Music

JAVA JAZZ 2023, SPEKTAKULER DAN MENGGELITIK

Bukan tugas mudah membawakan musik yang digarap di studio secara langsung di atas panggung. Namun, sejumlah musisi lokal dan internasional di BNI Java Jazz Festival 2023 tampil apik. Ada banyak momen unik di acara tersebut.

title

FROYONION.COM – Pancaran senja menyinari wajah Kenny Gabriel, 27 tahun, tatkala bergoyang mengikuti irama. Jari-jari tangannya menyapu papan synthesizer dengan cepat. Berulang kali sepertiga unit jazz-funk, Batavia Collective tersebut memainkan nada-nada ‘nakal’. Dihujani siulan dan tepuk tangan, aksi Kenny diterima dengan hangat oleh para penonton. 

Sabtu, 3 Juni 2023 Batavia Collective menjadi salah satu band pembuka hari kedua BNI Java Jazz Festival (JJF) 2023 yang terlaksana di JIEXPO Kemayoran, Jakarta Pusat. Band yang beranggotakan Elfa Zulham (drum), Doni Joesran (keyboard) dan Kenny Gabriel (synth, bass) itu hadir di outdoor stage mulai pukul 17.00 hingga 17.45. 

Bersama saksofonist asal Polandia, Kuba Skowronski, Batavia Collective membawa berbagai track dalam album extended play (EP) BVTC (2023). Di antaranya Interchanges, Riot on Friday, Senopati Shuffle, hingga Joni Indo. Mereka tampil menggelitik. 

Sajian offbeat atau sinkopasi musik mengundang goyangan kepala. Dalam setiap irama baru, Doni Joesran dan Kenny Gabriel terlihat berganti-gantian menunjukkan gestur ‘mainkan!’. Selain bertugas menjaga alur permainan, Drummer, Elfa Zulham, bahkan berhasil menghadirkan chop serta pukulan ganjil nan cantik. 

Di pengujung penampilan, nyaris semua tempo dipatahkan. Batavia Collective tampil menawan membawakan berbagai materi yang dirilis di platform digital. Sebagai musisi, mereka tidak jauh panggang dari api. 

Padahal, mengutip tulisan Steve Guttenberg, seorang professional audio reviewer di CNET.comsangat sulit bagi musisi untuk menampilkan lagu yang dirancang di studio dengan apik. Sebaik-baiknya musisi adalah yang mampu memuaskan penonton lewat pertunjukkan langsung.

“(masalahnya) Di studio anda tidak perlu bernyanyi atau tampil sesuai tempo. Semua (lagu) bisa diedit dan disempurnakan dengan berbagai cara,” tulis Steve. Saya angkat topi untuk Batavia Collective. Penampilan mereka berakhir klimaks dan sesuai ekspektasi. 

NATE SMITH 

Musisi kedua yang saya tonton di BNI JJF 2023 adalah Nate Smith + Kinfolk, pukul 19.15 WIB di panggung Pertamina Hall. Penampilan Nate begitu memukau. Dibuka dengan track Skip Step, ia paham betul cara memanfaatkan ketukan stik dengan jitu. 

Contohnya tatkala Jaleel Shaw (saksofon alto) mengeluarkan tiupan syahdu, Nate mengeluarkan percussion mallet dan mengiringi Jaleel hingga momennya selesai. Sementara saat gitaris, Jeremy Most, meraungkan gitar menyajikan riff-riff sangar, Nate justru tampil agresif dengan ketukan tidak masuk akal.

Tak ayal, penampilan tersebut menjadi bukti bahwa Nate sangat berpengaruh di dunia drum. Musisi 48 tahun layak dijuluki salah satu drummer terbaik di dunia. Meskipun demikian, sebelum mengakhiri pertunjukkan, ia membeberkan satu informasi mengejutkan. 

JJF 2023 memang menjadi panggung pertama Nate di Indonesia. Namun konser tersebut adalah panggung terakhir Kinfolk untuk waktu yang cukup lama. “Jadi malam ini sangat spesial. Ini gig terakhir Kinfolk untuk sementara waktu. We love you Jakarta,” ucapnya.

CORY WONG

Ketika jarum jam tangan bergerak menuju pukul 19.45 WIB, tepat sebelum penampilan Nate Smith dan Kinfolk usai, saya berlari menuju panggung BNI Hall yang terletak di sisi utara JIEXPO Kemayoran. 

Ribuan penonton terlihat memadati pintu masuk BNI Hall. Berbaris membawa tiket special show, saya harus menunggu sekitar 10 menit untuk bisa masuk ke dalam venue. Bersama empat teman. Fadil Octaroza dan Ivan Diaz Darsono dari band LPF serta Himsa dan Roby. Tepat pukul 20.00 WIB, yang paling dinanti akhirnya tiba juga.

Cory membuka penampilan dengan gelak tawa. Ia memutar lagu Mr Bombastic milik Biggie Cheese, sebuah tikus (yang meniru rapper The Notorius B.I.G) dari kartun The Backyardigans. Meskipun demikian pertunjukkan sebenarnya dimulai dengan tembang “Assassin”. Dengan kecepatan tinggi, kami berlima sontak ternganga.

Cory menunjukkan permainan sangat ketat tapi rapi. Saking kencangnya, salah satu senar gitar Cory bahkan putus menjelang lagu kedua. Yang bikin heran, ia memperbaiki sendiri senar tersebut. Tanpa asisten. Tanpa bantuan. 

Seolah tidak ada persoalan, Ken Holmen (saksofon) dengan sigap memecah keheningan dengan nada-nada indah menunggu Cory yang berjongkok memperbaiki senar. Ketika sudah selesai, pertunjukkan kembali berjalan. 

Selama satu jam 30 menit, Cory memainkan berbagai track seperti Let’s GoTeam SportsBluebirdSmoke ShowLunchtime, dan Meditation

Namun, satu track yang membuat saya berdecak kagum adalah Dean Town yang notabene adalah fan-favorite. Tembang tersebut adalah garapan Cory bersama grup musik Vulfpeck yang beranggota Theo Khatzman (vokalis), Joe Dart (Bass) Woody Goss (Keyboard), dan (gitar). 

Sesuai prediksi, Cory memberi ruang bagi setiap personel The Wongnotes, band pengiringnya, untuk menonjol. Ia tidak banyak berbicara. Hanya sekali dua kali menyapa para penonton dan kembali bermain. Itulah musisi sebenarnya. Tidak perlu banyak introduksi, langsung eksekusi. 

Salah satu teman yang duduk di sebelah saya bahkan meneteskan air mata. “Gue terharu banget. Tapi tadi aneh juga, masa belakang gue ada yang ngomong. ‘Ini yang nampil, kok, tidak nyanyi’,” bebernya. Saya sontak tertawa.

Bagi saya, yang notabene penonton baru, hari kedua BNI Java Jazz Festival 2023 berjalan sesuai ekspektasi. Spektakuler, lebih tepatnya. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Samuel Gading

Lagi ngeband sama Simple Set. Sudah dua tahun bekerja sebagai wartawan di Kaltim. Sekarang jadi Freelance Writer dan Copywriter biar bisa beli rokok dan promag.