Music

KENAPA LAGU DENGAN VERSI SPED-UP BISA MEMBAWA POPULARITAS?

Lagu dengan versi sped-up akhir-akhir ini menjadi sangat diminati. Tren ini bahkan berhasil membawa lagu-lagu tersebut kembali ke tangga lagu. Kira-kira kenapa lagu dengan versi sped-up bisa membawa popularitas?

title

FROYONION.COM - Girl group FIFTY FIFTY sukses mencuri perhatian usai lagu ‘Cupid - Twin Ver.’ viral di TikTok. Lagu tersebut bahkan berhasil tercatat dalam tangga lagu ternama Billboard HOT 100 #100 untuk pertama kalinya pada 28 Maret 2023.

Lagu ‘Cupid - Twin Ver.’ dinyanyikan oleh girl group asal Korea Selatan, FIFTY FIFTY yang berada di bawah naungan label ATTRAKT. Girl group beranggotakan 4 orang tersebut debut pada 18 November 2022 dengan merilis mini album Higher.

Hingga perilisan mini album keduanya The Beginning: Cupid pada 24 Februari 2023, FIFTY FIFTY akhirnya mendapatkan banyak perhatian. Lagu ‘Cupid’ versi sped-up viral di TikTok dan FIFTY FIFTY mulai banyak dilirik.

FIFTY FIFTY sukses menjadi idola K-pop generasi ke-4 tercepat yang mencapai tangga lagu Billboard HOT 100, sekitar 6 bulan sejak debutnya. Lagu ‘Cupid’ bahkan berhasil meroket dan bertahan selama 8 pekan di Billboard HOT 100 *still counting.

Versi sped-up memberikan efek yang sangat besar terhadap lagu ‘Cupid’ FIFTY FIFTY. Monthly listener FIFTY FIFTY di Spotify berhasil mencapai 32,4 juta pendengar, berada di posisi kedua setelah BTS.

Tidak hanya lagu 'Cupid', fenomena populernya sped-up song sebenarnya terjadi pada banyak lagu lainnya juga. Ada ‘Car’s Outside’ - James Arthur, ‘Snap’ - Rosa Linn, ‘DARARI’ - TREASURE, dan ‘Sour Grape’ - LE SSERAFIM yang juga menjadi semakin populer usai dibuat versi sped-up.

Selain mengalami kenaikan jumlah streaming, beberapa sped-up song juga berhasil kembali ke tangga lagu. Tidak jarang pula lagu-lagu rilisan lama turut mengalami popularitas setelah di-sped-up.

Beberapa lagu lama lainnya yang berhasil populer kembali setelah di sped-up yaitu, ada ‘Love’ - Keyshia (2005), ‘Panah Asmara’ - Afgan (2010), ‘Set Fire to the Rain’ - Adele (2011), dan ‘History’ - One Direction (2015).

KENAPA LAGU DENGAN VERSI SPED-UP BISA MEMBAWA POPULARITAS?

Sped-up song dapat memberikan pengalaman yang baru bagi pendengar untuk merasakan lagu yang sebelumnya sudah akrab di telinga mereka. Pendengar dapat merasakan kesegaran, seakan-akan baru mendengarnya untuk pertama kalinya.

Laman musik Hypebot menyebutkan, dengan menghilangkan jeda waktu, instrumental yang kompleks, dan momen lambat dalam sebuah lagu dapat membuat pendengar fokus pada vibe lagu, bukan pada makna dan visual yang ada.

Orang-orang juga suka meremix lagu yang berbeda, meskipun mereka pernah mendengar lagu aslinya,” ungkap seorang produser, Noah Tate.

Pendengar sebenarnya suka menikmati lagu dengan banyak versi yang berbeda. Pendengar bisa mendengarkan lagu dengan versi remix, versi live, versi slowed & reverb, atau versi lainnya yang banyak tersedia di berbagai platform.

VIRALNYA SPED-UP SONG BERKAT KEKUATAN PLATFORM TIKTOK

Keberhasilan sped-up song sebenarnya tidak terlepas dari kekuatan platform TikTok. Penggunanya sendiri saja mencapai 1,6 miliar pada tahun 2022 dan diprediksi akan meningkat di tahun 2023 menjadi 1,8 miliar, dirangkum Business of Apps,

Kebebasan yang diberikan TikTok kepada penggunanya, membuat banyak orang dapat bereksperimen. Lewat platform tersebut, pengguna bisa secara pasif mendengarkan atau membuat video hingga me-remix lagu.

