Music

MENGENAL MORRISSEY, VOKALIS THE SMITHS YANG BAKAL TAMPIL DI INDONESIA

Solois, Morrissey, bakal bertandang ke Jakarta pada 22 November 2023. Konser tersebut akan menjadi kali ketiga pentolan The Smiths itu tampil di Indonesia. Merayakan karir yang sudah mencapai empat dekade di dunia tarik suara.

title

FROYONION.COM – Sudah 40 tahun Steven Patrick Morrissey bergelut di industri musik. Pria kelahiran Lancashire, Inggris, itu awalnya mengawali karir sebagai vokalis dari band indie rock legendaris, The Smiths, pada 1982. 

Bersama Johnny Marr (gitaris), Andy Rourke (bass), dan Mike Joyce (drum), Moz --- panggilan akrab Morrissey --- dan The Smiths menelurkan empat album studio, satu album live, dan 24 single. Di antaranya (yang sering banget diputar oleh anak skena) adalah lagu “Heaven Knows I’m Miserable”, “This Charming Man”, dan “There is a Light That Never Goes Out”. 

Dengan petikan gitar Marr yang ikonik dan lirik Moz yang depresif, The Smiths sukses menjadi salah salah satu band dengan identitas kuat pada era 80-an. Sebuah zaman yang identik dengan genre disco, glam rock, dan dance pop

The Smiths merubah estetika serta lanskap musik Britania Raya. Mereka menjadi rujukan berbagai band serta musisi indie global dalam berinteraksi dengan fandom, menulis musik, hingga menyikapi maskulinitas dan industri musik arus utama. Dan semua ini, menurut penulis kultur musik, Shaad D'Souza, justru hadir dengan tidak disengaja. 

“Ada semacam getaran yang tak terlukiskan dan kepekaan yang bisa dirasakan (dari karya The Smith). Pengaruh estetika mereka bisa anda lihat dimana-mana. Sebut saja terhadap Stone Roses dan Oasis,” tulis Shaad di The Guardian

BACA JUGA: MENGENAL ONE OK ROCK: SIAP KUNJUNGI INDONESIA SETELAH PENANTIAN PANJANG

Meskipun demikian, karena konflik internal, The Smiths bubar pada Juli 1987. Sejumlah masalah datang beruntun setelahnya. Johnny Marr terjerat candu narkotika. Royalti musik mereka digugat. Karena persoalan yang begitu pelik, mayoritas personel bahkan menegaskan The Smiths tidak akan pernah reuni. Hal ini ditegaskan berkali-kali oleh Moz maupun Johnny Marr. 

“Kami tidak akan pernah kembali. Tidak akan, tidak akan, dan tidak akan pernah,” ucap Morrissey pada 2012, saat diwawancarai Rolling Stone

“Begitu banyak masalah yang harus diperbaiki. Dan kami semua tampaknya terlalu ‘berbeda’ untuk memperbaikinya,” ucap Johnny Marr, menambahkan. 

BERSINAR DAN KONTROVERSIAL

Biografi Moz berjudul Morrissey: Scandal and Passion (1996) yang ditulis oleh David Bret lantas mengungkap, bahwa pria yang identik dengan suara baritone itu ternyata sudah mengambil ancang-ancang beberapa bulan sebelum The Smiths bubar. 

Pada awal 1987, Moz menunjuk Stephen Street, produser musik terkenal, sebagai produser pribadi dan songwriter partner barunya. Album debut Moz bertajuk “Viva Hate” dirilis pada Maret 1988.  “Viva Hate” laku keras. 

Asosiasi Industri Rekaman Amerika (RIAA) mencatat penjualan “Viva Hate” mencapai 500 ribu pembeli. Album itu mencapai peringkat satu dalam pemeringkatan UK Album Charts. Single pertama dalam album yakni “Suedehead” bahkan mencapai posisi kelima di pemeringkatan british singles charts, lebih tinggi dari single manapun yang dirilis The Smiths. 

Meskipun demikian, Moz sempat diperiksa oleh polisi dan badan intelijen Inggris gara-gara lagu “Margaret on The Guillotine”. Musababnya, lirik dalam lagu itu mendeskripsikan adalah sebuah hal yang indah jika Margaret Thatcher, mantan Perdana Menteri Inggris, dieksekusi mati. 

Meski sarat kontroversi, antusiasme fans kepada Morrissey justru lebih besar. Jurnalis New Musical Express James Brown, pada Desember 1988 pun mencatat, bahwa penampilan solo pertama Moz di The Hall, Wolverhampton, Inggris, sukses menarik banyak penonton. Ia tampil menggelegar. 

“Kegembiraan dan suasana di dalam aula itu tidak seperti yang pernah saya alami di acara publik mana pun,” bebernya. 

Karir Moz kian melejit setelah “Viva Hate”. Hingga saat ini, ia sudah menghasilkan setidaknya 13 studio album, dua live album, 11 album kompilasi, dua extended play (EP), 60 single dan 7 video album. Album musik “Your Arsenal”yang dirilis pada 1993, bahkan dinominasikan oleh Grammy Awards. 

Moz juga menerima berbagai penghargaan pribadi. Di antaranya, Best Song Writer dari Q Awards (1994). Best Solo Artist secara beruntun sejak 1992-1998 dari NME. Outstanding Contribution to British Music dari Ivor Novello Awards (1998) serta MOJO Icon Awards (2004). Pengaruh dan warisan musik Morrissey tidak dapat disangkal.

Moz bakal tampil di Istora Senayan Jakarta dalam rangkaian tur “40 Years of Morissey” Pada 22 November 2023,. Dipromotori oleh KIG LIVE, konser tersebut akan menjadi kali ketiga pentolan The Smiths itu tampil di Indonesia, setelah sebelumnya bertandang pada 2012 dan 2016.

Tiket untuk menyaksikan konser tersebut terbagi dalam empat kategori yakni VIP RED (Rp 2,5 juta), Kuning (RP 1,7 juta), Tribune Hijau (Rp 1,4 Juta), Tribune Abu-abu (IDR 1,2 juta) dan Tribune Biru (Rp 950 ribu). Tiket dapat dibeli mulai 29 Agustus pada pukul 10.00 WIB di situs kiglive.id atau media sosial KIG LIVE. (*/)

*Artikel ini telah mengalami perubahan minor. Informasi bahwa konser Morrissey tahun ini adalah pertama kalinya ia tampil di Jakarta, telah mengalami perubahan berdasarkan fakta terbaru yang didapat bahwa konser tahun ini adalah ketiga kalinya. 

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Samuel Gading

Lagi ngeband sama Simple Set. Sudah dua tahun bekerja sebagai wartawan di Kaltim. Sekarang jadi Freelance Writer dan Copywriter biar bisa beli rokok dan promag.