
Rilisnya lagu tersebut menyimpan banyak perjalanan, cerita, dan makna di balik layar yang akan dikemas dalam artikel ini.
FROYONION.COM - Muhammad Fahri Pratomo, pemuda asal Bekasi ini memiliki hobi di dunia musik sejak duduk di bangku SMP. Fahri dikenal oleh orang sekitarnya dengan jiwa kreatif dalam menghasilkan karya seni berupa lagu. Hal tersebut terbukti dengan kenyataan bahwa dahulu, lulusan mahasiswa jurusan teknik Universitas Diponegoro itu pernah menciptakan lagu berjudul Impressive untuk angkatannya.
“Dulu gue pernah buat lagu buat angkatan. Angkatan gue namanya impressive jadi judul lagunya impressive, tapi cuma di-upload pas makrab sih dan bukan gue yang nyanyi juga, tapi temen,” ujar Fahri kepada Froyonion saat wawancara online lewat video call di aplikasi virtual meeting (22/6).
Keberaniannya dalam berkarya itu terus dimaksimalkan dengan baik. Lambat laun, Fahri kembali mencoba untuk unjuk diri lebih optimal lagi. Dari yang awalnya hanya menciptakan lagu, musisi muda itu akhirnya memaksimalkan vokalnya untuk bernyanyi.
Lewat lagu yang berjudul What a Good Time in Semarang, Fahri kembali menumbuhkan rasa percaya dirinya. Hingga akhirnya, lagu tersebut berhasil menarik hati sekitar 25 ribu pendengar di Spotify saat dilihat pada 24 Juni 2023. Selain itu, banyak tanggapan positif yang diterimanya pada video klip di kanal Youtube.
“Seneng banget sih kalau misal ditanyain perasaannya gimana. Ternyata banyak juga yang mau ngedengerin dan banyak juga komen atau feedback yang baik-baik,” ungkap musisi muda tersebut menanggapi pencapaian lagu ciptaannya.
Padahal jauh sebelum itu, Fahri sempat kehilangan minat bermusik saat SMA dan kuliah. Sebab, alumnus Universitas Diponegoro itu lebih fokus pada pendidikan yang dijalaninya. Namun, pandemi memacu kembali semangat untuk menciptakan karya. Niatnya tersebut dimulai dari keresahan, kesepian, dan kebosanannya tentang “Hidup yang gini-gini aja”.
“Jujur gue pas masuk SMA dan kuliah awal lebih fokus sama sekolah, kayak tiba-tiba hilang interest sama musik. Eh tapi pas pandemi dan gue jadi angkatan wisuda covid jadi tertarik lagi. Pas pandemi tuh kan gabut di kosan dan males balik bekasi juga. Jadi gue mikirnya kenapa ga nyoba musik lagi gitu. Terus jadi nyadar kalau ternyata lebih banyak cerita yang bisa diceritakan lewat musik. Senang sih hobi dari lama Alhamdulillah-nya bisa ter-recall,” ungkap pemuda yang menyukai lagu-lagu Taylor Swift dan Hindia itu.
Selain kenyataan tadi, keinginan untuk mengabadikan kenangan juga menjadi alasan membawa nama “Semarang” khususnya “Tembalang” dalam lagu What a Good Time in Semarang. Kabar baiknya, ternyata banyak pendengar yang hanyut dalam setiap lirik dan melodi yang terkandung di dalamnya.
“Menurut gue, masa kuliah adalah masa-masa paling happy, indah dan berkesan untuk diri gue. Lewat lagu What a Good Time in Semarang gue pengen memorize semua kenangan itu buat ke depannya. Jadi, kalau udah tua bisa inget kenangan-kenangan zaman dulu,” sambungnya menanggapi obrolan.
Di samping itu, ada hal lain yang perlu disoroti dalam lirik lagu, yakni nama-nama warung makan di Kota Semarang. Keberadaan lirik-lirik tersebut berhasil menimbulkan ciri khas dan kesan yang berbeda pada lagu. Ditambah lagi, secara tidak langsung musisi muda kreatif itu turut mengenalkan UMKM atau usaha kuliner yang ada di Semarang.
“Sebenarnya kalau kita ngomongin Semarang untuk tempat wisata ga sebanyak itu kan. Gue kalau jalan-jalan aja ke Yogyakarta atau Wonosobo. Menurut gue Semarang punya ciri khas sendiri sama kulinernya. Terus gue menghabiskan waktu sama temen-temen di Semarang itu dengan kita kulineran. Semuanya dicobain akhirnya terpilihlah warung-warung makan yang menurut gue paling unik sih. Kayak misalnya Nasi Goreng Serbu atau serba enam ribuan. Terus Penyetan Ibu Nur di Gondang juga jadi warung kesukaan gue di tembalang sih,” jawab Fahri saat diminta alasan menyertakan nama-nama warung makan di Semarang dalam lirik lagu.
Dalam menciptakan lagu, akan selalu ada keraguan dan ketakutan yang mengikuti pemuda asal Bekasi ini. Namun, dikarenakan perasaan tidak ingin kalah dengan dirinya sendiri, Fahri terus berani mencoba dan nekat, tetapi tetap terbuka dengan saran-saran positif untuk perbaikan diri. “Doubts kills more dreams than failure ever will,” sebuah quote dari timeline Twitter yang menjadi prinsip hidupnya.
Seorang musisi selalu memiliki banyak harapan dan pesan untuk para pendengar. Kebahagiaan orang saat mendengarkan lagu dan mampu menempatkan lagu tersebut di hati menjadi kesenangan dan kepuasan sendiri untuk para musisi. Khususnya musisi muda yang sedang belajar bertumbuh lewat lagu yang tidak kalah keren dengan musisi kelas atas.
Adapun pesan dari Fahri untuk para pendengarnya: “Untuk temen-temen yang udah dengerin What a Good Time In Semarang, semoga lagunya bisa mengobati kangen sama Semarang. Pun yang ga pernah ke Semarang semoga bisa merasakan kehangatan-kehangatan tentang persahabatan, tentang memori indah bersama teman-teman. Jadi, ketika kita tua nanti bisa dengerin lagu itu dengan berbagai macam emosi yang kita rasakan,” tutupnya mengakhiri obrolan dengan senyuman. (*/)