Movies

BIRDY DAN THE BLUEBIRD: INDIKASI PLAGIASI DALAM SINGLE BARU PAMUNGKAS

Pamungkas kembali memeriahkan industri musik tanah air dengan merilis lagu baru berjudul Birdy. Bagi sebagian orang, lagu ini menjadi jawaban akan kerinduan dari karya Pamungkas. Namun, sebagian lain mempertanyakan keaslian dari lagu ini. Jadi, mana yang benar plagiasi atau musikalisasi puisi?

title

FROYONION.COM - Dirilis pada tanggal 27 Januari 2022, Birdy sudah didengarkan sebanyak 319 kali di Spotify. Birdy sekaligus menjadi salah satu trek di album barunya yang juga bernama Birdy. Perkiraan rilis album ini belum pasti, tapi Pamungkas mengatakan akan dirilis di tahun ini.

Mengutip dari pernyataannya pada NME, pelantun hits To The Bone ini menyatakan bahwa Birdy menjadi pengingat baginya untuk tetap sabar dan tidak membiarkan ego menghancurkan hidup dan karir yang telah ia bangun.

Foto diambil dari: Instagram.com/pamunqkas

Namun, kurang dari seminggu lagu ini dirilis, lagu ini menjadi perbincangan hangat karena diduga menjiplak puisi yang berjudul The Bluebird. Setelah ramai diperbincangkan karena Cover Album Solipism 0.2 yang ternyata diambil dari karya orang lain, kini Pamungkas diduga menulis Birdy berdasarkan puisi dari penyair ternama Charles Bukowski.

Beragam tanggapan seputar kekecewaan dan pembelaan terhadap Pamungkas bertebaran di kolom reply dari thread yang di posting oleh @hmzhmhmmdlghz. Hamzah Muhammad menyatakan bahwa parafrase dalam lagu Birdy buruk sekali.

Inti dan pokok pesan yang disampaikan dari Birdy dan The Bluebird rasanya sama, cuma emang kata-katanya yang diganti. Bahkan seremeh kata "whiskey" di The Bluebird diganti dengan "Macallan" yang merupakan merk whiskey.

Gue nggak mendukung kegiatan parafrasenya, gue sedih banget dengan kejadian ini. Kalau memang Pam terinspirasi dari The Bluebird karangan Bukowski, harusnya ia menjelaskan dan memberi credit yang jelas. Kalau judul puisinya diparafrase, isi puisinya juga, lalu apa yang menjadi milik Pam dari lagu ini?

Diantara beragam kekecewaan dari netizen, ada juga yang membela dengan mengatakan kalau ini adalah sebuah musikalisasi puisi. Menurut gue, ini nggak bisa dibilang sebagai musikalisasi puisi, ini jelas plagiarisme. Kenapa begitu? Karena pada dasarnya, plagiarisme adalah tindakan mengakui, mengambil, atau menjiplak karya milik orang lain seolah itu adalah karyanya sendiri.

Kalau lo cek ke Youtube, ada lho musikalisasi puisi The Bluebird di Channel Illneas. Dalam unggahan video youtube-nya, Illenas bener-bener tulis semua sumber visual, audio, dan puisi dengan jelas di kolom deskripsi Youtubenya. Bahkan, judul videonya pun menjelaskan bahwa isinya tentang The Bluebird karya Charles Bukowski.

Kalau dari awal Pamungkas memberi penjelasan bahwa ia membuat lagu berdasarkan karya Bukowski atau menulisnya dalam judul dan daftar credits lagu, mungkin itu masih bisa terhindar dari dugaan plagiarisme. Karena, disebut dengan jelas bahwa ia menulis juga berdasarkan puisi Charles Bukowski.

Di Wikipedia dijelaskan, hal-hal yang termasuk plagiarisme dan yang nggak masuk kegiatan plagiat. DIjelaskan bahwa, selama kutipan atau gagasan tersebut diparafrase dan diberi keterangan sumber, maka hal tersebut bukanlah plagiarisme.

Nggak cukup dengan liriknya yang diduga menjiplak, cover lagu Birdy juga diduga menjiplak karya orang lain.

Dalam kolom komentar thread milik Hamzah Muhammad ini, ada seorang yang membalas dengan foto cover lagu Birdy disandingkan dengan cover album Hary Styles. Nggak cuma itu, ada juga yang nge-quote tweet dengan mengunggah foto profil Spotify yang memiliki konsep sama persis dengan Pamungkas.

Gue berharap Pamungkas segera memberikan penjelasan tentang masalah ini, mengingat ia juga salah satu musisi tanah air yang juga mempunyai pendengar di luar Indonesia. Bahkan, ia masuk ke dalam nominasi Best Solo Asian Act at the BandLab NME Awards 2022.

Jadi, gaimana tanggapan lo tentang plagiasi ini, Civs? (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Arvy

Musisi kamar mandi, suka Reality Club dan 1975