lowongan kerja tersebut adalah penipuan alias palsu. Lebih baik lo laporkan ke pihak yang berwajib supaya nggak ada korban berikutnya.

4. WAJIB STALKING AKUN LINKEDIN HRD

Nah, selanjutnya adalah mencari tau informasi atau stalking rekruter melalui profil LinkedIn miliknya. Cara ini terbukti ampuh bagi lo yang tiba-tiba dihubungi oleh pihak yang mengaku rekruter di suatu perusahaan, termasuk seperti yang gue alami.

Jangan terburu-buru mengiyakan penawaran kerja yang diberikan rekruter tersebut. Lewat akun LinkedIn, cek terlebih dahulu apakah rekruter tersebut benar menjadi pegawai di perusahaan tersebut? Cek juga riwayat kerja dan pendidikan terakhir mereka.

Jika sudah betul bahwa rekruter itu benar-benar bekerja di perusahaan yang ditawarkan ke lo, nggak serta merta lo langsung percaya. Kesimpulannya, selalu cek lagi informasi dan gerak-gerik yang mereka sampaikan ke lo, Civs.

5. MELAMAR DARI SITUS RESMI PERUSAHAAN

Langkah terakhir ini menjadi cara pamungkas untuk lo yang merasa bingung di tengah maraknya lowongan kerja palsu di LinkedIn. Ya! Melamar langsung di situs resmi milik perusahaan. Umumnya, setiap perusahaan akan memiliki situs yang memudahkan calon kandidat.

Beda perusahaan, beda pula persyaratan yang diperlukan. Ada yang cukup melengkapi dengan CV, dan ada juga yang mewajibkan calon kandidat untuk melengkapi terlebih data terlebih dahulu atau melampirkan portofolio.

Last but not least, sekalipun perusahaan yang lo incar memiliki situs resmi sebagaimana mestinya, lo tetap harus waspada ya, Civs! Selain itu, lo juga bisa mengandalkan pengalaman kerja teman lo sebelumnya di perusahaan yang dituju agar memastikan keaslian lowongan pekerjaan.

Gimana tanggapan lo tentang maraknya lowongan pekerjaan palsu di LinkedIn? (*/)

BACA JUGA: CARA TEPAT MENJAWAB PERTANYAAN WAWAWANCARA KERJA SOAL GAJI YANG DIINGINKAN

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Lukman Hakim

Penulis lepas yang menuangkan ide secara bebas tapi tetap berasas