Studio Imajinari merilis film baru berjudul ‘Cinta Tak Seindah Drama Korea’. Film ini seakan ingin menunjukkan, bahwa cinta yang indah hanya ada di drakor. Berikut review lengkapnya!
FROYONION.COM - Drama Korea banyak menghasilkan kisah romantis yang nyaris tak pernah gagal bikin baper. Mereka seakan telah menemukan formula yang pas untuk menciptakan adegan dan/atau gombalan yang membuat hati mleyot dan dengkul lemas.
Tak heran jika kemudian drakor menjadi kiblat dalam penulisan drama percintaan.
Dan, film debut Meira Anastasia sebagai sutradara, bertajuk Cinta Tak Seindah Drama Korea, menjadi salah satu film yang berkiblat pada drakor dan menggunakan formula andalan mereka.
Bahkan, di sini Meira banyak mereplika banyak adegan ikonik dalam drakor. Seakan ia mau menegaskan bahwa film ini dibangun oleh seorang penikmat drakor garis keras dan bukannya orang yang sekadar pernah tahu soal drakor.
BACA JUGA: ‘WOMEN FROM ROTE ISLAND’ MENUJU PIALA OSCARS 2025, INDONESIA PATUT BERBANGGA
Dilihat dari judulnya, premis film ini seolah ingin membenturkan ekspektasi penonton soal kisah cinta di drakor dengan kisah cinta di dunia nyata yang mungkin tak romantis.
Lalu, apakah Meira Anastasia di bawah naungan Imajinari berhasil melakukannya? Simak review film Cinta Tak Seindah Drama Korea secara lengkapnya!
Tanpa ba-bi-bu, film ini langsung tancap gas memulai menit awal filmnya lewat tiga perempuan yang bersahabat sejak SMA yang sedang bersiap buat liburan bareng ke Korea.
Ketiganya adalah Dhea (Lutesha), Kikan (Dea Panendra), dan Tara (Anya Geraldine).
Liburan yang dipersiapkan pacar Dhea, Mas Bimo (Ganindra Bimo) tersebut berubah menjadi ajang mengenang masa lalu, ketika ketiganya secara kebetulan bertemu dengan Julian (Jerome Kurnia) yang merupakan cinta pertama dari Dhea.
Pada akhirnya, liburan ke Korea ini menjadi ujian hati bagi Dhea untuk memilih, antara menyerah pada kenangan bersama mantan atau justru bertahan dengan pria yang menjaganya selama ini.
Namun liburan itu juga menyingkap problem yang dihadapi Tara dan Kikan yang kemudian menjadi ujian bagi persahabatan ketiganya.
Cinta Tak Seindah Drama Korea bisa dibilang menjadi arena bermain bagi Meira untuk menunjukkan kecintaannya pada drakor.
Konsep yang dipakai Meira untuk membangun film ini, mungkin terasa sangat akrab bagi fans drakor. Tak hanya dari template ceritanya, melainkan juga dari pemilihan karakternya.
Hal itu tampak dari dihadirkannya dua karakter pria yang khas drakor. Yang satu adalah pria kaya raya yang dapat mengabulkan segala keinginan si cewek dan siap berkorban apa pun.
Sedangkan yang lain adalah pria dengan kehidupan biasa-biasa saja, namun justru lebih disukai si protagonis perempuan yang menjadi rebutan keduanya.
BACA JUGA: FILM ‘HUTANG NYAWA’ ANGKAT CERITA SEPERTI KALUNA, TAPI VERSI HOROR
Ketiganya terlibat dalam drama percintaan segitiga yang menguras emosi dan membelah penonton menjadi dua kubu. Di film ini dua kubu itu adalah ‘Tim Bimo’ dan ‘Tim Julian’.
Segalanya dikemas oleh Meira lewat adegan-adegan romantis antara ‘Dhea dengan Bimo’ maupun ‘Dhea dengan Julian’ yang sukses menghadirkan perasaan dilematis di benak penonton.
Namun nuansa drakor tak hanya ditemukan dalam template cerita maupun adegan romantis yang banyak direplikasi dari adegan romantis di drakor.
