Movies

RAOUSSE: DARI GEROBAK BAKSO SAMPAI BERMUSIK UNTUK MENGOBATI HATI

Raousse mewakili college rock Surabaya yang makin kurang terdengar di skena musik kota. Bagaimana perjalanan mereka yang berawal dari gerobak bakso hingga bisa naik daun seperti sekarang?

title

FROYONION.COM - Malam itu di hari Jumat (25/11), gua bersama mahasiswa lainnya duduk beralaskan beton di Amphitheater Kampus B Unair untuk menikmati acara yang digelar oleh Kemenpolstrat BEM Fisip Unair 2022 bernama BINIPOLITIK (Bincang Komedi Politik). Acara ini dimulai pada jam tujuh malam dan berlangsung selama tiga jam membahas tentang isu politik yang dikemas dengan pagelaran seni mulai dari teater, stand-up comedy, sampai musik. 

Di akhir acara, mereka mengundang college band Surabaya yang sedang naik daun yakni Raousse dan Croud. Gua kenal kedua band ini karena pernah manggung dalam gigs Mlete Sejak Maba. Khusus untuk Raousse, mereka memanfaatkan momen tersebut sebagai ajang promosi dari MV terbaru berjudul Letter. Acara juga ditutup oleh Raousse dengan mengawinkan genre musik hardcore dengan rap.

Raousse ketika tampil di BINIPOLITIK (25/11). (Foto: Dok. Raousse)
Raousse ketika tampil di BINIPOLITIK (25/11). (Foto: Dok. Raousse)

Seusai acara, gua berkesempatan untuk mewawancarai langsung dengan keempat personil mereka tentang Raousse yang sedang naik daun di skena musik Surabaya. Wawancara gua lakukan di tempat yang sama bersama Gemilang sebagai Gitaris dan Vokal utama, Bagus sebagai Gitaris dan Backing Vokal, Imung sebagai Bassist, serta Zikri sebagai Drummer. Selama wawancara berlangsung, Raousse menceritakan tentang pengalamannya dari awal sampai sekarang dan harapannya buat ke depan.

DARI SATU KOMUNITAS, WARUNG, SAMPAI GEROBAK BAKSO

Inspirasi datang dari mana saja mulai dari toilet sampai dikejar hewan liar. Sama seperti Raousse, band ini juga dibentuk dari ketidaksengajaan yang datang dari otak mereka.

“Awal dulu mas, aku sama Bagus ketemu di UKM Sinematografi dan ngerjain proyek bareng. Terus kenalan di warung tengah kota dan sering bahas musik. Lama-lama kita mikir, kok nggak bikin band sekalian aja. Kita juga ngeliat kampus-kampus Surabaya dikit banget buat ngeramein skena musik,” tutur Gemilang. Keduanya saling bersinergi buat ngeband. Sambil nyusun materi, Imung dan Zikri masuk melengkapi sehingga Raousse secara resmi berdiri sejak Desember 2021. 

Mereka kemudian sering nyangkruk bareng di warung bersama mempersiapkan debut. Warung dekat Unesa menjadi saksi dari dipakainya kata Raousse sebagai nama band mereka.

“Gara-gara ada gerobak bakso sih mas di depan warung Unesa Ketintang namanya ‘Raos’. Kita ambil aja namanya tapi dibikin ala-ala Perancis biar keren gitu. Namanya jadi ‘Raousse’, tapi pengucapannya tetep pakai ‘Raos’,” ujar Imung serta tambahan dari Gemilang.

MUSIK SEBAGAI OBAT HATI

Hal menarik dari Raousse selama mereka manggung dalam BINIPOLITIK adalah dengan menampilkan MV baru mereka berjudul “Letter”. Ketika ditanya, mereka berempat sepakat bahwa lagu tersebut sebagai bentuk dalam mencurahkan isi hati. Masih berlanjut, Raousse juga dibentuk atas kesamaan nasib mereka yang berkaitan dengan urusan hati.

(7) Raousse - Letter (Official MV) - YouTube

“Sebenarnya Letter ini mewakili perasaan anak-anak. Kita ini dijadikan satu dalam band musik untuk saling melepaskan emosi. Macam-macam mas mulai dari percintaan, pertemanan, sampai urusan rumah. Makanya kita nulis liriknya sangat dalam karena nggak jauh banget sama tiga urusan tadi,” ujar mereka berempat. 

