
Kumpulan film pendek karya anak bangsa yang melanglang buana di festival film internasional
FROYONION.COM - Dunia film pendek kian dikenal lewat deretan film pendek terbaru keluaran Wes Anderson. Lewat ciri khasnya yang nyentrik, film tersebut dapat sambutan hangat dari para penonton. Berbicara soal film pendek Indonesia tentu tidak kalah soal prestasi, bahkan 5 film pendek Indonesia memiliki program spesial tersendiri di Busan International Film Festival (BIFF) 2023.
Film pendek dari Indonesia diketahui kerap kali memenangkan penghargaan Internasional. Sayangnya prestasi dan minat terhadap film pendek masih kalah sorot dari film panjang karena pasarnya yang terbatas. Hal tersebut sangat disayangkan, padahal film pendek merupakan produk budaya yang menjadi cerminan bangsa dan penting bagi regenerasi sinema.
Biar kalian lebih up to date soal sinema, berikut ada informasi seputar film lokal yang meraih penghargaan di festival-festival internasional. Disimak baik-baik ya!
BACA JUGA: FILM INDONESIA MASUK PROGRAM SPESIAL DI BUSAN INTERNATIONAL FILM FESTIVAL 2023
Kado yang memiliki judul internasional A Gift ini, merupakan karya dari sutradara Aditya Ahmad. Melansir CNN Indonesia film ini berhasil meraih penghargaan Best Short Film Orizzonti di Venice Film Festival 2018 dibawah naungan Mira Lesmana dan Riri Riza sebagai produser. Venice Film Festival sendiri merupakan festival film tertua dan salah satu festival film yang paling bergengsi di dunia.
Aditya Ahmad juga pernah mendapat penghargaan internasional pada 2014 lewat film pendek Sepatu Baru. Ia mendapat penghargaan Special Mention Best Short Film untuk kategori Generation Kplus di Berlin International Film Festival. Tak hanya itu, pada tahun yang sama Aditya juga pernah mendapat predikat sebagai sutradara film pendek Asia Tenggara terbaik di Festival Film Internasional Singapura. Lewat prestasi tersebut tak heran ia dilirik oleh Mira Lesmana dan Riri Riza untuk menjadi produser di film keduanya.
Kado memiliki durasi 15 menit dengan genre coming of age. Bercerita tentang Isfi (Isfira Febiana) dan perjalannya dalam menyiapkan kado istimewa untuk temannya Nita (Anita Aqshary Thamrin) yang berulang tahun. Dikutip dari Tempo.co Riri Riza sebagai produser mengatakan bahwa film ini membawa cerita yang relevan dan universal sehingga mampu menyentuh para penonton. Sayangnya Kado belum bisa kamu saksikan di platform streaming manapun.
Karya dari sutradara wanita Indira Iman ini sukses menyihir penontonnya lewat 13 menit yang kental dengan isu feminisme. Pada 2020 lalu, Rong berhasil meraih penghargaan Air Canada Best Short Film & Video Award oleh Toronto Reel Asian. Memiliki genre horror-thriller, film ini merupakan produksi dari perguruan tinggi kesenian ibukota yaitu Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Mengisahkan tentang Yoni (Maryam Supraba) yang menjadi korban pelecehan seksual, sebuah isu yang kerap kali mewarnai tindakan kriminalitas di masyarakat kita. Suatu malam Yoni sedang dibuntuti oleh Lingga (Ancoe Amar) yang hendak menjadikannya target pelecehan seksual, namun hal yang tak Lingga sadari adalah Yoni bukan hanya seorang wanita biasa.
Melansir Medium.com, Indira Iman mengatakan bahwa film ini terinspirasi dari berbagai film horror Indonesia di era 1970an hingga 1980an. Film di masa itu terkesan sangat patriarki di mana perempuan kerap kali menjadi korban kekerasan seksual, menjadi hantu dan kemudian akan selalu dikalahkan. Film satu ini akan menghadirkan twist tak terduga yang akan memuaskan para penonton. Rong bisa kalian tonton secara legal di Bioskop Online.
Film pendek satu ini datang dari sutradara wanita berprestasi Mouly Surya. Ia dikenal lewat beberapa karya terdahulunya, salah satunya Marlina, Si Pembunuh Dalam Empat Babak. Something Old, New, Borrowed and Blue mengangkat isu budaya patriarki yang masih kental di Indonesia. Film satu ini tayang pada pembukaan Singapore International Film Festival yang dilaksanakan pada 2019 lalu.
Melansir Kompas.id, film satu ini terinspirasi dari kesan yang ia dapatkan setelah beberapa kali datang ke pernikahan temannya. Ia bingung dengan mempelai wanita yang tidak hadir di meja pernikahan hingga pernikahan tersebut dinyatakan sah, padahal itu merupakan momen terpenting dalam hidupnya. Mouly kemudian berdiskusi dengan Rama Adi selaku produsernya mengenai sudut pandang agama dan kultur yang berlaku.
Menggaet aktris ternama, film ini dibintangi oleh Ayushita Nugraha dan Christine Hakim. Dalam waktu kurang dari empat menit, film satu ini bercerita tentang seorang mempelai wanita yang sesaat sebelum pernikahannya, berbincang intim dengan sang ibu mengenai kehidupan pernikahan. Something Old, New, Borrowed and Blue bisa kalian saksikan secara legal di kanal Youtube Cinesurya.
Selanjutnya ada Maryam yang rilis pada 2014 lalu. Film satu ini merupakan karya Sidi Saleh yang sukses meraih penghargaan sebagai Best Shorts Movie di Venice Film Festival. Memiliki durasi 18 menit, film satu ini mengangkat isu perbedaan agama yang cukup sensitif di Indonesia.
Venice bukan kali pertamanya di ranah festival internasional, sebelumya ia juga menggarap Fitri yang tayang di Prancis pada Clermont Ferrand Film Festival 2014 lalu. Karya-karya dari Sidi Saleh juga diketahui selalu berlatar perayaan kolosal, seperti film Full Moon yang berlatarkan tahun baru dan Fitri yang memiliki latar waktu menjelang perayaan Idul Fitri. Maryam sendiri menjadi karya ketiga yang dihasilkan oleh Sidi Saleh.
Bercerita tentang Maryam (Meyke Verina), seorang pembantu rumah tangga muslim yang melayani keluarga Katolik. Pada malam 24 Desember, Maryam harus menemani tuannya yang bersikeras untuk ikut pada misa perayaan malam Natal. Melalui film ini kita dapat menyaksikan segala pergulatan batin yang dialami Maryam. Lewat film ini Sidi Saleh ingin membawa penontonnya untuk ikut membuka pikiran mengenai konsep diri. Film satu ini dapat kalian tonton secara legal di Bioskop Online.
Sekian informasi mengenai film pendek Indonesia, kira-kira film mana yang menarik perhatian kalian? Jangan lupa dukung terus perfilman tanah air ya!