Nuansa drakor juga hadir lewat kebersamaan Dhea dengan kedua sahabatnya saat melalui malam dengan menikmati street food di warung tenda. Tentunya, tanpa melupakan kehadiran soju yang bikin teler.
BACA JUGA: 'JATUH CINTA SEPERTI DI FILM-FILM' BORONG 7 PIALA! INI DAFTAR PEMENANG PIALA CITRA FFI 2024
Ada juga momen di meja makan, ketika ketiga sahabat itu menikmati daging panggang yang dimasak oleh Julian. Momen yang rasanya akan selalu diselipkan dalam setiap tayangan drakor.
Meski banyak mereplikasi pola dan adegan di drakor, naskah yang digarap Meira mampu menyeimbangkan semuanya.
Bahkan apresiasi lebih patut diberikan pada Meira, berkat satu adegan ikonik sekaligus penanda klimaks film ini.
Adegan yang pada akhirnya membenturkan Bimo dan Julian dalam satu frame, menghadirkan dialog panjang antar keduanya yang kerasa ‘drakor banget’ tanpa terkesan cringe.
Namun segalanya tak akan tercapai dengan baik, tanpa kualitas akting dari para pelakonnya, terutama Lutesha.
Tanggung jawab sebagai protagonis yang menggerakkan cerita dan bikin dua kubu penonton saling berdebat, berhasil ditunaikan Lutesha dengan sangat baik.
Di luar drama percintaan segitiga yang menjadi menu utama, ada banyak isu yang disinggung dalam Cinta Tak Seindah Drama Korea.
Isu yang sebetulnya menjadi pembanding, bahwa kisah cinta di dunia nyata tak semulus kisah cinta di drakor.
Segala isu tersebut dihadirkan sebagai subplot yang dibawa oleh karakter Julian, Tara dan Kikan. Bahkan karakter Bimo sendiri juga punya subplot sendiri.
Seperti yang dilakukan Meira di film Imperfect, ia mencoba mengangkat isu-isu kekinian tentang perempuan.
BACA JUGA: REVIEW ‘BILA ESOK IBU TIADA’: DRAMA KELUARGA YANG SUKSES BIKIN NANGIS
Dalam Cinta Tak Seindah Drama Korea, isu insekuritas perempuan terhadap tubuhnya sendiri ditampilkan dalam sosok Kikan yang merasa tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya, usai melahirkan tiga anak.
Ada juga isu KDRT yang dialami oleh Julian dan ibunya. Sedangkan melalui sosok Tara, Meira sedikit menyinggung isu pelecehan seksual yang menjadi sisi gelap dunia hiburan.
Namun sayangnya, segala isu yang hadir, tampak berebut tempat dengan durasi film. Padahal bisa dibilang, durasi film ini sendiri juga tidak sebentar.
Alhasil, segala isu diselesaikan lewat konklusi instan yang kurang terasa memuaskan dan menjadikan isu yang diangkat terasa dangkal.
Bahkan, drama percintaan segitiga antara Bimo-Dhea-Julian harus diakhiri lewat plot twist di menjelang ending dengan clue yang minim.
Jika saja medium ceritanya adalah series dan bukannya film, mungkin Meira punya banyak ruang untuk menggali isu-isu tersebut hingga mampu meninggalkan kesan.
Meski begitu, di luar kekurangannya, film ini merupakan salah satu karya Imajinari yang masih sangat menarik ditonton.
Tak hanya dari akting para cast-nya, visualnya yang nyaman di mata dengan vibe ala Korea, dialognya yang natural, melainkan juga dari scoring dan lagu tema yang dihadirkan.
Siapa menyangka lagu lawas dari Project Pop berjudul Ingatlah Hari Ini terasa lebih modern seperti musik Kpop, setelah dinyanyikan ulang Shakira Jasmine dalam bahasa Korea.
Itulah review Cinta Tak Seindah Drama Korea. Film ini mengajarkan bahwa tak ada kisah cinta yang sempurna, sebagaimana yang ditampilkan oleh Mas Bimo di sini. (*/)