Manusia bebas mengekspresikan keluh kesahnya seperti memainkan alat musik. Semakin terbiasa bermain, skill menjadi terlihat dan sangat disayangkan jika berhenti begitu saja. Bagi mereka, musik adalah tempat curahan hati dengan instrumen yang dimainkan agar emosi yang dibawa makin terasa. Maka dari itu, lirik dan MV dari “Letter” sangat dalam untuk dihayati.

ALTERNATIVE ROCK, POST-HARDCORE, DAN EMO

Raousse mulai manggung ke beberapa skena musik di Surabaya sambil cari pengalaman. Supaya punya ciri khas, Raousse sering memainkan beberapa genre mulai dari Post-Hardcore, Alternative Rock, dan Emo. Walaupun demikian, pakem mereka dalam bermusik didasari oleh Post-Hardcore. Sebagai acuan, Raousse mengambil Post-Hardcore/Emo dari dua era yakni tahun 90-an mulai dari Texas is The Reason, One Last Wish, Rites of Spring, dan lain-lain. Sedangkan untuk masa modern, Raousse mengambil referensi dari Title Fight. 

Keseringan manggung membuat mereka jadi makin pede, terutama tren pandemi yang mulai menurun menuntun kembali masyarakat meramaikan skena musik. Reaksi dari penonton sangat positif terlebih Raousse mewakili college rock Surabaya. Penonton memuji keberanian Raousse dalam bermusik dengan memainkan berbagai genre sampai berduet dengan genre lain dalam satu lagu. Berkat kerja keras serta pengakuan di ibukota, Raousse ditantang bermain sampai ke Malang sekaligus mengenalkan mereka tentang siklus skena musik luar Surabaya. 

MEDSOS SEBAGAI ALAT BRANDING

“Kita itu terkenalnya gara-gara medsos sih mas. Aku sering upload video latihan kita berempat di IG sama Twitter. Dari sana, sering dibales sama anak-anak gigs Surabaya untuk tetap konsisten. Atmosfernya ya justru dari sana. Makanya medsos kami itu nggak boleh mati,” ucap Gemilang.

Raousse tau bahwa zaman telah berubah dengan segala promosi lebih gencar jika dilakukan melalui medsos. Ketergantungan manusia terhadap internet membuat arus informasi datang dengan cepat. Kondisi yang dimanfaatkan Raousse untuk mengenalkan mereka tanpa harus keluar biaya untuk bikin promosi cetak bergaya klasik. 

Dari sanalah, mereka kenal orang-orang baru dan menawarkannya unjuk gigi dengan tampil nge-gigs di depan puluhan-sampai ratusan orang. Kalian juga bisa mengikuti media sosial Raousse baik dari Instagram, Twitter, maupun YouTube untuk melihat perkembangan terbaru entah dari manggung sampai jadwal rilis lagu baru.

Gemilang bersyukur Raousse sekarang bukan lagi sekumpulan mahasiswa yang hanya menghabiskan waktu di studio. Raousse kini makin dikenal berkat engagement-nya di medsos, merilis musik di Spotify, ditawari jatah manggung acara gigs, dan bisa memutar ekonomi berkat merch yang mereka jual. Ditanya soal nasib Raousse ke depannya, Gemilang mengatakan bahwa mereka berempat belum punya target muluk-muluk karena masih baru. Intinya adalah tetap berkarya bagai mengalir seperti air sungai. Dengan begitu, rezeki akan datang buat orang yang benar-benar tekun.

Fun fact sedikit. Raousse juga akan melakukan rekaman tahun depan dengan merilis mini album berjumlah lima lagu. Mari kita doakan semoga Raousse tetap konsisten mewakili college rock Surabaya sampai bertandang ke kota orang. Tetaplah berkarya seperti Raousse yang tidak pernah berhenti untuk meluapkan emosi melalui instrumen musik. (*/)

  • whatsapp
  • twitter
  • facebook
  • remix
Penulis

Haekal Ali

Mahasiswa yang gabut nulis sesuai jurusannya.