Tatiana Cirisano, analis di MIDiA Research mengungkapkan besar keinginan Gen Z untuk berpartisipasi aktif dalam musik. Oleh sebab itu, banyak orang yang tertarik dengan musik memanfaatkannya untuk merilis musik yang digubahnya.

Berbagai versi musik mulai dari sped-upslowed-down, hingga clap-track banyak ditemukan di TikTok. Seorang juru bicara TikTok pun mengatakan bahwa lagu-lagu remix lebih banyak digunakan daripada aslinya. 

Walaupun belum dikonfirmasi oleh pihak TikTok, Jacob Byrnes, pendiri perusahaan pemasaran digital Songfluencer mengatakan bahwa 80% dari 100 suara teratas di aplikasi musik telah diubah temponya.

Tagar sped-up song di TikTok telah mencapai 370,6 juta penayangan (per 20 Mei). Bahkan banyak sound asli yang kalah dalam jumlah pengguna dibandingkan dengan versi sped-up mereka. 

Contohnya saja sound asli lagu ‘DARARI’ TREASURE hanya 762,6 ribu pengguna sedangkan untuk versi sped-up yang dirilis akun ondu telah digunakan sebanyak 3,4 juta kali.

Perkembangan konten yang cepat bergilir di TikTok banyak membuat banyak orang menggunakannya. Banyak content creator juga yang akhirnya menggunakannya, termasuk content creator musik.

MUNCULNYA ‘A CORPORATE PLOY’ BERKAT TREN SPED-UP SONG

Banyaknya permintaan penggemar atas perilisan sped-up song membuat perusahaan berusaha untuk memenuhi ekspektasi mereka. Hingga para artis pun secara mandiri mengunggah lagu mereka dengan versi sped-up

Ada ‘Collide’ - Justine Skye, Tyga, ‘Limbo’ - Keshi, ‘Those Eyes’ - New West, ‘Nonsense’ - Sabrina Carpenter, ‘Fall In Love Alone’ - Stacey Ryan hingga ‘What It Is’ - Doechii yang merilis versi sped-up secara resmi di platform streaming musik.

Dilansir oleh The Guardian, cara ini bisa digunakan oleh perusahaan rekaman untuk memonetisasi musik lama. Damon Krukowski, mantan drummer Galaxie 500 menyebutnya sebagai tren ‘a corporate ploy’ (taktik korporat).

‘A corporate ploy’ merupakan taktik perusahaan untuk tidak perlu mengeluarkan musik baru dan artis baru. Perusahaan cukup membuat 3 hingga 5 versi dari lagu yang pernah mereka rilis. 

Diketahui dari laman Billboard, label Ninja Tune turut menerapkan tren ‘a corporate ploy’ ini. Pada bulan September 2022, mereka merilis kembali lagu ‘Them Changes’ yang rilis pada tahun 2015 dengan versi sped-up.

Ninja Tune mengirimkan lagu ‘Them Changes’ versi sped-up ke beberapa platform streaming musik, Mereka juga meminta perusahaan pemasaran untuk meningkatkan eksposur versi terbarunya tersebut di TikTok.

Benar saja, lagu ‘Them Changes’ berhasil memecahkan tangga lagu Hot R&B Songs Billboard pada bulan Oktober 2022. Rekor tersebut menjadi yang pertama bagi Thundercat.

Beberapa perusahaan yang melakukan ‘a corporate ploy’ bekerja sama dengan content creator musik di TikTok untuk merilis versi sped-up. Perusahaan memanfaatkan kekuatan content creator tersebut untuk membuat lagu mereka terkenal.

Dua pemasar mengatakan bahwa mereka secara rutin membayar akun content creator TikTok untuk mengedit lagu yang mereka promosikan. Perusahaan biasanya akan membayar sekitar $50 hingga $200, dikutip dari Billboard.

Walaupun begitu, tidak semua sped-up song yang populer menggunakan ‘a corporate ploy’. Beberapa di antara lagu-lagu tersebut secara original mendapatkan popularitas. 

Slattery dari Ninja Tune mengatakan jika versi sped-up ini sangat efektif untuk menghidupkan kembali lagu yang berusia lebih dari 18 bulan. Dengan begitu, perusahaan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya produksi untuk itu. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Hesti YA

Mending nulis daripada overthinking