Music

PESTA SKENA SURAKARTA DALAM 67 TAHUN LOKANANTA

Baru saja merayakan hari jadi yang ke 67 , Lokananta yang dulu dikenal sebagai tempat angker kini disulap menjadi ruang kreatif.

title

FROYONION.COM - Sejak diresmikannya Lokananta oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada Sabtu 3 Juni 2023 lalu, sejauh ini studio pertama milik negara ini rutin mengadakan berbagai macam agenda yang diadakan oleh beragam komunitas, acara seni budaya, pemkot, BUMN, hingga perusahaan multinasional. 

Acara-acara yang pernah diadakan di sini misalnya Pemilihan Putra Putri Solo, Pentas Wayang Darmasuta, Konser Putri Ariani, #FlexingLokal bareng Google & YouTube Indonesia, dan M Bloc Design Week, dan Burnout. 

Selain semua acara tersebut, dalam rangka ultahnya ke-67 Lokananta menggelar sejumlah agenda dari mulai 21 - 29 Oktober 2023.  Para pengunjung bisa menikmati pemutaran film-film dokumenter musik, aksi pembuatan mural dan grafiti, gerai penjualan rekaman musik hingga konser musik. 

Mengenai konser musiknya Lokananta67, hadir lineup yang terdiri dari 13 penampil antara lain Shaggydog, Down For Life, Soloensis, MTAD, Malinoa and The Dogpack, Malu2x, The Glow, Man Osman, Laju Memanas, Orkes Latar Jembar, Malinoa & The Dogpack, the Mudub dan Kid Monster. Kebanyakan band di atas berdomisili dari Solo Raya. Hanya Shaggydog saja yang berasal dari Yogyakarta. 

“Lokananta67 memiliki salah satu misi talent scouting menampilkan showcase terbaik dari band-band lokal Solo Raya yang potensial nantinya untuk diperkenalkan kepada publik luas di luar skena kota Solo melalui berbagai acara, tur, atau venue di sirkuit kreatif MBloc Group di berbagai kota,” jelas Wendi Putranto, CEO PT Ruang Riang Lokananta yang dipercaya oleh PNRI dan PPA sebagai operator Lokananta.

“Harapannya semoga band-band terbaik di kota Solo bisa naik kelas dan memperkuat regenerasi talenta musik di skala nasional,” imbuh Wendi. 

POTENSI BAND-BAND SOLO 

Mengenai lineup yang kebanyakan dari musik lokal Solo memang sudah semestinya menjadi kesan yang positif bagi para pengiat musik lokal. Setidaknya publik khususnya yang hadir di acara itu bisa mengenal lebih dalam tentang banyaknya band dari berbagai genre dan latar belakang yang dimiliki oleh kota Surakarta saat ini. 

Tak ayal dari situ terbilang sesuai ketika perayaan Lokananta 67 digadang-gadang sebagai “Pesta Skena Surakarta”. Skena musik Surakarta perlu dilirik dan dirayakan bersama. Melihat cukup banyak band lokal Surakarta yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Berbagai band di Solo memiliki potensi dan layak diperhitungkan di skena musik nasional. Sebut saja seperti MTAD, Soloensis, dan Down For Life.

Bukti konkretnya ialah Down For Life. Band yang mengusung aliran musik keras  ini sudah sudah dikenal oleh banyak orang. Mereka pernah tampil di Synchronize Festival hingga festival metal terbesar dunia bernama Wacken Open Air (W:O:A) Jerman. 

Nanda Agung yang merupakan salah satu penonton di Lokananta67 dan juga personil band Unity 23 sangat kagum dengan Down For Life. Ia mengatakan sudah mengikuti Down For Life sejak 2014. Bahkan dirinya memberikan penilaian bahwa saat ini Down For Life menjadi band terbesar yang ada di Solo. 

“Alasan suka Down For Life karena memang saya pecinta musik keras. Saya juga bangga dengan Down For Life karena mereka selalu membawa nama Solo dan memakai kostum batik saat pentas,” kata Nanda Agung kepada Froyonion pada Minggu, 29 Oktober 2023. 

DARI TEMPAT ANGKER MENJADI RUANG KREATIF DI SURAKARTA

Lokananta memang baru aktif lagi sekitar empat bulan ke belakangan. Sebab tempat ini dahulu nyaris tidak dilirik publik. Banyak masyarakat sekitar tidak berani untuk mengunjungi daerah di sekitar Lokananta. 

Penulis tidak sengaja berbincang dengan Indra, salah satu penonton di Lokananta67 yang kebetulan juga merupakan warga lokal sekitar Lokananta. Ia mengatakan alasan warga sekitar dulu tidak berani mengunjungi area sekitar Lokananta karena memiliki kesan angker. Bukan hanya Indra saja yang mengatakan demikian, lantaran saat penulis makan di angkringan, ibu-ibu penjual angkringan turut menyatakan hal serupa. 

Tapi semenjak direvitalisasi kini Lokananta memiliki wajah baru. Yang dulunya menjadi tempat yang terkesan angker, saat ini menjadi ruang kreatif bagi masyarakat Solo dan sekitarnya. Bahkan dikabarkan Lokananta akan terus beradaptasi agar terus bisa diterima oleh masyarakat luas. 

“Lokananta sebagai situs cagar budaya dalam perjalanannya di tahun ke-67 selain harus beradaptasi dengan zaman juga harus relevan dan bermanfaat bagi skena musik dan kreatif terkini, khususnya di kota Surakarta dan sekitarnya. Perannya sebagai destinasi musik dan creative hub di Surakarta perlahan mulai dirasakan oleh berbagai komunitas; mulai dari komunitas seni tradisi, edukasi, desain, musik, hingga film,”  terang Wendi. 

Wendi juga mengatakan sejak direvitalisasi dan dibuka kembali untuk umum mulai awal Juni 2023 lalu hingga kini, Lokananta telah dikunjungi lebih dari 98 ribu orang dari berbagai kota di Indonesia. 

Keberadaan Lokanantas saat ini sudah sepatutnya disyukuri dan dioptimalkan sebab tidak semua kota memiliki ruang kreatif semacam ini. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Khoirul Atfifudin

Masih berkuliah di Universitas Mercu Buana, Yogyakarta. Saat ini sedang memiliki ketertarikan pada dunia musik dan tulis-menulis.